Suara berisik para murid dan alat - alat makan mengisi ruangan itu. Ini pertama kalinya Camille makan di ruang makan Mc.Kenzie High School.
Bak makan di hotel berbintang. Chefnya pun bisa dilihat dari tempat duduk Camille.
"Apa? Edwin menolongmu?" Sally melotot ke arah temannya itu.
Bagaimana bisa ia ditolong oleh salah satu primadona Mc.Kenzie?
"Begitulah. Aku juga tidak menyangka. Sama sepertimu"
"Dia mengikutimu?" Sally masih penasaran."Tidak, awalnya aku ada janji makan malam bersama tante ku di restoran dekat apartemen. Disana aku bertemu mereka bertiga lagi. Sial sekali. Kenapa aku selalu bertemu dengan mereka? Lalu aku pulang lebih dulu daripada Dad. Sepanjang perjalanan seperti ada yang membuntutiku. Rupanya Edwin melihat hal tersebut sejak aku keluar dari restaurant itu. Dia bilang bahwa ia mengkhawatirkanku jadi ia mengikutiku sampai ke halaman apartemenku"
Camille menceritakan kejadian semalam yang masih tak disangka sekaligus hal yang membuatnya tersenyum jika ia mengingatnya. Entah apa sebabnya.
"Wah sepertinya kau punya pelindung baru, Cam"
"Kau ini bicara apa sih. Sudah, lanjutkan makan mu" Balasnya lalu kembali menyuap makan siangnya.Sebenarnya ada perasaan senang di benak Camille. Entahlah perasaan dari mana itu.
Tiba - tiba orang yang baru saja di bicarakan muncul di pintu masuk. Astaga!
Ketiganya mulai mengambil makanan dan mencari - cari tempat yang kosong. Camille melirik ke sebelah meja yang ia duduki.
Sial.
Tempat itu kosong, mereka pasti akan duduk disana.
Seperti membaca pikirannya, ketiga pria itupun langsung melangkah ke arah kursi kosong itu. Edwin langsung menyadari Camille sedang duduk di meja sebelahnya.
"Sst cam. Pelindungmu sedang memerhatikanmu" bisik Sally yang menyadari ketiga nya mulai duduk di sebelah meja mereka.
"Pelindung apanya? Kau ini. Jangan sembarangan begitu" Camille mendengus pada temannya itu. Melihat Edwin, membuat Camille teringat kejadian semalam.
Mereka bertiga mulai makan. Camille berusaha seakan - akan tidak mengetahui kalau mereka ada di sebelahnya dan melanjutkan makan nya.
Saat sedang menikmati makan nya, Camille merasa sedang diperhatikan. Ia menoleh ke arah Shane duduk.
Benar.
Shane sedang memandangi dirinya yang sedang makan. Wajahnya seperti biasa. Datar tanpa ekspresi. Sepertinya wajah friendly nya itu hanya berlaku untuk Jullian dan Edwin saja. Tidak untuk orang asing.
Saat Camille menatap Shane, ia pikir Shane langsung membuang muka.
Ternyata tidak!
Ia justru terus memandangi Camille tanpa henti. Camille yang risih pun langsung melanjutkan makan nya kembali dan berusaha untuk tidak memedulikan pandangan Shane.
"Cam. Apa kau sadar? Sedari tadi Shane memandangimu. Apa masalahmu dengannya?" Sally lagi - lagi berbisik pada Camille. Ia heran melihat Shane yang diam mengamati Camille yang sedang makan.
"Ya. Aku tahu. Aku juga tidak tahu mengapa dia melihatku seperti itu. Risih sekali" Ujung mata Camille masih bisa melihat kalau laki - laki itu masih memandanginya, ia sudah tidak tahan lagi.
Gadis itu meletakkan sendoknya dan menoleh ke arah Shane.
"Apa yang kau lihat?" Tanyanya sinis kepada Shane.
KAMU SEDANG MEMBACA
PAYBACK
RomanceSeorang gadis yang ingin mencoba kehidupan barunya di singapura bersama ayahnya, hingga bertemu kembali dengan sahabat lamanya. Dan akhirnya mereka berteman kembali seperti dulu kala, hingga suatu hari gadis itu bertemu dengan lelaki primadona di se...