BAB 48 "Happy"

29 4 0
                                    

"Kak Icha." panggil seorang siswa SMA. Wajah yang sudah tak asing lagi buat Icha. Mungkin ini ketiga kalinya mereka bertemu dalam sehari ini.

"Ada apa?" tanya Icha tersenyum ramah.

"Maafin aku ya kak. Tadi aku marah-marah sama kakak. Nggak seharusnya aku bicara kasar sama kakak. Maafin aku ya." kata Lolly meminta maaf.

"Nggak apa-apa kok. Tapi aku nggak bohong sama kamu. Aku beneran nggak pacaran sama kak Revan."

"Tapi kakak suka kan sama kak Revan. Sepertinya kak Revan juga suka sama kakak. Kalau kalian mau jadian, jadian aja. Aku nggak apa-apa kok kak." Lolly pergi setelahnya. "Jangan sia-siain orang yang tulus cinta sama kakak." Lolly berbisik pada Icha sebelum akhirnya Lolly benar-benar pergi meninggalkan Icha.

Setelah Lolly pergi, Revan datang menghampiri Icha. "Jadi sekarang kita jadian kan." kata Revan tanpa basa-basi lagi.

"Kapan aku bilang mau jadi pacar kamu?" kata Icha bertanya pada Revan.

"Kata kamu kalau aku udah jelasin ke Lolly. Kamu bakal mau jadi pacar aku."

"Nggak usah ngarang deh. Aku nggak pernah bilang gitu."

"Jadi kamu nggak mau jadi pacar aku?" Revan menatap Icha penuh harap. Berharap Icha tidak menolaknya.

"Enggak." Dengan santainya Icha menjawab tidak. Dia pun juga mengalihkan pandangannya ke arah lain. Tak ingin melihat ke arah Revan.

"Serius kamu nggak mau jadi pacar aku?" Revan menggeser tubuh Icha agar melihat ke arahnya.

"Iya. Enggak mau." Dengan mantap Icha menjawab pertanyaan Revan. Bahkan dia menatap mata Revan saat mengatakannya.

"Ya udah nggak apa-apa. Aku nggak bakal maksa kamu Cha." Revan pergi setelahnya. Terlihat kesedihan di wajah tampannya karena penolakan Icha.

"Segitu doang perjuangan kamu Van. Katanya suka sama aku. Katanya cinta sama aku. Tapi gitu aja udah nyerah. Gimana aku mau yakin kalau kamu benar-benar cinta sama aku. Atau kamu emang nggak pernah cinta sama aku." teriak Icha yang membuat Revan kembali menghampiri Revan.

"Aku sangat mencintai kamu Icha. Dan karena aku sangat mencintai kamu. Aku nggak bakal maksa kamu buat jadi pacar aku. Karena aku ingin melihat kamu bahagia dengan pilihan kamu. Walaupun orang yang kamu pilih itu bukan aku Cha. Hanya satu hal yang aku inginkan. Jangan pernah minta aku buat jauh dari kamu. Karena aku nggak bisa jauh-jauh dari kamu. Biarkan aku selalu ada di samping kamu, walaupun bukan jadi pacar kamu." Revan terlihat tulus saat mengatakan semua itu. Membuat Icha terharu dan ingin menitikan air matanya. Namun Icha menahan air matanya agar tidak jatuh.

"Dasar bodoh. Sejak kapan sih kamu jadi sok bijaksana gini. Padahal niatnya mau ngerjain kamu, tapi aku nggak tega ngelihat kamu sedih gini."

"Maksud kamu apa Cha?"

Tiba-tiba Icha mencium pipi Revan. Membuat Revan semakin bingung. Padahal pertanyaan dia sebelumnya belum dijawab oleh Icha.

"Siapa sih yang bisa nolak jadi pacar cowok terganteng dan terkeren sedunia." kata Icha setelahnya.

"Ini maksudnya kamu mau jadi pacar aku Cha?"

Icha mengangguk menjawab pertanyaan Revan. Dan di detik selanjutnya Revan mengangkat tubuh Icha, dan memutar-mutarkannya.

"Aku mencintaimu Icha." teriak Revan bahagia.

"Aku juga mencintaimu Revan." teriak Icha bahagia.

