BAB 14 "Perhatian"

65 5 0
                                    

"Al, gua dapet kabar dari Juno. Katanya Revan kecelakaan." ucap Navy setelah membaca pesan dari Juno.

"Kecelakaan di mana? Terus keadaannya sekarang gimana?" tanya Alysa panik. Ia menghentikan segala aktivitasnya untuk mengetahui keadaan Revan lebih lanjut.

"Ya gua juga nggak tahu Al. Ini Juno sama Yudha baru mau nyamperin ke lokasi kejadian. Loe mau ikut nggak? Kalau loe mau ikut, gua bilangin ke mereka suruh nunggu kita."

"Ya udah boleh."

Navy lalu mengirim pesan WhatsApp pada Juno untuk menunggunya lebih dulu. Bergegas Alysa dan Navy pergi ke parkiran kampus. Mencari keberadaan Juno dan Yudha yang sudah menunggu mereka di parkiran.

Sesampainya di lokasi kecelakaan, Alysa melihat motor Revan di sana. Namun Alysa tak menemukan pemilik motor itu. Terlalu ramai membuatnya tak bisa menemukan keberadaan Revan. Alysa lalu melihat mobil ambulan. Alysa pun mulai berpikir yang tidak-tidak tentang keadaan Revan. Separah itukah keadaan Revan?

"Mas gimana keadaan korban yang tadi kecelakaan di sini?" tanya Alysa pada salah satu perawat di sana.

"Keadaannya kritis. Harus segera ditangani. Mbaknya siapanya korban ya?" jawab masnya perawat.

"Saya temannya mas. Boleh saya ikut."

"Silakan mbak."

"Alysa." panggil seseorang mengurungkan niat Alysa untuk ikut mobil ambulan tersebut.

"Revan." ucap Alysa saat mengetahui siapa yang memanggilnya. Alysa lalu langsung berlari menghampri Revan dan memeluk Revan.

"Syukurlah loe nggak apa-apa. Gua takut loe kenapa-napa." ucap Alysa masih dipelukan Revan. Air matanya menetes tanpa dia minta. Membasahi kedua pipinya.

"Kayaknya ada yang khawatir banget nih sama aku." ucap Revan yang membuat Alysa sadar kalau dirinya sedang memeluk Revan.

Alysa melepaskan pelukannya. Menghapus air matanya yang tadi sempat jatuh.

"Kamu nangis Al?" tanya Revan saat melihat Alysa yang mengelap pipinya. Matanya merah sehabis menangis.

"Enggak. Ini tadi gua kelilipan." jawab Alysa berbohong.

"Kayaknya loe baik-baik aja. Gua pulang ya." pamit Alysa. Alysa melangkah pergi namun Revan menahannya.

"Aku habis kecelakaan lho ini. Nggak ada niat apa buat ngobatin luka aku." ucap Revan.

"Tuh suruh teman-teman loe aja buat ngobatin luka loe." ucap Alysa saat melihat Juno, Yudha, dan Navy berjalan ke arah mereka.

"Aku maunya diobatin sama kamu."

"Udah Al obatin aja lukanya Revan. Kasihan tuh berdarah-darah gitu lengannya." ucap Juno yang peka dengan keadaan sahabatnya.

***

"Nggak usah ngelihatin gua terus." ucap Alysa merasa risih karena Revan terus memandangnya sejak tadi.

"Habisnya kamu cantik sih." ucap Revan mulai menggombal.

"Aww." teriak Revan kesakitan saat Alysa dengan sengaja menekan luka di lengan tangannya. "Sakit Al. Pelan-pelan kali." ucap Revan lagi.

"Makanya nggak usah ngelihatin gua terus." ucap Alysa semakin kesal.

"Terus aku ngelihat apa dong. Orang di depan aku adanya kamu."

"Tutup mata aja."

"Kamu mau macem-macem ya sama aku."

"Terserah loe deh." Alysa malas menanggapi keresekan Revan padanya.

"Ehem ehem." ucap Juno, Yudha dan Navy hampir bersamaan.

"Romantis banget sih kalian." ucap Yudha menggoda Alysa dan Revan.

"Kayak gini romantis. Buta ya mata loe." ucap Alysa kesal. Ia lalu melangkah pergi. Diikuti Navy dari belakang.

"Al. Alysa. Tunggu." panggil Navy menyamakan langkah kakinya dengan langkah kaki Alysa.

"Kenapa Nav?" tanya Alysa menghentikan langkah kakinya. Begitu juga dengan Navy yang juga menghentikan langkah kakinya.

"Gua udah tahu siapa yang ngunciin loe." jawab Navy lalu memberikan sebuah video pada Alysa.

"Oh jadi itu ulah Dara." ucap Revan di belakang mereka. Membuat Alysa dan Navy seketika langsung menoleh ke belakang. Menampakkan Revan yang terlihat sangat marah.

***

"Loe mau ke mana Van? Loe kan habis kecelakaan." ucap Alysa menahan Revan yang mau pergi dengan motornya.

"Aku harus bicara sama Dara Kenapa dia tega nglakuin hal itu sama kamu." ucap Revan.

"Nggak perlu Van. Lagian juga udah berlalu. Gua juga nggak apa-apa. Nggak usah diperpanjang lagi. Yang penting kita udah tahu siapa pelakunya."

"Tapi ini nggak bisa dibiarin Alysa. Kalau dibiarin yang ada Dara semakin semena-mena sama kamu. Mungkin besok atau lusa dia bisa aja nyelakain kamu lagi."

"Tapi keadaan loe sekarang lagi nggak baik-baik aja Van. Nanti kalau terjadi apa-apa sama loe gimana."

"Aku udah baik-baik aja Al. Aku pergi ya."

Revan tak peduli dengan apapun yang dikatakan Alysa padanya. Ia tetap pergi menemui Dara walaupun Alysa menahannya.

Alysa mengikuti Revan dengan diantar Yudha. Begitu juga dengan Juno dan Navy yang juga ikut menyusul sahabat-sahabatnya.

Revan mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi. Membuat Alysa dan teman-temannya yang lain jadi khawatir. Takut jika Revan mengalami kecelakaan lagi seperti tadi. Apalagi emosinya saat ini sedang tidak stabil.

***

"Hai Revan. Tumben kamu ke rumah aku. Ada apa?" ucap Dara ramah. Dia sangat bahagia karena Revan datang ke rumahnya.

"Kamu kan yang kemarin ngunciin Alysa? Kenapa? Salah apa Alysa sama kamu? Sampai kamu tega ngunciin dia di ruang C7 berjam-jam." tanya Revan tanpa basa-basi. Terlihat sekali Revan sangat marah dengan kelakuan Dara.

"Oh kamu ke sini cuma mau ngebelain cewek itu. Ada hubungan apa kamu sama dia? Segitunya belain dia."

"Aku cuma nggak suka ada orang yang suka ngejahatin orang lain. Itu aja. Jadi apa benar kamu yang ngunciin Alysa?"

"Kalau iya kenapa?"

"Kamu jahat banget Dara. Kita putus."

"Kamu mutusin aku demi dia. Oke kita putus. Dan kamu bakal nyesel karena udah mutusin aku." Dara lalu menampar Revan sebelum ia masuk ke dalam rumahnya.

"Loe nggak apa-apa Van?" tanya Alysa yang melihat saat Dara menampar pipi Revan dengan keras.

"Sakit." jawab Revan mengelus pipinya yang habis ditampar oleh Dara.

"Makanya kalau lagi sakit itu jangan bikin sakit hati orang. Kena kan batunya."

"Emang kamu nggak seneng aku udah putus dari Dara."

"Enggak biasa aja. Lagian cewek loe kan banyak, bukan Dara doang."

"Oke aku bakal putusin semua cewek-cewek aku asalkan kamu mau jadi pacar aku."

"Nggak mau." Alysa melangkah pergi setelahnya.

"Alysa tunggu." Revan mengejar Alysa. "Pulang sama aku ya." ucap Revan setelah berhasil menyamakan langkah kakinya dengan langkah kaki Alysa.

"Siapa bilang gua mau pulang?" ucap Alysa terus berjalan tanpa menghentikan langkah kakinya sedikitpun.

"Terus kamu mau ke mana? Ya udah ke mana pun kamu pergi, aku bakal anterin."

"Gua mau pacaran. Emangnya loe doang yang bisa pacaran."

"Emang kamu udah punya pacar. Siapa? Sini, kenalin sama aku."

"Ada deh." Alysa langsung masuk ke dalam taksi yang sudah ia pesan lewat ponselnya. Meninggalkan Revan dengan kebingungannya.

***

Minggu, 22 Januari 2023

Ketika Playboy Jatuh Cinta (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang