CHAPTER 4

7.9K 430 1
                                    


Hari ini Camille istirahat seorang diri.

Sally tidak masuk. Ia sakit. Wah dia juga bisa sakit rupanya? Pikir Camille.

Sebenarnya ia malas pergi ke ruang makan itu sendirian. Apalagi ia tidak mengenal siapa - siapa disana. Tetapi apa boleh buat, perutnya terasa lapar. Ia tidak sempat sarapan pagi tadi. Jadi mau tak mau ia pergi sendirian ke ruangan yang super besar itu.

Setelah mengambil makanannya, ia langsung mencari tempat duduk yang kosong.

Terdapat satu sisa kursi di samping kaca besar menghadap taman belakang sekolahnya yang masih kosong. Gadis itu melangkah menuju tempat itu sambil membawa makanannya.

Taman tersebut benar - benar terlihat jelas dari atas. Suasana disana sangat tenang. Terdapat pohon - pohon besar yang rimbun dan hanya ada dua kursi panjang. Ia menarik kursi dan duduk di samping kaca tersebut.

Sepertinya sesekali Camille harus kesana kalau ia sedang ingin sendiri. Tidak ada orang yang melihatnya kecuali murid yang sedang menduduki kursi nya saat ini.

Lalu matanya mendapati seorang laki - laki yang sedang berjalan menuju salah satu kursi panjang disana.

Dari postur tubuh dan rambutnya, Camille merasa familiar.

Bukankah itu Shane?

Difokuskan pandangannya pada laki - laki itu.

Benar. Tidak salah lagi.

Caranya duduk pun sangat mencerminkan sosok tuan arogan itu. Kakinya dilipat seperti biasa. Sedang apa ia disana?

"Ehm, Permisi. Apa kami boleh duduk disini?" Camille langsung menoleh ke arah datangnya suara.

Jullian. Tepatnya ia sedang berdiri bersama Edwin.

Gadis itu menatap mereka bergantian. Ia heran.

Mereka? Duduk denganku?

Murid - murid yang melihat kejadian itu pun seketika langsung menoleh ke arah meja nya. Camille langsung merasa canggung.

"Engg.. Iya boleh. Duduklah. Aku juga sedang sendirian disini"
"Ahh baiklah. Seperti yang kau lihat. Semua meja sudah penuh" katanya langsung menarik kursi.

"Mana temanmu itu? Sally?" Lanjut Jullian yang sudah ada tepat di depannya.

"Katanya ia sedang sakit. Jadi mau tak mau aku kesini sendirian" Camille masih gugup.

Bagaimana tidak? Para murid - murid itu langsung memandang ke arah nya dan ada juga yang sedang berbisik. Camille sudah tahu apa yang sedang mereka bicarakan.

Jullian hanya ber-oh panjang.

"Kalian? Dimana Shane?" Ia mencoba mengakrabkan dirinya dan memastikan kalau laki - laki yang ia lihat di taman itu benar - benar Shane.

"Dia sedang murung. Entahlah apa sebabnya. Sejak kejadian dua tahun lalu ia menjadi seperti ini" kini giliran Edwin yang menjawab.

Camille pun hanya mengangguk pelan lalu melihat kearah luar taman lagi. Laki - laki itu masih disana.

"Kau tinggal bersama ayahmu disini?" Tanya Jullian dengan mulut yang berisi makanannya.

"Ya"

Kenapa ia tiba - tiba membahas ini? Gumam Camille dalam hati.

"Dimana?"
"Apartemen milik Bradley" sela Edwin cepat.

Jullian langsung menoleh ke arah Ed. Ekspresinya kaget. Begitu pula dengan Camille yang tidak jadi menyuapkan makanan ke mulutnya

PAYBACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang