CHAPTER 35

4.7K 252 2
                                    


Camille keluar dari kamar mandi, kini ia berjalan menuju kelasnya. Gadis itu melewati ruang musik. Terdengar grup orkestra yang masih berlatih. Namun saat ia sudah berada di depan pintu, rupanya Edwin keluar dari sana

"Hei Cam"
"Oh hei Ed. Wah, pemain Cello kita sibuk sekali sepertinya" Edwin hanya tersenyum. "Tidak juga. Aku baru selesai latihan. Kan aku lebih senior dibandingkan mereka"

"Jangan sombong!" laki - laki itu tertawa.

"Kau, kenapa tidak masuk kelas?"
"Aku dari kamar mandi barusan. Kau sendiri?"
"Aku juga baru akan ke kelas, ayo kita pergi bersama. Mumpung si bodoh itu belum masuk, jadi boleh kan aku menghabiskan waktu di sekolah bersamamu?"
"Hmm. Asal Shane tidak mengetahuinya nanti" kata Camille lalu mereka mulai melangkah ke kelasnya.

Sudah satu jam pelajaran, rupanya tidak ada guru yang masuk. Camille mendengar kabar bahwa para guru sedang mengikuti rapat untuk acara sekolah yang diisi Edwin itu.

Tiba - tiba Mr.Kyle muncul. Seluruh murid langsung hening dan menghentikan pembicaraan mereka masing - masing.

"Permisi, sehubungan dengan rapat untuk kegiatan acara sekolah yang diadakan minggu depan. Wakil kepala sekolah menyatakan kalau kegiatan belajar hari ini dihentikan sekarang. Kalian bisa istirahat dan melanjutkan belajar di rumah masing - masing" seluruh murid langsung berteriak.

Camille pun langsung tersenyum mendengar pengumuman barusan. Akhirnya ia punya waktu luang untuk bersenang - senang walaupun hanya satu hari.

Gadis itu membereskan tasnya dan mulai berdiri. Rupanya Edwin sudah melangkah menuju tempat duduknya.

"Hei, bolehkah aku pergi ke apartemenmu?" Tanyanya. Camille berpura - pura memasang wajah berpikir. Sebenarnya tanpa bertanya pun Edwin bisa datang kapan saja.

"Tidak, tidak diperbolehkan ada seorang laki - laki dan seorang perempuan di apartemenku"
"Sejak kapan peraturan itu berlaku?" Edwin mengerutkan keningnya.

"Sudah lama, kau saja yang tidak pernah tahu"
"Apa?"
"Hmm" Camille tersenyum senang melihat ekspresi Edwin.

"Tapi bukankah kau sering tidur bersama Shane di sana?" Camille diam sebentar. Ia langsung memukul lengan laki - laki itu. "Bukan itu maksudku! Ah kau ini! Sudahlah, kenapa masih bertanya? Biasanya saja kau langsung datang tanpa meminta izin"
"Baiklah - baiklah. Ayo kita pergi" kemudian Edwin merangkul bahu Camille dang mengajaknya keluar kelas.

Camille melebarkan matanya, ia terkejut melihat apa yang dilakukan temannya sekarang. Sontak seluruh mata terarah pada mereka sekarang. Tapi Edwin terus berjalan menuju keluar.

Sampai di depan mobil Camille, mereka langsung masuk. "Mobilmu? Bagaimana dengan mobilmu nanti?"
"Kau peduli sekali, aku tidak hanya memiliki satu mobil kan Cam? Lagipula siapa yang akan mencurinya? Aku hanya perlu menghubungi tuan Corsten sebentar dan menyuruhnya membawa pulang"

"Siapa tuan Corsten itu?" Camille heran. Ia tidak pernah mendengar nama itu sama sekali.

"Dia" omongannya terhenti. Matanya menyipit dan mengangkat sebelah alisnya. "Kekasihku" lanjut Edwin.

Camille terkejut, apa ia tidak salah dengar?

"Apa? Jadi selama ini kau"
"Ya, memang. Tunggu memangnya apa yang ada di dalam pikiranmu?" Camille menatap Edwin dari ujung rambut hingga kakinya. "Hei!"

"Kau?"
"Apa? Aku seorang gay?" Camille tidak menjawab. "Tidak, kau tenang saja Cam astaga. Aku hanya bercanda" katanya lagi.

"Lalu tadi?"
"Tuan Corsten adalah asisten ku. Dan kau" lagi - lagi Edwin menghentikan kalimatnya.

PAYBACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang