BAB 16 "Rencana"

59 4 0
                                    

Revan mencari keberadaan Vita di kantin. Setelah menemukan Vita, Revan langsung menghampirinya. Dia harus segera mengatakan ini. Dia tidak mau menunda-nundanya lagi. Walaupun yang dia katakan akan menyakiti hati Vita. Lebih baik sakit sekarang daripada nanti.

"Vita, aku mau ngomong sesuatu sama kamu." ucap Revan yang langsung duduk di sebelah Vita. Revan juga meminta Shinta sahabatnya Vita untuk pergi dulu. Memberikannya waktu untuk mengobrol berdua saja dengan Vita.

"Mau ngomong apa?" tanya Vita sangat antusias dengan apa yang ingin dikatakan Revan padanya.

"Aku mau putus sama kamu." jawab Revan.

"Putus? Kenapa tiba-tiba gini? Emang aku ada salah ya sama kamu?"

"Kamu nggak ada salah kok sama aku. Kamu baik dan penyanyang. Tapi maaf banget aku nggak bisa ngelanjutin hubungan ini lagi. Karena aku rasa udah nggak ada kecocokan lagi diantara kita. Lebih baik kita akhiri hubungan ini daripada nyakitin satu sama lain. Kamu berhak bahagia dengan yang lain."

Segelas air minum tumpah di atas kepala Revan. "Kamu jahat Revan. Aku benci sama kamu." Vita melangkah pergi setelah menyiram Revan dengan air minumnya.

"Maafin aku Vita." ucap Revan setelah Vita pergi.

"Meta, aku mau ngomong sesuatu sama kamu." ucap Revan memulai percakapan. Dia sedang berbicara dengan pacar keempatnya yang baru dia pacari beberapa bulan yang lalu.

"Mau ngomong apa sayang?" tanya Meta dengan wajah manjanya. Membuat gemas laki-laki yang melihatnya.

"Aku mau kita putus."jawab Revan tanpa basa basi.

"Apa? Putus?" Meta terlihat kaget dengan apa yang dikatakan Revan. Pasalnya hubungan mereka selama ini baik-baik saja.

"Iya putus. Karena aku udah nggak mencintai kamu lagi."

"Tapi aku nggak mau putus sama kamu Van. Aku masih sayang banget sama kamu."

"Maaf. Tapi kita harus putus."

Satu tamparan mendarat di pipi mulus Revan. Setelah kemarin ditampar Dara, kini Revan mendapatkan tamparan itu lagi dari cewek yang berbeda.

Kejadian kemarin membuat Revan sadar kalau dia benar-benar mencintai Alysa. Dia nggak mau kehilangan orang yang dia sayangi lagi. Sama seperti di masa lalunya. Dan akhirnya setelah memikirkannya matang-matang, Revan pun memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan pacar-pacarnya. Dia ingin menjadikan Alysa satu-satunya orang spesial yang ada di hatinya.

Flashback On

"Bisa ya kamu ramah sama yang lainnya. Tapi sama aku nggak bisa." ucap Revan menghampiri Alysa yang habis berbincang dengan laki-laki. "Siapa laki-laki itu?" tanya Revan kemudian.

"Dia?" tanya Alysa menunjuk ke arah laki-laki yang baru saja berbincang dengannya. "Dia pacar aku. Kenapa?"

"Kok loe malah ketawa sih? Emang ada yang lucu?" tanya Alysa saat melihat Revan malah menertawakannya.

"Yang aku tahu cowok itu emang udah punya pacar. Tapi bukan kamu pacarnya." jawab Revan.

"Emang kamu kenal sama cowok tadi?"

"Bukan kenal lagi. Tapi kita udah akrab. Dan kamu tahu, ceweknya dia itu cemburuan banget. Kalau dia denger ada cewek yang ngaku-ngaku jadi pacarnya. Wah habis itu cewek." Revan menakut-nakuti Alysa.

Alysa menelan ludahnya sendiri saat mendengar perkataan Revan padanya. "Kalau loe udah kenal sama itu cowok, kenapa tadi nanya sama gua?" tanya Alysa setelah berhasil menghilangkan rasa takutnya karena perkataan Revan.

"Pengen aja." jawab Revan.

"Dasar ya loe nyebelin."

"Lagian kamu kenapa harus bohong sama aku? Jangan-jangan waktu kemarin kamu bilang punya pacar, itu juga bohong kan?"

Ketika Playboy Jatuh Cinta (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang