Ardan menghela napas panjang, ia tidak menyangka akan seperti ini jalan takdirnya.
Semua rencana yang ia buat untuk bahagia dengan keluarganya seakan tidak direstui oleh Tuhan. Sudah banyak cara tapi tidak ada satupun yang menghasilkan keberuntungan."Hingga Akhirnya aku akan tetap sendirian di dunia ini."
Ardan menghiraukan pikirannya tadi, dia mengambil handphone Mama Ayu yang tadi dia taruh di sampingnya.
Dengan cepat Ardan mengetik nomor telepon Bayu dan menelponnya.
2 panggilan tidak terjawab. Ardan masih terus mencoba untuk menelpon Bayu.
Sedangkan dilain tempat, tepatnya disekolah Bayu sekarang lagi misuh-misuh lantaran ia dihukum keluar dari kelas karena suara handphonenya.
Guru mengira dia telah bermain handphone saat pelajaran, padahal ada seseorang yang menelpon.
"Ini siapa sih? Gak tau apa gue lagi sekolah." Bayu semakin ngedumel karena seseorang terus menelponnya.
Akhirnya Bayu mengangkat telpon tersebut meskipun dengan perasaan dongkol.
"HALO SIAPA SIH INI!! GUE LAGI SEKOLAH WOY, TELPON AJA!!." Bayu langsung teriak setelah mengangkat teleponnya.
Sedangkan Ardan yang menelpon Bayu langsung menjauhkan handphonenya dari telinganya karena memang suara Bayu sangat menggelegar.
"Halo," ucap Ardan.
Bayu mematung saat mendengar suara Ardan. Dia tahu betul bagaimana suaranya Ardan.
"Halo ... Dan ini lo, kan? lo dimana, Lo baik-baik aja 'kan. Udah sebulan lo menghilang. Kita semua panik nyariin lo, Dan." Bayu langsung menyerbu Ardan dengan pertanyaannya.
Ardan disana terkekeh, setidaknya dia mempunyai sahabat yang sangat menyayanginya.
"Gue baik-baik aja kok. Sekarang gue lagi di Singapura."
"Singapura? ... Lo disana sama siapa? Tapi beneran lo gak kenapa-kenapa, kan?" Bayu masih belum sepenuhnya percaya akan ucapan Ardan.
"Iya gue baik-baik aja kok. Gue disini sama Mama Ayu dan Papa Bara. Mereka yang merawat gue semenjak kecelakaan," jelas Ardan.
"Syukur deh kalau lo baik-baik aja. Gue kasih tau yang lainnya gimana keadaan, Lo."
"Oh ya, Lo kapan balik lagi ke Indonesia? Kita semua udah kangen sama Lo," ucap Bayu lagi.
"Mungkin sekitar semingguan lagi, nunggu kepulihan gue. Bay gue boleh tanya gak?" Ardan ingin menanyakan sesuatu kepada Bayu.
"Bolehlah, Lo mau tanya apa?."
"Gimana keadaan keluarga gue?." Bayu mematung mendengar pertanyaan Ardan. Dia binggung harus berkata seperti apa, takutnya nanti dia salah ngomong jadi berabe.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARDAN MAHENDRA
Teen FictionArdan Mahendra Menceritakan kisah seorang remaja penikmat luka yang selalu menemani harinya. Apakah Ardan bisa mendapatkan kebahagian atau sebaliknya? °Start : 10 September'22 °Finish : 10 Juli'23 #Cover by Pinterest! [ Isi masih acakadut + belum r...