"Loe ngapain sih malem-malem ke rumah gua? Nanti kalau Navy tahu soal hubungan kita gimana?" tanya Alysa saat menemui Revan di depan rumahnya. Dia langsung pergi keluar saat Revan mengiriminya pesan beberapa menit yang lalu.
"Aku mau ngajakin kamu ke suatu tempat. Ada yang pengen aku tunjukin sama kamu." jawab Revan.
"Nggak bisa besok aja apa?"
"Nggak bisa. Harus sekarang. Yuk, sebelum nanti Navy keluar terus mempergoki kita berdua. Kamu nggak mau kan Navy tahu soal kita."
"Oke, sebentar gua ganti baju dulu."
"Nggak usah. Gini aja. Udah cantik kok."
Alysa menahan senyum saat Revan bilang dirinya cantik. Rasanya baru kali ini ada cowok yang bilang kalau dirinya cantik. Terlebih itu adalah Revan. Cowok yang pernah dia suka di masa lalu.
"Nggak usah gombal." ucap Alysa judes. Menampakkan muka yang kesal, namun hatinya sangat bahagia.
"Pegangan ntar kamu jatuh lagi." ucap Revan saat sudah berada di atas motor. Namun tak ditanggapi Alysa sedikit pun. Perempuan itu hanya diam melihat jalanan. Sesekali Revan memperhatikan Alysa lewat kaca spion, masih menampakkan muka yang cemberut.
"Apa ini pilihan yang benar? Kenapa aku masih saja memikirkan tentang Icha? Sadar Revan sekarang kamu adalah pacarnya Alysa. Jangan jadi cowok brengsek Revan." kata Revan dalam hati.
"Loe mau ngapain?" tanya Alysa saat melihat Revan yang ingin menutup matanya dengan penutup mata. Mereka baru saja turun dari motor Revan. Dan hampir sampai di tempat tujuan. Hanya butuh berjalan beberapa langkah lagi untuk mereka sampai ke tempat di mana Revan memberi Alysa kejutan.
"Aku mau masangin penutup mata ini." jawab Revan sambil menunjukkan penutup matanya pada Alysa.
"Ngapain pakai penutup mata segala sih?"
"Biar surprise."
"Ya udah sini, gua pasang sendiri aja." Alysa langsung mengambil penutup matanya dari tangan Revan.
"Mau aku bantuin." tawar Revan saat melihat Alysa yang sepertinya kesusahan saat memasangkannya.
"Nggak usah. Gua bisa sendiri." Alysa selesai memakai tutup matanya. "Terus ini gua jalannya gimana?"
"Aku yang bakal tuntun kamu ke tempat tujuan."
"Loe nggak lagi modus kan."
"Enggak Al. Percaya sama aku."
"Sekarang kamu bisa buka penutup matanya." ucap Revan saat mereka sudah sampai di tempat tujuan. Tempat di mana Revan memberi kejutan buat Alysa.
Betapa terkejutnya Alysa saat dia membuka matanya. Di sana terdapat tulisan I Love You Alysa dengan lambang lovenya yang besar dan hiasan lampu-lampu yang indah. Ini adalah hal yang sangat Alysa inginkan. Sayangnya saat ini dia harus pura-pura biasa saja dan bahkan tidak suka dengan apa yang sudah Revan lakukan.
"Gimana kamu suka nggak?" tanya Revan kemudian.
"Loe ngapain sih nglakuin ini?" tanya Alysa balik.
"Aku cuma pengen hari jadian kita berkesan. Bukan hanya jadian karena taruhan aja. Aku ingin kamu tahu kalau aku benar-benar cinta sama kamu Al." jawab Revan menatap Alysa.
"Revan semua ini nggak ngerubah kalau kita jadian emang karena taruhan. Dan gua sama sekali nggak cinta sama loe."
"Mungkin hari ini kamu emang nggak cinta sama aku. Tapi aku akan bikin kamu cinta sama aku. Dan suatu hari nanti kamu bakal jatuh cinta beneran sama aku."
"Terserah loe deh. Gua mau pulang."
"Kok pulang sih? Aku udah nyiapin makanan lho buat kita. Kita makan dulu ya."
Dengan terpaksa Alysa akhirnya mengiyakan permintaan Revan untuk makan dulu. Sayang kalau makanannya tidak di makan. Apalagi Revan sudah khusus menyiapkannya untuknya.
Sebuah tikar yang tergeletak di tanah. Tersedia berbagai makanan sate-satean di sana. Ada sate dari bakso udang, sate dari bakso ikan, dan masih banyak lagi yang lainnya. Tak lupa di sana juga ada nasi dan segelas minuman hangat.
"Aku nggak tahu kamu suka makanan apa? Mudah-mudahan kamu suka dengan makanan yang udah aku siapin ini." ucap Revan.
Alysa tak menjawab apapun yang dikatakan Revan padanya. Dia asyik dengan makanannya sendiri. Karena emang kebetulan ini adalah makanan kesukaannya, dan kebetulan juga dia memang belum makan.
Revan tersenyum melihat Alysa yang sangat lahap makannya. Sepertinya perempuan itu menyukainya. "Pelan-pelan kali Al makannya. Ntar kesedak lagi." ucap Revan lagi.
"Gua cuma pengen cepet pulang." ucap Alysa yang kemudian malah kesedak makanannya.
"Kan apa aku bilang. Minum dulu." Revan memberikan segelas minuman untuk Alysa. "Kita foto dulu yuk." ajak Revan kemudian. Revan tidak mau kehilangan momen langka bersama Alysa seperti ini.
"Nggak mau." tolak Alysa.
Namun Revan terus memaksanya. Dan akhirnya Alysapun mengiyakan permintaan Revan. Dia hanya tidak ingin berdebat dengan laki-laki yang ada di hadapannya ini.
***
Alysa terbangun dari tidurnya, dan lalu mengecek ponselnya. Ada beberapa pesan WhatsApp dari Revan. Revan mengiriminya beberapa foto. Foto mereka berdua semalam.
"Terimakasih Revan semalam aku sangat bahagia. Walaupun aku nggak nunjukinnya sama kamu. Tapi aku sangat bahagia." ucap Alysa di dalam hati. Alysa tersenyum melihat beberapa foto yang dikirim Revan padanya.
"Jangan dihapus fotonya. Disimpen di galery foto. Kalau bisa dijadiin photo profil WhatsApp atau kalau kamu mau upload di feed Instagran juga boleh. Hahaha." Alysa kembali tersenyum membaca pesan WhatsApp dari Revan.
"Ternyata gini ya rasanya dicintai. Bahagia banget. Walaupun aku nggak tahu perasaan Revan ke aku itu tulus nggak. Tapi perlakuan Revan sama aku itu sangat membuatku bahagia. Ternyata benar ya yang dikatakan Navy kemarin." ucap Alysa dalam hati. Dia tidak berhenti senyum sejak tadi.
"Cie semalam ke mana sama Revan. Sampai loe nggak berhenti senyum gini." tanya Navy menggoda Alysa. Dia yang tiba-tiba muncul tanpa permisi. Membuat Alysa jadi terkejut.
"Apaan sih. Cuma makan doang." jawab Alysa dengan nada yang biasa saja. Bahkan terlihat kesal.
"Masak? Pasti Revan nyiapin sesuatu yang indah kan buat loe. Karena setahu gua Revan itu penuh kejutan, dan dia juga romantis banget orangnya."
"Udah jam segini. Bukannya loe ada kuliah pagi ya. Udah sana berangkat." usir Alysa.
"Iya iya gua pergi." Navy melangkah pergi setelahnya. "Jangan senyum-senyum mulu ntar kering itu gigi. Hahaha." ucap Navy yang tiba-tiba muncul lagi di balik pintu.
"Al, nanti berangkat ke kampus bareng ya. Aku jemput." Revan kembali mengirim pesan WhastApp untuk Alysa.
"Nggak usah. Gua bisa berangkat sendiri. Lagian gua juga nggak mau orang-orang jadi tahu tentang hubungan kita kalau kita ke kampus bareng." Alysa membalas pesan WhatsApp dari Revan.
"Pokoknya nanti aku jemput. Titik."
Alysa mengabaikan pesan WhatsApp dari Revan. Tak membukanya dan juga tak membalasnya. Revan selalu begitu memaksakan kehendaknya sendiri. Dan yang harus dia lakuin saat ini adalah siap-siap ke kampus sebelum Revan datang menjemputnya.
"Biar aja dia datang ke rumah, padahal akunya udah berangkat. Salah sendiri maksa." ucap Alysa pada dirinya sendiri.
***
Rabu, 01 Maret 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Playboy Jatuh Cinta (TAMAT)
RomanceSekali lagi Revan melihat rumah kosong itu. Di mana pemiliknya sekarang. Rumahnya kotor dan tak ada yang membersihkannya. Banyak rumput liar tumbuh di sana. "Icha sebenarnya kamu di mana sih?" "Kenapa kamu pergi tanpa bilang apapun sama aku." "Apa n...