CHAPTER 10

5.9K 325 0
                                    


"Cam! Sebaiknya kau periksa lokermu. Tadi aku mendapati seseorang membukanya" kata Sally pada Camille yang masih menyelesaikan tugasnya.

"Sudahlah tidak ada juga barang yang akan ia ambil. Tidak ada barang yang penting disana"
"Hmm, kau ini. Harusnya berterima kasihlah padaku karena sudah memberitahumu ini"
"Kalau begitu terimakasih Sally yang baik hati" sahut Camille sambil menoleh pada temannya dan menyunggingkan senyum semanis - manisnya itu.

Sally hanya tertawa. Tak lama bel tanda istirahat sudah habis itu berbunyi. Camille langsung membereskan barang - barang di mejanya dan mulai mengambil buku untuk mata pelajaran selanjutnya.

Tak lama ia melihat Shane yang berjalan menuju tempat duduknya. Saat melewati gadis itu, ia tidak menoleh sedikit pun. Sepertinya ia masih marah dengan Camille akibat kejadian waktu itu.

Camille menghembuskan nafas pelan melihat Shane yang masih tidak menegurnya, lalu kembali mengambil buku mata pelajaran selanjutnya.

Bel pulang berbunyi. Seluruh murid pun langsung berhamburan keluar kelas. Camille juga langsung berjalan menuju lokernya untuk memindahkan buku - buku yang ada di tasnya agar tidak terlalu berat.

Saat membuka lokernya, ia terkejut melihat apa yang ada di dalam lokernya itu. Sebuket bunga mawar berwarna peach ada disana.

Camille mengambilnya.

Terdapat secarik kertas di bungkusnya.

'Semoga kau menyukainya:)'

lalu Camille tersenyum. Bunga tersebut seakan - akan menyemangatinya.

"Ini kedua kalinya ia mengirimkan sesuatu padaku. Sebenarnya siapa dia?" Katanya sendiri sambil terus mengamati buket bunganya.

Lalu Camille membawanya pulang dan segera menutup lokernya. Ia berbalik lalu melihat Shane yang sedang berjalan akan berpapasan dengannya.

Laki - laki itu pasti mengetahuinya kalau ia sedang berdiri di sana, tapi ia seakan - akan tidak tahu. Camille terus menatapnya lewat.

"Shane" panggilnya.

Laki - laki itu hanya berhenti. Kemudian Camille berjalan mendekatinya.

"Apa kau masih marah padaku?" Laki - laki itu hanya meliriknya sebentar, tanpa mengeluarkan sepatah kata pun.

"Terserahlah. Aku hanya ingin minta maaf padamu atas kesalahanku. Aku tidak tahu apa salahku, dan kau pun bahkan tidak mengatakannya" laki - laki itu tetap diam dengan wajah datarnya.

Camille jadi kesal sendiri melihatnya tetapi juga masih merasa tidak enak.

"Kau mau memaafkannya atau tidak itu terserah padamu. Aku pergi"
"Bungamu bagus, seperti orang yang memegangnya sekarang. Pasti dari pujaan hatimu itu" jawab laki - laki itu dengan nada yang tidak enak didengar sama sekali.

Camille langsung melihat buketnya dan menatap Shane. Tapi tak lama ia sudah pergi meninggalkan Camille disana.

"Apa maksudnya? Astaga, aku bicara apa dia membahas apa. Padahal baru saja aku menemukan sifatnya yang lembut itu, tetapi sekarang dia sudah kembali ke sifat lamanya. Ah Camille bodoh sekali!"

Camille mendengus kesal.

***

Sepulang sekolah Shane langsung mengganti bajunya dan pergi ke kebun belakang rumahnya.

Ia teringat pada Camille yang meminta maaf padanya tadi. Ia jadi merasa tidak enak sendiri sudah menatapnya dengan tatapan datarnya itu.

Tatapannya adalah tatapan yang paling ditakuti oleh seluruh murid Mc.Kenzie.

PAYBACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang