Hari ini Revan tidak ada jadwal kuliah. Seharian ia hanya bermalas-malasan di kamar. Dia sedang berpikir bagaimana caranya bisa menaklukan hati Alysa. Bahkan setelah seminggu berlalu, sikap perempuan itu masih saja judes padanya. Revan tidak mengerti kenapa, karena baru kali ini ia sepertinya susah banget mendapatkan cewek incarannya.
"Revan." panggil mama Revan memasuki kamar Revan. "Kamu nggak ada kuliah hari ini?" tanya mamanya.
"Nggak ada ma." jawab Revan masih asyik dengan ponselnya.
"Ya ampun Revan ini kamar apa kandang ayam sih. Berantakan banget. Karena hari ini kamu nggak ada kuliah. Jadi sekarang kamu bersihin kamar kamu."
"Yah mama tugas Revan itu banyak tahu. Mama aja yang bersihin. Atau minta bibik aja yang bersihin kamar Revan." Revan berbohong soal tugasnya. Yang padahal tidak ada tugas sama sekali dari dosennya.
"Mama nggak mau tahu. Bersihin kamar kamu sekarang, atau mama bakal minta papa buat potong uang saku kamu." Mama Revan langsung pergi keluar setelah mengeluarkan beberapa kalimat ancaman untuk anaknya.
"Tahu gitu nggak bilang libur tadi. Mama nyebelin banget sih. Nggak tahu apa anaknya lagi pusing mikirin cara buat dapetin cewek. Hahaha." Revan tertawa sendiri menertawai kalimatnya yang absurd.
Revan menaruh ponselnya. Mulai membereskan kamarnya yang seperti kapal pecah. Sangat sangat berantakan.
Tangan Revan berhenti merapikan buku-buku di kamarnya saat tak sengaja ia melihat sebuah lukisan. Seorang gadis berkucir 2 dengan menggunakan kacamata kudanya. Revan mulai teringat akan sesuatu.
Flashback On
"Hai Revan." sapa seorang gadis menghampiri Revan. Gadis berkucir 2 dengan kacamata kudanya.
"Hai." jawabnya dingin. Revan masih asyik dengan aktivitasnya. Tak memperhatikan gadis yang sedang berbicara padanya.
"Makasih ya tadi udah nolongin aku."
"Aku cuma tidak suka ngelihat orang di bully."
Gadis itu diam, tidak tahu lagi harus berbicara apa. Sikap Revan yang dingin membuatnya jadi takut untuk berinteraksi lagi dengannya.
"Jangan diem aja kalau ada orang yang memperlakukan kamu seperti tadi." ucap Revan tiba-tiba. Mengurungkan niat gadis itu yang semula ingin pergi.
"Aku hanya tidak ingin berdebat dengan mereka." ucap gadis itu.
"Terus karena kamu nggak ingin berdebat dengan mereka, kamu rela gitu diperlakukan seperti itu sama mereka."
"Kalau kamu mau bertahan di sekolah ini, kamu harus berani." ucap Revan lagi dan pergi setelahnya. Meninggalkan gadis itu seorang diri.
Flashback Off
"Ngapain sih gua masih nyimpen lukisan ini? Seharusnya gua buang aja waktu itu." ucap Revan pada dirinya sendiri. Ia lalu membuang lukisan itu ke sembarang arah di kamarnya.
Ia kembali fokus dengan aktivitas semulanya. Yaitu membersihkan kamarnya.
"Ini bukannya Icha ya? Teman SMA kita dulu." tanya Yudha. Dia yang baru datang bersama Juno tak sengaja melihat lukisan Icha yang tergeletak di lantai. Ia lalu mengambilnya. "Loe masih nyimpen lukisan gambar Icha. Masih belum bisa move on?" tanya Yudha lagi, lalu duduk di pinggiran kasur dengan membawa lukisannya di tangannya.
"Move on? Gua aja nggak pernah cinta sama itu cewek." jawab Revan.
"Masih aja nggak mau ngaku." ucap Juno.
"Udah sana pergi aja kalau kalian masih mau membahas cewek itu." ucap Revan sedikit kesal dengan teman-temannya. Karena saat ini Revan sama sekali tidak ingin membahas apapun soal Icha. Apalagi tentang perasaannya sama Icha.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Playboy Jatuh Cinta (TAMAT)
Storie d'amoreSekali lagi Revan melihat rumah kosong itu. Di mana pemiliknya sekarang. Rumahnya kotor dan tak ada yang membersihkannya. Banyak rumput liar tumbuh di sana. "Icha sebenarnya kamu di mana sih?" "Kenapa kamu pergi tanpa bilang apapun sama aku." "Apa n...