"Revan, itu bukannya cewek yang kemarin di kafe ya?" tanya Yudha pada Revan membuka percakapan. Saat ini mereka sedang berada di kampus. Mereka berniat pergi ke kantin setelah berjam-jam mengikuti mata kuliah dari Pak Seno.
"Mana?" tanya Revan balik. Revan melihat ke sekeliling. Mencari perempuan yang di maksud oleh temannya.
"Itu lho dibelakang loe." Yudha memberitahu Revan dan menunjuk ke arah perempuan yang dimaksud.
"Oh iya. Bentar ya Yudh." ucap Revan berlalu pergi.
"Mau ke mana loe Van?" tanya Juno yang baru datang. Mereka berpapasan saat Revan hendak pergi menemui perempuan itu.
"Biasa ada urusan penting." jawab Revan asal. Dia berlalu pergi lagi meninggalkan Juno yang sepertinya masih bingung dengan jawaban asalnya.
"Hai cewek. Sendirian aja nih. Boleh aku temenin." tawar Revan. Ia lalu duduk di samping perempuan itu.
Perempuan itu diam tak memberi jawaban apapun pada Revan.
"Kamu mahasiswi baru di kampus ini ya? Soalnya aku baru lihat kamu di kampus." tanya Revan basa-basi.
Masih tak ada jawaban. Perempuan itu masih saja diam.
"Oh ya kenalin nama aku Revan. Aku anak fakultas ilmu ekonomi. Kalau nama kamu siapa?" tanya Revan sekali lagi. Ia mejulurkan tangannya untuk berkenalan pada perempuan itu.
Tak ada respon sedikitpun dari perempuan itu. Perempuan itu hanya diam dan sibuk dengan buku yang ada di depannya.
"Hello kok diem aja sih. Lagi sariawan ya. Atau jangan-jangan kamu bisu ya. Cantik-cantik kok bisu sih." ledek Revan tertawa di akhir kalimatnya.
"Maaf saya lagi sibuk." ucap perempuan itu akhirnya. Setelah itu dia berlalu pergi. Meninggalkan Revan sendiri.
Yudha dan Juno yang melihat kejadian itu langsung tertawa terbahak-bahak. Mereka berdua tidak menyangka kalau cowok playboy kayak Revan bisa juga dicuekin cewek seperti tadi. Sungguh hal langka yang pernah mereka lihat.
"Revan Revan. Katanya playboy. Ceweknya banyak. Tapi nggak bisa naklukin cewek kayak dia. Haha." ledek Yudha tertawa di akhir kalimatnya. Yudha dan Juno menghampiri Revan yang masih terdiam di tempat tadi.
"Yee siapa bilang gua nggak bisa naklukin itu cewek. Lihat aja ntar gua pasti bisa dapetin itu cewek. Dalam kamus cinta gua, nggak ada tuh yang namanya di tolak cewek. Revan gitu lho." ujar Revan sombong.
"Oh ya? Masak sih? Yakin loe? Hahaha." ledek Juno tertawa.
"Mau taruhan? Dalam waktu sebulan gua pasti bisa dapetin itu cewek." ucap Revan dengan percaya diri.
"Kalau nggak bisa gimana?" tanya Juno.
"Kalau gua nggak bisa dapetin itu cewek. Motor gua bisa buat kalian. Tapi kalau gua yang menang. Kalian cukup traktir gua sebungkus sate kambing. Gimana?" jawab Revan.
"Apa? Loe gila ya. Loe mau naruhin motor gedhe loe hanya dengan sebungkus sate kambing. Nggak salah tuh." ucap Yudha tak percaya dengan ucapan Revan.
"Enggaklah. Gua serius. Gimana setuju?" tanya Revan.
"Oke gua setuju." jawab Yudha.
"Gua juga setuju. Tapi ntar kalau loe kalah jangan nyesel ya karena motor lho udah punya kita." ucap Juno.
"Oke. Perlu kalian inget, seorang Revan nggak bakal kalah." ucap Revan sombong.
"Kita lihat aja nanti siapa yang menang dan siapa yang kalah." ucap Yudha.
***
Revan sedang memandangi makalah yang dibuat Navy untuknya. Dia ingat dia belum sempat mengucapkan terimakasih pada Navy. Padahal makalah yang dibuat Navy untuknya mendapatkan nilai sempurna. Revan lalu mengambil ponselnya, mencari nama Navy di kontak teleponnya. Namun telepon darinya sama sekali tak ada respon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Playboy Jatuh Cinta (TAMAT)
RomanceSekali lagi Revan melihat rumah kosong itu. Di mana pemiliknya sekarang. Rumahnya kotor dan tak ada yang membersihkannya. Banyak rumput liar tumbuh di sana. "Icha sebenarnya kamu di mana sih?" "Kenapa kamu pergi tanpa bilang apapun sama aku." "Apa n...