"Revan, kamu sadar nggak sih. Tempat ini, adalah tempat di mana aku nyatain cinta sama kamu. Posisi kita juga sama seperti ini." kata Icha setelah Revan menurunkannya.

"Inget. Aku inget banget Cha. Karena tempat ini adalah tempat terhoror buat aku."

"Kenapa gitu?"

"Karena di tempat ini aku udah bikin orang yang paling aku cintai menangis karena aku. Ketika melihat tempat ini aku selalu merasa bersalah sama kamu. Tega banget aku udah nyakitin kamu waktu itu. Tapi kalau inget kejadian kamu ciuman sama Rasya. Itu bikin aku marah, dan mungkin rasa bersalah aku sama kamu sesaat akan hilang waktu itu."

"Ciuman itu cuma salah paham Revan."

"Ya kan aku nggak tahu dulu."

"Makanya jangan suka mengambil kesimpulan sendiri."

"Kamu juga, jangan suka kabur dari masalah."

"Gimana nggak mau kabur. Seisi sekolah tahu kalau aku ditolak. Ditolaknya sih nggak terlalu menyakitkan. Tapi malunya itu lho Revan. Tahu kan rasanya gimana?"

"Enggak tahu. Aku kan pernah ditolak."

"Idih. Dasar. Tadi aja hampir mau nangis waktu aku tolak."

"Enggak. Kapan aku nangis? Salah lihat paling kamu." Revan tak mau mengakuinya. Membuat Icha jadi kesal.

"Tahu gitu tadi aku rekam."

"Udah jangan ngambek. Masak baru jadian udah ngambek-ngambekan." Revan memeluk Icha agar perempuan itu tidak marah dengannya.

"Kamu sih?" Icha masih kesal dengan Revan.

"Aku kenapa?" Revan menanggapi kekesalan Icha dengan santainya.

"Nyebelin."

"Tapi suka kan?" Revan menggoda Icha. Dan perempuan itu langsung tersenyum mendengar ucapan Revan.

***

"Di sini mana kelihatan kak." kata Lolly saat melihat Icha yang hanya mengintip penampilan Revan di samping panggung.

Icha menoleh saat mendengar suara. "Kelihatan kok." kata Icha saat sudah tahu ternyata suara itu berasal dari Lolly.

"Ayo ikut aku ke lapangan aja. Biar lebih jelas lihat kak Revannya."

"Nggak ah. Aku di sini aja. Nggak enak sama yang lain."

"Udah ayo ikut aja kak." Lolly langsung menarik tangan Icha tanpa persetujuan Icha.

"Nah kalau di sini lebih jelas kan kak lihatnya." kata Lolly saat sudah sampai di lapangan. Saat ini posisi mereka ada di depan panggung. Karena Lolly menerobos sela-sela hingga bisa sampai di yang paling depan.

Icha tersenyum saat melihat pacarnya begitu keren di atas panggung. Sesekali mata mereka bertemu. Icha merasa seperti kembali ke masa SMA nya.

"Senyum-senyum terus. Sampai gigi kering." sindir Lolly bercanda.

Icha tersenyum menanggapi sindiran Lolly padanya. Karena Icha tahu Lolly hanya sedang bercanda dengannya.

"Siapa cewek itu?" tanya salah seorang murid pada temannya.

"Iya, gua juga baru lihat." jawab salah satu temannya.

"Dia pacarnya kak Revan. Soalnya gua dari tadi ngelihat mereka berdua terus." kata teman lainnya.

"Masak sih? Yah patah hati dong gua." kata yang lainnya lagi.

"Iya beneran. Lihat tuh kak Revan ngelihat terus ke arah cewek itu." yang lain kembali berkomentar.

Begitulah pergosipan diantara anak-anak SMA itu. Icha hanya bisa tersenyum saat mendengar gosip tentang dirinya itu. Dan Icha baru sadar pacarnya memang begitu populer. Banyak sekali cewek-cewek yang mengidolakannya. Bukan hanya yang seumuran, bahkan adik-adik di bawahnya juga sangat menyukai Revan. Icha benar-benar bangga bisa menjadi pacarnya Revan sekarang.

***

Rabu, 15 November 2023

Ketika Playboy Jatuh Cinta (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang