CHAPTER 19

6.9K 315 2
                                    


Camille duduk di kursi panjang di belakang sekolahnya. Ia sedang tidak sedih, hanya perlu sendiri di sana karena perasaannya sedikit tidak enak.

Tidak terasa ia sudah sekitar 4 bulan berada di sekolah itu. Ia mulai merasa nyaman di sana.

Ia menghirup udara dalam - dalam dan menghembuskannya. Mungkin suatu hari nanti ia akan merindukan tempat ini.

Tak lama ponselnya bergetar. Ayahnya ternyata menghubunginya.

"Ya Dad?"
"Apa kabar putriku? Kau tidak mengacau kan?" Kata ayahnya di seberang sana.

Sepertinya ia sedang berbicara sambil tersenyum.

"Tidak, tenang saja. Bagaimana denganmu, Dad?"
"Baik seperti biasanya. Kau sudah mendengar kabar tentang kedatangan Luke kan?"
"Ya. Kapan dia akan kemari?"
"Besok ia berangkat. Mungkin sekitar pukul 5 sore dia sudah sampai. Kau bisa menjemputnya kan? Kudengar tante Abby masih memiliki beberapa pekerjaan" Camille juga masih ingat hal itu. "Ya, dia sudah memberitahuku juga sebelumnya. Dad tenang saja" jawab Camille.

"Baiklah kalau begitu. Yasudah, Dad hanya ingin memberitahumu itu. Kau baik - baik di sana. Dah" Camille tersenyum.

"Dah"

gadis itu mematikan teleponnya.

Beberapa saat kemudian, teleponnya bergetar lagi. Camille menatap layar ponselnya. Tertera nama Chloe di sana. Ia segera mengangkatnya.

"Ya ada apa?"
"Kenapa teleponmu sibuk? Aku sudah berkali - kali mencoba menghubungimu"
"Dad tadi meneleponku, kenapa? Ada info baru?" Jawab Camille tetap tenang. Sepertinya sepupunya itu terdengar terburu - buru.

"Pulang sekolah, apa kau bisa pergi ke rumahku? Jaden bilang dia ada tugas sekolah dan memintaku menemaninya di rumahnya. Aku ingin mengajakmu, siapa tahu kau menemukan sesuatu di rumahnya?"
"Ya, tentu saja aku bisa. Tapi, apa Jaden tidak curiga kenapa tiba - tiba aku ikut dengan kalian?" Camille memastikan.

"Tidak - tidak. Nanti aku beralasan saja kau baru datang jadi aku tidak enak kalau meninggalkanmu. Kuajak saja sekalian. Begitu"
"Kau pandai berbohong ya rupanya. Yasudah kalau begitu. Nanti sepulang sekolah aku langsung pergi ke rumahmu"
"Baiklah, sampai jumpa" Camille menutup teleponnya.

Ia jadi tidak sabar menunggu kepulangan sekolah. Semoga saja ia akan menemukan beberapa informasi baru tentang Jaden di sana.

"Ada apa sebenarnya? Ahh Cam, tenang saja. Tidak akan terjadi apa - apa" katanya sendiri sambil memukul dadanya pelan.

Perasaan gelisahnya itu masih ada. Tapi ia memastikan dirinya sendiri kalau tidak akan terjadi apa - apa.

Gadis itu segera beranjak dari sana dan berjalan menuju kelas.

Sampai di depan pintu kelas, terdapat Shane sedang berdiri di sana. Camille memperlambat jalannya. Laki - laki itu langsung menyadari kalau Camille ada di sana. Ia langsung menatap gadis itu.

Seperti biasa, dengan tatapan dinginnya.

Camille hanya melihat sebentar dan melangkah masuk. Saat sudah di dekat pintu, laki - laki itu berdiri di tengah - tengah pintu sambil memasukkan tangannya ke kantong celana.

Camille memasang wajah kesal.
"Darimana saja kau? Aku sudah keliling sekolah ini, tapi tidak menemukanmu"
"Minggir"
"Tidak. Jawab dahulu pertanyaanku"

Camille menatap laki - laki itu.
"Tempat biasa. Kau bodoh atau bagaimana? Kau sendiri tahu kalau aku selalu di sana? Itu bahkan tempat kesukaanmu juga" lalu Camille mendorong badan Shane ke pinggir pintu dan berhasil masuk ke kelas.

PAYBACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang