Berulang kali Icha menelepon Revan, namun tak satupun panggilan teleponnya yang diangkat oleh Revan. Icha juga mengirim pesan WhatsApp untuk Revan. Namun Revan belum membacanya. Hingga akhirnya Icha memutuskan untuk pergi ke rumah Revan.
Sesampainya di Rumah Revan, Icha bertemu dengan orang tua Revan yang sepertinya hendak pergi.
"Om, tante, Revannya ada?" tanya Icha pada orang tuanya Revan.
"Ada Cha. Langsung masuk ke kamarnya aja." jawab tante Vena menyuruh Icha untuk langsung masuk ke kamar Revan.
"Tapi tante." Belum sempat Icha menyelesaikan kalimatnya. Om Darma lebih dulu memotongnya. Padahal Icha merasa nggak enak jika harus masuk ke kamarnya Revan. Apalagi sekarang dia adalah pacarnya Revan. Nggak baik jika hanya berdua di kamar.
"Udah nggak apa-apa langsung masuk aja Cha. Soalnya om sama tante mau pergi." kata Om Darma, papanya Revan.
"Om sama tante emangnya mau ke mana?" tanya Icha.
"Mau menghadiri acara pernikahan teman om." jawab Om Darma.
"Tante tinggak ya Cha." kata mamanya Revan.
Dan setelah itu Icha memberanikan diri masuk ke kamarnya Revan. Berulang kali Icha mengetuk pintu kamar Revan. Icha juga memamggil-manggil nama Revan. Namun tak ada balasan sedikitpun dari dalam kamar Revan. Icha pun akhirnya memutuskan untuk langsung masuk kedalam kamarnya Revan.
"Van, aku masuk ya." kata Icha lalu membuka pintu kamar itu perlahan.
"Pantes nggak nyahut dari tadi. Orang masih tidur." kata Icha pada dirinya sendiri saat melihat Revan yang masih tertidur pulas di kasur empukknya.
"Van, bangun." kata Icha membangunkan Revan. Namun tak ada respon dari Revan.
"Van, bangun Van." kali ini Icha menarik selimut yang menutupi tubuh Revan. Dan Revan menarik selimut itu kembali, hingga membuat Icha jatuh kepelukannya.
Revan membuka matanya. Dan langsung melihat kekasihnya tepat di depan matanya dengan jarak yang sangat dekat. "Ngapain kamu di kamar cowok pagi-pagi gini?" tanya Revan tanpa ekspresi. Yang padahal jantung Icha sudah mau meledak saat ini.
"Aku mau ngajakin kamu keluar. Tapi aku telepon dan WhatsApp kamu nggak kamu respon. Makanya aku langsung ke rumah kamu aja. Dan orang tua kamu minta aku langsung ke kamar kamu. Soalnya mereka buru-buru mau pergi. Maaf karena aku udah ganggu tidur kamu." jawab Icha dengan wajah sedikit menyesal karena melihat Revan yang tampak marah padanya.
"Jadi sekarang kita cuma berdua di rumah?" Revan bertanya dengan tatapan yang sulit diartikan membuat Icha jadi takut. Ekspresi yang semula datar, tiba-tiba berubah jadi tatapan laki-laki playboy.
"Enggak. Ada pembantu kamu." Menyadari tatapan Revan yang berubah, Ichapun langsung bangkit dari tubuh Revan. Namun Revan menahannya. Dan di detik selanjutnya, Revan langsung membalikkan tubuh Icha, yang sekarang berada di bawahnya.
"Kamu mau ngapain Van?" tanya Icha semakin takut dengan apa yang akan diperbuat Revan. Apalagi tatapan Revan saat ini seperti ingin menerkamnya. Icha pun ingat jika tadi sebelum masuk ke kamarnya Revan, dia sempat bertemu dengan pembantunya Revan yang hendak pergi ke pasar.
"Seperti yang kamu pikirkan." jawab Revan dengan senyum menggodanya.
"Ah Revan ini nggak lucu deh." Icha mencoba mendorong tubuh Revan darinya, namun tenaga Revan jauh lebih kuat darinya.
Dan di detik selanjutnya, Revan mendekatkan wajahnya ke wajah Icha. Semakin dekat dan dekat. Reflek Icha langsung memalingkan wajahnya ke samping. Revan tersenyum dan lalu ia mencium leher putih Icha. Membuat si pemiliknya merasakan sentuhan yang tidak biasa. Perlahan Icha menutup matanya, menikmati sentuhan bibir Revan di lehernya. Walaupun Icha tahu ini salah, namun dia menginginkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Playboy Jatuh Cinta (TAMAT)
RomanceSekali lagi Revan melihat rumah kosong itu. Di mana pemiliknya sekarang. Rumahnya kotor dan tak ada yang membersihkannya. Banyak rumput liar tumbuh di sana. "Icha sebenarnya kamu di mana sih?" "Kenapa kamu pergi tanpa bilang apapun sama aku." "Apa n...