"Alysa." panggil seorang perempuan. Alysa yang sedang sibuk mengerjakan tugasnya pun seketika langsung menghentikan aktivitasnya. Menanggapi perempuan yang memanggilnya.
"Iya ada apa?" tanya Alysa kemudian.
"Loe dicariin sama Navy. Navy nunggu loe di ruang kelas C7." jawab perempuan itu memberitahu.
"Ada apa Navy nyariin gua? Kenapa dia nggak telepon atau WhatsApp gua?"
"Gua juga nggak tahu Al. Tadi gua ketemu dia di luar. Terus dia minta gua buat ngasih tahu ke loe kalau dia nyariin loe."
"Oh gitu, oke makasih ya." Alysa lalu memberes-bereskan bukunya. Mengembalikan buku yang tadi sempat ia pinjem ke tempatnya semula.
Alysa sempat melirik jam yang ada di pergelangan tangannya. Sudah pukul setengah 4 sore. Dia terlalu asyik mengerjakan tugas kuliahnya. Alysa berjalan menuju ke ruang kelas C7. Jarak perpustakaan dan ruang kelas C7 lumayan cukup jauh. Alysa berhenti sejenak di kantin untuk membeli minuman. Kebetulan ia melewati kantin.
Setelah berjalan cukup jauh, akhirnya Alysa sampai juga di ruang kelas C7. Namun tidak ada siapapun di sana. Ruangan itu sangat sepi.
Alysa masuk ke dalam ruang kelas itu. Mungkin Navy belum datang, pikirnya. Cukup lama dia menanti, namun batang hidung Navy tak juga kelihatan. Alysa lalu mengambil ponselnya untuk menelepon Navy. Namun sayang Navy tak mengangkat panggilan teleponnya. Bahkan pesan WhatsApp yang ia kirim pun masih belum dibaca oleh Navy.
Waktu hampir menunjukkan waktu maghrib. Hari semakin malam. Bahkan sudah tak ada lagi penerangan di sana. Namun orang yang di tunggu Alysa tak juga datang. Pesan dan teleponnya pun juga masih saja diabaikan oleh Navy. Alysa pun akhirnya memutuskan untuk pulang. Mungkin besok Alysa akan bertanya pada Navy. Kenapa dia mengajaknya ketemuan, namun kenapa dia malah tidak datang?
Saat Alysa hendak membuka pintu. Pintunya sama sekali tidak bisa dibuka. Alysa mulai panik. Tak ada penerangan di sana. Karena sejak awal memang lampunya tidak menyala. Hanya ada cahaya dari ponselnya. Itu pun hanya bisa bertahan beberapa menit saja. Karena batere ponsel Alysa juga tinggal beberapa persen.
"Tolong. Tolong. Ada orang di luar? Tolong bukain pintunya." ucap Alysa meminta tolong. Namun tak ada satupun yang mendengar teriakannya. Mungkin karena memang tidak ada orang di sekitarnya.
Alysa kembali menghubungi Navy untuk membantunya keluar dari ruang kelas C7. Namun lagi-lagi masih saja diabaikan. Alysa semakin takut. Berada sendirian di ruangan itu. Tak ada orang. Dan tak ada cahaya yang menyinari.
Alysa mencari kontak teman-teman kampusnya. Namun Alysa teringat dia hanya mahasiswi baru yang belum punya banyak teman. Hanya ada satu nomer. Itu nomernya Revan.
Ragu-ragu Alysa menghubungi Revan. Antara menghubungi atau tidak. Alysa terlalu malas jika harus meminta tolong sama Revan. Namun tidak ada solusi lain selain meminta tolong sama Revan. Karena Navy, perempuan itu sama sekali tidak bisa diharapkan. Alysa sempat berpikir kalau ini adalah ulah Navy. Navy yang marah padanya karena Revan memutuskan Navy. Makanya Navy terus saja mengabaikan panggilan telepon darinya.
Setelah berpikir panjang, akhirnya Alysa menghubungi Revan. Namun sayang Revan juga tak mengangkat teleponnya. Alysa kembali mencoba menghubungi Revan beberapa kali, namun masih tak diangkat. Hingga akhirnya ia mengirim pesan WatsApp pada Revan. Berharap Revan membacanya, dan mau menolongnya.
"Revan, gua minta tolong. Gua terkunci di ruang kelas C7. Loe bisa nggak ke sini. Bantuin gua."
***
Revan baru saja selesai mandi. Ia lalu bersantai di kasur sambil mengecek ponselnya. Karena sejak pulang tadi Revan belum sempat mengecek ponselnya. Ada banyak panggilan telepon dari Alysa. Ada sebuah pesan WhatsApp dari Alysa juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Playboy Jatuh Cinta (TAMAT)
RomanceSekali lagi Revan melihat rumah kosong itu. Di mana pemiliknya sekarang. Rumahnya kotor dan tak ada yang membersihkannya. Banyak rumput liar tumbuh di sana. "Icha sebenarnya kamu di mana sih?" "Kenapa kamu pergi tanpa bilang apapun sama aku." "Apa n...