CHAPTER 20

5.9K 302 1
                                    

Camille bangun dari tidurnya. Matanya masih berat, tapi rasa kantuknya terasa sudah hilang. Ia kedip - kedipkan matanya dan diusapnya perlahan dengan tangan.

Hari apa ini? Minggu. Ah ya benar. Tidak ada sekolah, tenang saja.

Lalu ia mengingat - ingat semalam apa yang dilakukannya. Kepalanya langsung menangkap kejadian saat Shane hendak menciumnya.

Ia langsung senyum - senyum sendiri.

Lalu Camille bangkit dan menuju kamar mandi.

Setelah selesai, ia keluar dan pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Saat sedang asyik memasak, pintu apartemennya berbunyi.

Siapa pagi - pagi begini yang datang?

Akhirnya Camille berjalan dan mengintip di pintu sebentar.

Olive? Ada apa?

"Hai. Selamat pagi nona manis. Maaf mengganggu pagimu kali ini" kata Olive tersenyum saat Camille membuka pintunya. Ia pun langsung membalas senyuman tersebut.

"Tidak apa - apa. Aku sudah bangun sejak tadi. Ada apa?"
"Kau diberikan Shane kunci mobilnya kan tadi malam?" Barulah Camille langsung ingat.

"Oh itu. Ya. Tunggu sebentar akan kuambilkan. Ayo masuk dulu" katanya mempersilahkan tetangganya itu.

Olive pun langsung masuk dan duduk di ruang keluarga Camille. Camille pergi ke kamarnya untuk mengambil kunci mobil yang diberikan Shane semalam. Setelah dapat, ia langsung memberikan pada Olive.

"Terimakasih, Cam" katanya lalu memasukkan kunci tersebut ke dalam tas. "Sama - sama. Oh ya, aku sedang membuat sarapan. Apa kau mau makan bersamaku?"
"Kalau itu tidak merepotkanmu, tentu saja aku mau"
"Ah tidak. Kalau itu merepotkan aku tidak akan mengajakmu. Ayo" kata Camille sedikit tertawa lalu mengajak Olive ke dapurnya.

Olive pun senang sekali mempunyai tetangga sebaik Camille. Ia mengikuti gadis itu masuk ke dalam.

Keduanya mulai makan. Camille senang melihat tetangganya itu makan dengan sangat menikmati.

"Kau ini, sudah pandai memasak, cantik luar dalam lagi. Aku jadi iri" puji Olive.

Camille mendongakkan kepalanya untuk menatap Olive sejenak. "Ah tidak. Justru aku lebih menyukai kau Olive. Kau sangat berbakat di dunia model dan fashion. Aku sering sekali menonton mu di televisi. Aku juga jadi iri padamu" akhirnya Olive tertawa.

"Tapi ayahku sekarang sudah menyuruhku untuk berhenti sejenak di dunia model tersebut. Ia ingin aku mulai mengajarkan tentang mengurus perusahaan kepada Shane. Kau ingat kan beberapa waktu lalu saat Shane tidak ada kabar? Ya, dia pergi untuk belajar mengurus perusahaan bersamaku dan Dad. Ya walaupun disaat - saat rapat ia selalu mengatakan padaku kalau dia masih tidak mengerti apa yang menjadi topik pembahasan. Sepertinya dia terus memikirkanmu" Camille yang sedang mengunyah makanannya langsung berhenti.

Ternyata yang dikatakan Shane itu benar. Bahkan kakaknya bisa mengetahui hal itu.

"Kau tidak marah kan karena tidak dikabari olehnya waktu itu?"
"Ti-tidak. Apa ponselnya benar disita?"
"Ya. Akulah yang mengambilnya dari Dad dan memberikannya padanya. Dia seperti orang gila tanpa ponselnya itu. Jadi kuberikan saja saat hari - hari terakhir kegiatan rapat berlangsung"
"Dia juga mengatakan padaku begitu"
"Oh begitu. Baguslah. Setidaknya ia memberitahumu kemana dia pergi. Ngomong - ngomong, apa kau sudah berkencan dengan adikku?" Tanya Olive tiba - tiba.

Seketika Camille langsung melihat ke arah tamunya itu.
"Tidak - tidak. Kami hanya berteman"
"Kalau kalian berkencan pun tak masalah. Aku setuju - setuju saja" balas Olive cepat lalu tersenyum.

PAYBACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang