EPILOG

8.8K 456 40
                                    


Camille menelusuri taman belakang gedung dengan bingung. Tangan kanannya sudah digenggam Shane yang ada di sampingnya. Ia terus bertanya pada laki - laki itu kemana mereka pergi, tapi Shane terus menjawab dengan jawaban yang sama.

"Tempat yang gelap dan mengerikan"

Tidak mungkin, biarpun itu mungkin tapi tidak masalah. Toh, Camille juga bersama Shane saat ini jadi ia pasti akan baik - baik saja.

Mereka berhenti di sebuah rumput hijau yang sekelilingnya dikelilingi pohon dan lampu diujung sudut. Di tengah - tengah mereka ada kursi kayu. Bagaimana Shane mengetahui tempat ini?

"Duduklah, tunggu sebentar. Aku akan kembali" Shane berbalik tetapi Camille segera meraih lengannya.

"Jangan lama - lama. Aku takut sendiri di sini"
"Tidak akan, sayang" jawabnya sambil tersenyum lalu pergi.

Camille meletakkan kedua tangannya di atas lutut dan menunggu dengan tenang.
Rupanya benar, Shane sudah datang membawa sebuah buket bunga mawar berwarna putih bersih yang amat sangat cantik. Camille melebarkan matanya melihat apa yang dibawa laki - laki itu ke arahnya.

"Kurasa dari caramu melihatnya kau langsung menyukainya" Shane sudah berdiri di depan gadis itu.

Sepertinya ia sadar dengan ekspresi Camille barusan. Ia menunduk berlutut ke depan Camille.

Jantung Camille berdebar kencang saat melihat apa yang dilakukan saat ini. Kini wajahnya sudah berada tepat di depannya tetapi sedikit lebih rendah. Apa yang akan dilakukan si bodoh ini?

"Ambillah, aku ingin sekali memberikan ini padamu. Walaupun kau mungkin sudah mendapatkan buket bunga di atas sana tadi tapi aku ingin memberikannya lagi khusus dariku"

Shane mengatakannya sungguh - sungguh sambil terus menatap Camille lembut. Gadis itu terpaku, ia tidak tahu ingin menjawab apa, tapi ia tidak langsung mengambil buket tersebut.

"Untuk apa kau memberiku ini?" Tanyanya mencoba mengerti maksud Shane yang sebenarnya.

"Aku ingin kau tahu kalau aku benar - benar mencintaimu Camille Anderson. Mawar ini mungkin akan layu, tapi rasa sayang ini akan terus bermekaran seperti keadaan bunganya saat ini. Aku berjanji, jadi ambillah" kata Shane dengan jelas.

Camille kehabisan kata - kata. Laki - laki yang ada di depannya benar - benar mengambil hatinya. Mau tak mau senyumnya kembali mengembang dan mengambil bunga itu perlahan.

"Terima kasih tuan Arogan ku"

Rupanya Shane belum selesai! Ia meraih tangan Camille yang membuat darahnya semakin berdesir cepat. Apa lagi sekarang?

"Aku mungkin sudah sering mengungkapkan perasaanku padamu. Tetapi yang belum tersampaikan saat ini adalah kau menjawabnya secara resmi dan sungguh - sungguh"

Shane mengelus bahu tangannya itu dengan pelan. Ia kembali menatap Camille dan terus tersenyum hangat kepada gadis itu. Camille langsung mengerti maksud laki - laki yang ada di depannya ini. Ia tahu harus melakukan apa sekarang.

"Aku menyayangimu, dan kau sudah tahu itu betapa bersarnya perasaan ini terhadapmu Camille Anderson. Jadi, maukah kau menjadi.." Omongannya terputus. "ah tidak! Aku tidak ingin langsung memintamu untuk menjadi tunanganmu, itu terlalu cepat. Apakah kau bersedia terus bersamaku kapanpun dan dalam keadaan apapun? Aku janji akan menjagamu dan tidak akan pergi seperti yang sebelum - sebelumnya. Kau mau kan Camille?"

Ungkapan perasaan yang kesekian kalinya dilakukan oleh Shane selalu berhasil membuat hatinya luluh. Camille tidak pernah bosan mendengar laki - laki itu mengungkapkan isi hatinya. Justru kali ini yang didengarnya adalah keseriusan dari dalam diri Shane dan ia sudah tahu jawabannya.

PAYBACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang