Minggu pagi yang cerah, banyak orang-orang yang pergi berpiknik atau jalan-jalan di hari ini. Begitupun dengan Ardan. Dia saat ini sedang bersiap-siap untuk pergi jalan-jalan dengan seseorang.
Dering ponsel di meja mengalihkan perhatiannya. Dia mengambil ponsel dan menjawab telpon tersebut.
"Halo," ucap Ardan.
"Halo, gimana jadi, 'kan hari ini?"
"Jadi, bentar lagi gue jemput ke rumah lo," jawab Ardan.
Orang di seberang tersenyum, "Yaudah gue tunggu."
"Iyah." Ardan menutup telpon dan segera menyambar jaket serta kunci motornya di atas meja. Dia dibelikan motor oleh Bara 2 hari lalu, beralasan agar Ardan bisa jalan-jalan di sini sebelum pulang ke Indonesia.
Ardan menuruni tangga dengan melihat sekeliling rumah. Dia sedang mencari di mana keberadaannya Ayu ataupun Bara. Setelah sampai di ujung tangga, Ayu datang dari arah dapur sambil membawa jus buah naga.
"Kamu mau kemana pagi-pagi begini?" tanya Mama Ayu.
"Ardan mau keluar sama teman, Mah. Bosen kalau di rumah terus."
Ayu memberikan jusnya pada Ardan dan langsung diminumnya, "Emang kamu udah baikan badannya?."
Ardan mengangguk, "Udah kok, Mah."
"Yaudah gapapa, biar kamu juga gak suntuk di dalam rumah terus. Emang temen kamu cewe apa cowo, Sayang? Gak biasanya kamu semangat ingin keluar gitu?" Ayu menggoda Ardan yang membuat pipi Ardan jadi bersemu merah.
"Cewe, Mah."
"Ciee ciee udah ada pacar ini ceritanya?" ucap Ayu.
Ardan menggeleng cepat, "Bukan, Mah, dia hanya teman Ardan aja kok."
Ayu tertawa, "Padahal pacar juga gak papa. Udah cepat sana kamu berangkat, entar dia nunggunya lama."
"Eh iya astaghfirullah, pasti dia udah nungguin lama. Kalau gitu Ardan keluar dulu, Mah, Assalamualaikum."
Dengan cepat Ardan menyalami Ayu dan segera berlari menuju keluar.Ayu geleng-geleng kepala melihat tingkat Ardan kali ini, "Huh anak itu, eh iya Waalaikumsalam."
°°°°°°
Annisa saat ini sedang menunggu Ardan di depan rumah. Mereka janjian pukul sembilan. Namun, hingga saat ini pukul setengah sepuluh Ardan belum juga menjemputnya.
"Kemana sih, dia? Tadi katanya mau berangkat," monolog nya.
Tak lama setelah itu terdengar suara sepeda motor di halaman depan. Annisa yang sudah tau siapa itu segera bangkit dan menuju ke halaman depan.
Benar saja, Ardan telah sampai. Terlihat saat ini dia sedang melepas helmnya."Maaf gue telat," ucap Ardan.
"Gapapa kali, Dan. Gak lama juga kok, cuma telat setengah jam," jawab Annisa dengan senyum terpaksa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDAN MAHENDRA
Teen FictionArdan Mahendra Menceritakan kisah seorang remaja penikmat luka yang selalu menemani harinya. Apakah Ardan bisa mendapatkan kebahagian atau sebaliknya? °Start : 10 September'22 °Finish : 10 Juli'23 #Cover by Pinterest! [ Isi masih acakadut + belum r...