CHAPTER 32

4.6K 260 1
                                    


Edwin heran melihat gadis yang ada di depannya sekarang. Tumben sekali Camille mengajaknya makan siang hari ini. Ia hanya memandangnya dalam diam. Camille pun menolak untuk duduk di samping kaca yang menghadap ke taman belakang. Padahal Shane sedang duduk di sana.  

"Kau yakin tidak ingin duduk di sana?" Tanya Edwin pelan. Camille memandangnya sebentar. Ia tersenyum dan menjawabnya. "Tidak, kau lihat kan aku juga sudah makan sekarang. Kenapa kau tidak menikmati makananmu?"

Edwin bisa melihat. Suasana hati Camille sedang tidak bagus sekarang. Matanya bisa menjelaskan semuanya.

"Kau tidak sedang baik - baik saja, Cam. Aku tahu itu" gadis itu tersenyum lagi. "Kapan kita mulai latihan untuk acara sekolah itu Ed?"
"Kita bisa mulai besok. Aku tidak ingin suasana hatimu itu merusak latihan pertama kita"
"Hmm, baiklah. Apa kau punya gitar lain? Aku tidak mempunyai gitar untuk tampil"
"Ya, besok sepulang sekolah kita langsung pergi ke rumahku saja" Edwin terus melihat ke arah Camille.

Sepertinya ia benar - benar tidak ingin orang lain mengetahui apa yang ada di dalam isi hatinya. Tapi ia melakukan hal yang salah padanya. Kejadian semalam benar - benar membuatnya berubah seperti ini.

Tiba - tiba Jullian muncul di sebelah Edwin. "Hai, sepertinya kita lama sekali tidak berjumpa. Bagaimana keadaannmu Cam?" Edwin menatap Camille lekat - lekat. "Aku baik - baik saja, Jull. Kau lama sekali tidak terlihat" balas Camille sambil lagi - lagi menyunggingkan senyum palsunya.

"Maaf, aku banyak disibukkan oleh kegiatan ayahku. Ia terus menyuruhku untuk pergi memilih beberapa desain mobilnya. Maklum saja, ayahku bilang seleraku sangat tinggi" jelas Jullian sambil tertawa.

Lalu laki - laki itu mulai menikmati makanannya.

"Oh ya Ed, apa benar? Kudengar, Shane sudah bertemu dengan Jason langsung beberapa saat lalu. Bagaimana bisa?"
"Ya, Jason adalah teman Camille. Mantan kekasih sepupunya itu. Kau kan sudah tahu"  

"Benar. Kau tahu Cam? Aku saat itu melihat foto sepupumu itu bersama Jason di kamarnya. Tapi aku tidak ingin menanyakannya langsung padamu" Camille hanya tersenyum lagi. "Hmm. Dia memang temanku, Jull" jawabnya singkat.

Tidak lama muncul Shane di samping meja mereka. Camille yang melihat langsung membuang muka, ia kembali menikmati makanannya tanpa menoleh ke arah laki - laki yang datang itu. Edwin dan Jullian langsung mengangkat kepalanya menoleh ke arah temannya.

"Kenapa kau tiba - tiba kemari? Bukannya kau tadi sedang duduk di taman belakang?" tanya Jullian.

Edwin menatap gadis yang ada di depannya itu. Camille terlihat seakan - akan tidak mengetahui keberadaan Shane sama sekali.

"Hmm memang. Ed, kapan kita mulai mencari tahu tentang Jason? Aku sudah menunggumu kemarin tapi kau tidak muncul sama sekali" hening sebentar.

Jullian terlihat bingung mendengar apa yang dikatakan Shane barusan.

"Mencari tahu? Memangnya ada apa? Ya ampun kalian kenapa tidak ada yang memberitahuku sama sekali? Apa aku sudah tidak dianggap sebagai saudara lain ibu kalian lagi?"
"Nanti akan kuceritakan padamu Jull" balas Shane.

Temannya itu juga tidak menatap Camille sekarang.

"Ya, ceritakan padaku saat pulang sekolah nanti" Jullian memandang ke arah Camille yang sedang makan.

"Tunggu - tunggu, kenapa kalian menghindari untuk saling berpandangan sekarang?" ia melihat ke arah Shane dan Camille bergantian.

Kemudian Shane tersenyum. Edwin sudah menunggu apa yang akan dikatakan temannya itu.

"Hmm aku tertangkap basah rupanya"
"Lalu, untuk apa kau kemari? Pertanyaan yang kau tanyakan pada Edwin barusan adalah pertanyaan sepele"
"Memang" Shane terdiam sebentar.

PAYBACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang