24°

2K 131 87
                                    

"GILA! AKHIRNYA LO PULANG JUGA, NJING!" teriak Bayu, dia langsung menubruk Ardan dengan pelukan ala cowok

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"GILA! AKHIRNYA LO PULANG JUGA, NJING!" teriak Bayu, dia langsung menubruk Ardan dengan pelukan ala cowok.

Ardan hanya tersenyum dan membalas pelukan Bayu. Dia tidak masalah akan umpatan Bayu tadi.

"Lo ... Bisa-bisanya ngilang gak pulang-pulang. Terlalu nyaman lo di sana? Sampai lupa sama sahabat sendiri," ucap Kenan.

Rangga mengeplak kepala Kenan. Apa dia lupa kalau Ardan di sana karena berobat akibat kecelakaan. Sungguh, kalau bukan sahabat, Rangga rasanya ingin membuang Kenan jauh-jauh.
"Dia sakit, bego di sana," ucap Rangga.

Kenan meringis sambil mengelus kepalanya. Dia lupa akan hal itu. "Gue lupa, Njir," ucapnya yang di tertawain teman sekelas mereka.

"Lo gimana sekarang? Udah baikan? Udah gak sakit lagi? Syukur kalo Lo gak kenapa-napa waktu itu," cerocos Bayu.

"Lo diem deh, Bay. Nyerocos mulu kayak cewek," ucap Rangga.

Mendengar ucapan Rangga yang asal ceplos membuat Bayu langsung kicep.
Ardan yang melihat itu langsung tertawa. Ternyata sikap sahabatnya tidak berubah. Beruntung dia mendapatkan sahabat seperti mereka itu.

"Kalian gak berubah ternyata," ucap Ardan.

"Lo salah, Dan. Mereka bertiga jadi batu saat gak ada lo di sini," sahut Dito, teman sekelas mereka.

"Nah iya bener, Anjir," sahut yang lainnya.

Ardan menoleh melihat Bayu, Kenan, dan Rangga bergantian. Apa itu benar? Kalau benar dia sudah tidak bisa mengatakan apapun, dia sungguh terharu akan ketulusan hati mereka.

Sedangkan yang ditatap hanya diam menundukkan kepalanya, kecuali Rangga.

"Kalian emang sahabat gue. Makasih banget, Bay, Ken, Nga," ucap Ardan.

Bayu, Kenan dan Rangga langsung memeluk Ardan hangat. Persahabatan mereka sangat kuat hingga tidak akan pernah terputuskan.

Teman sekelas mereka yang melihat itu juga merasa terharu. Mereka menjadi saksi atas ketulusan persahabatan itu. Banyak yang iri karena juga menginginkan sahabat yang ada saat kita butuh seperti persahabatan Ardan itu.

°°°°°°

Bel istirahat sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Kini mereka berempat sedang makan di kantin. Setelah ujian tadi, Bayu dan Kenan selalu mengeluh karena tidak dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tadi.

"Sumpah, tadi yang bagian esai gue jawab asal-asalan," ucap Kenan dengan lemas.

Bayu mengangguk, "Gak cuma lo, Ken. Bahkan yang pilihan ganda gue cap-cip-cup karena udah mentok nih kepala," sahutnya.

"Udahlah terima aja nasib kalian," ucap Rangga yang ditertawai Ardan.

Saat mereka sedang asyik-asyiknya menikmati makanan dengan bercanda gurau, seseorang menghampiri meja mereka.

ARDAN MAHENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang