41°

1.8K 123 55
                                    

"Aku nggak tau apa salah Ardan, kali ini saja hilangkan ego Ayah ... Menolehkan ke belakang, Yah. Mungkin saja di sana ada Ardan menunggu kita untuk menjemputnya pulang."

Arga terdiam termenung. Mendengar kalimat itu membuat hatinya bimbang. Arga sendiri entah mengapa masih belum bisa melupakan kejadian waktu itu. Sangat sulit hatinya untuk mengikhlaskan meskipun sudah bertahun-tahun lamanya. Ingatannya berputar mengingat masa lalu.

Ardan memang putranya, putra bungsunya. Namun, bukan putra ke-dua!

Arga teringat saat Sinta memberitahukan bahwa dirinya sedang mengandung. Kabar itu membuatnya senang sekaligus tidak percaya. Ke-dua keluarga sangat menantikan hadirnya sosok yang akan lahir dari rahim Sinta. Apalagi yang saat itu Sinta mengandung anak kembar.

Kembar tiga sekaligus!

Arga sangat tidak menyangka akan mendapatkan anak tiga sekaligus. Dia sangat siaga, dan selalu menjaga Sinta saat hamil. Sudah banyak peralatan bayi yang mereka siapkan.

Hingga tiba di waktu Sinta akan melahirkan. Sinta yang waktu itu belum sanggup untuk melahirkan secara normal pun dengan terpaksa melakukan operasi Caesar.

Operasi berjalan lancar. Ke-tiga bayinya terlahir dengan selamat. Pertama seorang laki-laki, kedua perempuan, dan terakhir laki-laki.

Entah bagaimana rasanya untuk mengungkapkan perasaannya waktu itu. Arga sangat bahagia, berkali-kali dia memberikan ucapan terima kasih kepada Sinta karena telah membawa malaikat kecil dalam hidupnya.

Arga dan Sinta sangat menyayangi ketiganya. Bahkan nama mereka bertiga sangat mirip.

Argan Mahendra.

Ardina Mahendra.

Ardan Mahendra.

Argan, Dina, dan Ardan. Mereka bertiga bisa disebut dengan triple 'Ar'. Dina si anak tengah, walaupun dia perempuan ... Namanya tetap terdapat kata 'Ar' agar sama seperti kakak, dan Adeknya.

Arga sangat menyayangi Dina. Kalian pasti tau, anak perempuan adalah ratu bagi seorang ayahnya, bukan?

Arga bukan bermaksud pilih kasih. Namun memang Dina lah yang paling Arga utamakan.

Kehidupan keluarganya berjalan seperti biasanya, tanpa ada problem.

Hingga saat mereka bertiga berumur empat tahunan, yang di mana saat itu mereka sudah bisa bermain satu sama lain.

Semuanya berubah. Hal buruk menimpa salah satu dari ketiganya.

Kejadian bermula saat mereka mengadakan liburan ke pantai. Semuanya berangkat dengan gembira, penuh canda tawa.

Gelombang kecil dari pantai serta pandangan yang indah menjadi objek mereka saat tiba di sana. Mereka memilih tempat yang lumayan sepi dari pengunjung.

Ketiga triple Ar berlarian di pinggiran pantai. Ketiga anak itu sangat aktif. Arga juga Sinta hanya memandang mereka yang asyik bermain sendiri.

Argan kecil bermain dengan pasir untuk membuat sebuah bangunan-bangunan kecil, dengan di dampingi oleh Sinta.

Arga berpamitan untuk mengambil handphonenya yang tertinggal di mobil. Dia mengingatkan Sinta untuk mengawasi ketiganya.

Namun, Sinta lupa akan amanah itu. Sinta terlalu sibuk bermain menemani Argan. Hingga tanpa sadar, Ardan juga Dina berlari menuju ke arah pantai.

Kedua kakak beradik itu berlari terus tanpa tau hal buruk yang akan menimpa mereka.
Perlahan tapi pasti, Ardan, dan Dina sampai di tempat yang lumayan dalam untuk anak seusianya.

ARDAN MAHENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang