CHAPTER 6

7K 377 1
                                    


Sally dan Camille sedang duduk di kursi panjang yang ada di pinggir lapangan sekolahnya. Hari sabtu sekolahnya tidak melaksanakan kegiatan belajar. Jadi hari itu adalah hari bebas bagi seluruh murid Mc.Kenzie.

"Bagaimana keadaanmu? Kau sudah sembuh total?" Tanya Camille.

Sahabatnya itu akhirnya kembali masuk ke sekolah setelah 2 hari izin.

"Ya. Kau tahu, kemarin kupikir aku akan mati. Badanku sudah tidak bisa bangun. Tetapi ibu dan ayahku langsung menyuruhku makan apapun yang kumau. Karena mereka bilang lawan dari sakit hanyalah makanan. Saat kau sakit pasti tidak ingin makan, kan? Jadi sebenarnya itulah musuh sejati penyakit" kata Sally seperti biasa.

Ia sudah kembali bercerita panjang. Camille pun sedikit merindukan celotehannya itu.

"Aku setuju dengan orang tuamu. Memang benar itulah musuh penyakit yang ada di tubuh kita"
"Hmm. Kau tidak merindukanku?" Tanya Sally.

"Tentu saja aku merindukanmu. Kau tahu? Aku sendirian pergi ke ruang makan yang besar itu. Itu sungguh tidak nyaman. Waktu itu Edwin dan Jullian sempat duduk bersamaku. Mereka kehabisan tempat duduk, jadi langsung bergabung denganku. Andai saja kau masuk saat itu, kau pasti akan sangat senang, bukan?" Camille bisa melihat Sally yang terkejut mendengar ceritanya itu.

"Ya tuhan benarkah? Sial. Penyakit sial. Kalau aku tidak sakit, aku kan bisa melihat mereka dengan jelas" sesal Sally.

Ia langsung mumukul kepalanya pelan.
"Hei jangan begitu. Kata ibuku, kalau seseorang menderita sakit itu berarti ia hendak naik pangkat. Bukan pangkat pekerjaan atau jabatan. Maksudnya ia akan menjadi seseorang yang lebih baik. Ya kurang lebih begitulah. Aku juga tidak mengerti maksudnya, tetapi intinya begitu" jelas Camille.

"Yaya. Kau, kenapa menjadi dekat dengan mereka begitu? Bagaimana bisa, Cam?"

Memang itulah yang ada di benak Sally. Ia heran bagaimana bisa Camille kenal dengan 3 primadona di Mc.Kenzie itu?

"Tidak. Aku hanya lebih mengenal Edwin dari semuanya. Memangnya kenapa?"
"Tidak, aku hanya heran saja. Selama hampir tiga tahun aku bersekolah disini, baru kaulah orang asing yang kenal dekat dengan mereka"

"Kau ini berlebihan sekali. Lagipula mereka sama saja seperti yang lainnya. Kau hanya perlu sedikit lebih mengakrabkan diri saja pada mereka. Respon mereka juga baik, kecuali Shane"
"Tetapi tetap saja aku tidak berani. Tatapan mereka dingin sekali kalau bertemu dengan orang yang tidak dikenalnya. Jadi bagaimana aku bisa langsung mengakrabkan diri?"

Sally mulai iri dengan Camille. Ia ingin sekali bisa mengenali primadona sekolah itu sebaik Camille.

"Oh ya, kau dicari oleh Edwin dan Jullian saat itu. Mereka bertanya 'dimana temanmu? Sally?' Aku jawab kau sedang sakit" mata Sally melebar saat mendengar cerita Camille.

"Benarkah?" Tanyanya masih tidak percaya.

Camille pun hanya tertawa dan menganggukkan kepalanya. Sally langsung terlihat senang sekali.

Camille hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu.

"Yasudah, aku akan ke perpustakaan sebentar untuk mengembalikkan buku yang kupinjam kemarin. Kau mau ikut?" Camille menawarkan pada Sally.

"Tidak, kau salah orang mengajakku kesana. Aku tidak suka aroma buku - buku yang ada di perpustakaan itu. Aku disini saja"
"Baiklah, aku pergi" Camille bangkit dan mulai berjalan menuju kelasnya untuk mengambil buku yang ia maksud.

Buku yang ia pinjam sudah ada di tangannya. Gadis itu melangkah keluar kelasnya.

"Hei Cam! Kau mau kemana?" Ia berpapasan dengan Edwin di pintu kelasnya.

PAYBACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang