CHAPTER 9

5.9K 338 1
                                    


Camille sudah sarapan pagi tadi. Perutnya masih kenyang, jadi ia memutuskan untuk tetap di kelas saat istirahat. Ia sedang membereskan buku - bukunya saat sahabatnya itu datang.

"Kau tidak makan?" Tanyanya.
"Tidak. Aku masih kenyang karena sarapan pagiku tadi" jawab Camille.

"Oh begitu. Yasudah, aku ke ruang makan sendiri saja. Nanti kalau aku mengajakmu, perutmu malah tambah kenyang. Dah" sahutnya lalu meninggalkan Camille.

Ia hanya tersenyum melihat kelakuan temannya itu.

"Shane! Kau tidak makan?" Teriak Jullian dari tempat duduknya.

Camille langsung melirik ke arahnya itu. Edwin juga sudah menunggu jawaban dari Shane. Camille memasang pendengarannya untuk mendengar jawaban dari laki - laki yang duduk di belakangnya itu.

"Tidak, aku tidak lapar. Kalian pergi saja"

Jawab Shane.

"Yasudah kalau begitu" Edwin dan Jullian pun melangkah keluar kelasnya. Camille yang melihat itu langsung mengambil earphone nya. Hal yang biasa ia lakukan kalau sedang dilanda bosan.

Baru saja akan memasang ke telinganya, kursinya terasa ditendang. Camille pun terkejut.

"Hei, kau sudah sembuh?" Tanya laki - laki itu. Camille pun mau tak mau menoleh sambil mendengus kesal.

"Kau bisa langsung bertanya padaku tanpa menendang, kan? Tidak tahu sopan" kemudian laki - laki itu mengangkat kursinya dan meletakkannya di samping meja Camille.

Mata Camille melebar melihat apa yang dilakukan temannya itu.

"Mau apa kau kesini?"
"Kau belum menjawab pertanyaanku" ia tersenyum jahil.
"Intinya sudah lebih baik. Kau tahu? Bahumu tidak begitu manjur, sampai di rumah kepalaku masih sakit" keluhnya.

"Bagaimana mau manjur jika belum dibayar. Sini, mana uangnya"
"Ah, aku juga tidak membawa uang sekarang. Tenang saja! Aku juga tidak akan kabur darimu"
"Kalau kau kabur pun pasti akan kucari. Baiklah, sebagai gantinya kau harus menemaniku makan siang sekarang. Ayo!" Laki - laki itu menarik tangannya pergi menuju keluar kelas.

Camille hanya mengomel sambil berusaha melepaskannya.

Tapi tetap tidak berhasil.

"Hei! Kau tadi bilang kalau kau tidak lapar, kan? Lalu kenapa kau minta kutemani makan?" Camille mulai kesal.
"Kenapa? Kau juga belum ada uang untuk menggantinya kan? Daripada aku memintamu mengganti uang, lebih baik temani aku saja. Apa susahnya?"

Camille hanya diam.

Ia menghembuskan nafasnya dengan keras. Benar juga, pikirnya. Hanya menemani makan saja, apa susahnya?

Susahnya adalah ia seorang primadona sekolah!

"Ayoo, kau harusnya senang pergi makan siang dengan primadona sekolah. Banyak yang mengajakku, tetapi selalu kutolak. Dan hanya kau satu - satunya orang yang kuajak. Kau harusnya bangga"
"Ishh kau ini!" Laki laki itu langsung menarik tangannya dan mengajaknya ke ruang makan Mc.Kenzie.

Keduanya sudah ada di ruang makan itu. Seluruh murid disana kaget melihat siapa yang sedang datang. Camille yang menyadarinya langsung menjauh beberapa langkah dari Shane.

"Kenapa jauh - jauh begitu? Sini. Acuhkan saja mereka yang sedang memandangimu itu" rupanya Shane menyadarinya. "Ambil saja makanan yang akan kau makan itu. Aku risih dilihat seperti ini".

Setelah mengambil makanannya, mereka berdua langsung mencari tempat duduk yang masih kosong. Rupanya tempat yang diduduki Camille beberapa waktu yang lalu itu sedang kosong.

PAYBACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang