CHAPTER 8

6.8K 355 4
                                    


Shane sudah siap. Ia tinggal keluar kamarnya dan sarapan sejenak.

Saat melangkah menuju ruang makannya, dilihatnya kakaknya sudah ada disana.

Sejak kapan Olive sampai?

"Kau sudah siap ternyata. Ini roti isi yang sudah kubuatkan untukmu" katanya pada Shane sambil menyodorkan roti isi pada adiknya itu.

"Kau sudah lama?" Shane sudah duduk di hadapan kakaknya itu.

"Hmm. Makanlah, lalu akan kuantar kau ke sekolah"
"Tumben sekali. Oh ya, kau tidak kembali ke Amerika?"

Shane heran, biasanya kakaknya hanya menetap sekitar satu minggu. Tetapi ini sudah sekitar dua minggu kakaknya masih di Singapura.

"Aku mengambil cuti. Sesekali seorang model juga butuh istirahat" jawab kakaknya.

Shane hanya ber oh panjang.

Setelah selesai menghabiskan roti isinya, Shane memakai jaketnya kemudian berjalan menuju mobil kakaknya itu. Jarang - jarang kakaknya datang ke rumahnya sepagi ini. Jadi Shane sangat senang diantar oleh sosok pengganti ibunya itu.

"Bagaimana sekolahmu? Baik - baik saja kan?"
"Ya. Kau? Fashionmu? Apa ada masalah?"
"Tidak ada"

kakaknya diam sebentar. "Kau sudah punya kekasih?"

Tiba - tiba kakaknya membahas itu. Shane langsung menoleh ke arah kakaknya yang sedang fokus mengemudi.

"Kenapa kau menanyakan itu?"
"Tidak apa - apa, memangnya ada masalah?" Olive meliriknya sebentar.

"Tidak. Aku tidak punya kekasih. Kau tahu sendiri kan kalau aku tidak percaya pada cinta pertama"
"Hei! Kau jangan berprasangka seperti itu. Buktinya cinta pertamaku berhasil"

Olive memukul pelan kaki adiknya itu. Shane pun langsung kaget dan menoleh ke arah kakaknya lagi.

"Itu kan cinta pertamamu, bukan cinta pertamaku" Shane berusaha membela diri.

"Sama saja. Kau ini sudah kelas tiga menengah atas. Tidak sampai setahun kau sudah lulus. Masa mudamu kau habiskan dengan belajar? Ya ampun, bahkan kudengar banyak diluar sana yang mengejarmu. Kenapa kau tidak tertarik sedikit pun?"

Olive mulai mengomelinya.

"Aku mulai tidak tertarik terhadap wanita sejak wanita yang paling menarik perhatianku meninggal dunia" kata Shane sambil menatap ke depan.

Lagi - lagi ia teringat ibunya.

"Aku mengerti. Tetapi setidaknya kau harus tertarik pada seorang wanita. Kau harus merasakan bagaimana jatuh cinta. Tetapi terserah padamu. Dan asal kau tahu, aku punya firasat tentangmu, Shane"
"Firasat apa?"

Shane penasaran.

"Kurasa saat kau mulai mengetahui rasanya menyukai dan menyayangi wanita, kau tidak bisa melepaskannya pergi" Shane menyimak kata - kata kakaknya itu.

Ada rasa tidak percaya baginya, tetapi semua firasat yang dirasakan kakaknya terhadap dirinya itu biasanya terbukti. Tetapi lihat saja untuk yang kali ini. "Kau tahu sendiri kan bagaimana firasatku terhadapmu itu? Selalu terbukti" tambahnya.

"Semoga saja kali ini firasatmu terbukti lagi" sahut Shane sambil berpikir.

Kakaknya mengambil tasnya yang ada di jok belakang. Ia buka tas itu lalu memberikan sebuah sweater untuk perempuan berwarna navy blue kepada adiknya.

"Ini. Berikan ini kepada gadis yang membuatmu jatuh hati jika kau sudah mendapatkannya. Walaupun mungkin berujung gagal, tapi setidaknya kau sudah pernah memberikan sesuatu kepada seorang cinta pertamamu. Dan juga aku menyarankan padamu. Jika kau sudah mendapatkannya, kau jangan langsung berpikir kalau cinta pertama tidak akan berhasil. Kau harus membuat kebalikan dari opinimu itu. Pertahankanlah dia selagi kau mampu. Don't think u can get any girl. 60% orang di dunia memiliki opini yang sama denganmu, Shane. Kau harus menjadi bagian dari 40% itu. Bagiku juga awalnya sulit, tapi kau lihat sendiri kan bagaimana aku sekarang?"

PAYBACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang