BAB 47 "Idola SMA"

27 4 0
                                    

"Bu Sonya. Katanya tadi nyariin saya ya. Ada apa bu?" tanya Revan setelah bertemu dengan Bu Sonya.

"Iya. Ibu mau nitip ini buat mama kamu." jawab Bu Sonya lalu memberikan barang yang akan diberikan ke mamanya Revan. "Tolong nanti kasih ke mama kamu ya."

"Baik Bu."

"Makasih ya Revan."

"Iya sama-sama bu."

"Ngomong-ngomong ini siapa Revan? Pacar kamu?" tanya Bu Sonya saat melihat ada perempuan di samping Revan.

"Dia Icha bu. Dulu sekolah di sini juga. Terus langsung pindah waktu kelas satu." jawab Revan.

"Icha ya? Sebentar." Bu Sonya sedang mengingatnya. "Oh ya ibu ingat. Icha yang dulu suka dikucir dua kan dan juga pakai kacamata. Ya ampun Icha. Beda banget sekarang. Makin cantik aja."

"Hehe. Ibu bisa saja. Bu Sonya apa kabar?"

"Baik Icha. Kalau kamu sendiri gimana kabarnya?"

"Baik juga bu."

"Kamu kapan balik ke Jakarta Cha? Dulu seinget ibu kamu pindahnya ke luar kota kan."

"Udah lumayan lama bu. Icha juga kuliah di jakarta sekarang Bu."

"Oh kuliah di mana?"

"Di Universitas Harapan Bangsa. Satu kampus sama Revan bu."

Setelah itu Revan mengajak Icha menyapa guru-guru lainnya.

***

"Hai kak Revan." sapa seorang cewek berpakaian seragam SMA.

"Hai juga." sapa Revan tersenyum membalas sapaan cewek itu.

"Kak Revan." Kali ini beberapa anak cowok berpakaian seragam SMA yang menyapa Revan. Revan juga membalas sapaan tersebut dengan tersenyum.

"Kak Revan." Sekali lagi ada siswa cowok yang menyapa Revan.

Di sepanjang mereka jalan ada saja murid yang menyapa Revan.

"Kamu terkenal juga ya di sini. Hampir semua anak murid di sini nyapa kamu." kata Icha. "Bahkan guru-guru juga masih pada kenal sama kamu. Padahal kan kamu lulus juga udah lama." tambah Icha lagi.

"Makanya jangan pindah. Nggak tahu kan kamu, gimana berprestasinya aku waktu SMA." kata Revan memuji dirinya sendiri.

"Idih." kata Icha malas menanggapi ke PD an Revan.

"Beneran Cha. Waktu kelas 2 SMA itu aku lomba band sekolah tingkat Nasional. Dan band aku menang. Lalu kepala sekolah minta band aku buat tampil di acara ulang tahun sekolah. Awalnya karena permintaan kepala sekolah, terus lama kelamaan jadi kebiasaan deh. Jadi band aku sering tampil di acara atau event yang diadakan sekolah. Makanya guru-guru banyak yang masih kenal sama aku." kata Revan menjelaskan.

"Oh aku pikir karena mau modus sama adik-adik SMA itu. Mau dipacarin satu-satu atau sekaligus kali ya. Emang dasar playboy ya kamu."

Revan menarik tangan Icha. Mereka berhenti sejenak dan saling bertatapan. "Itu nggak akan pernah terjadi kalau kamu mau jadi pacar aku."

"Hahaha." Icha tertawa tak percaya dengan ucapan Revan barusan. "Nggak usah bercanda deh. Nggak lucu." Setelah itu Icha menampakkan wajah serius saat mengatakan kalimat selanjutnya. Dia juga mencoba melepaskan tangan Revan dari tangannya. Namun Revan menahannya.

"Aku serius Cha. Aku mau kamu jadi pacar aku. Aku suka sama kamu." kata Revan tak mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Icha. Jantung Icha berdetak makin kencang saat Revan mendekatkan wajahnya ke wajah Icha. Dan di detik berikutnya Revan mencium Icha. Icha yang awalnya kaget, tanpa sadar memejamkan matanya dan mulai menikmati sentuhan bibir Revan di bibirnya.

"Kak Revan." kata Lolly yang entah sejak kapan dia muncul. Revan dan Icha pun langsung menghentikan ciuman mereka. Icha sangat panik, seperti sedang ketahuan selingkuh dengan pacar orang. Sementara Revan terlihat biasa saja, tak ada kepanikan sedikitpun di wajahnya.

"Dasar perempuan munafik. Bilangnya nggak pacaran sama kak Revan. Bilangnya nggak suka sama kak Revan. Tapi apa yang aku lihat barusan. Ciuman? Bener-bener cewek munafik." kata Lolly pada Icha. Lolly juga berniat menampar Icha, namun tangannya ditahan oleh Revan.

"Apa-apaan sih Lolly. Kakak nggak suka ya kamu kasar kayak gini." kata Revan marah.

"Kak Revan marahin aku gara-gara perempuan ini. Jahat kamu kak. Aku benci sama kak Revan." Lolly pergi sambil menangis.

"Revan kejar. Kenapa malah diem aja sih." suruh Icha pada Revan.

"Ngapain dikejar?" kata Revan.

"Kamu itu benar-benar cowok nggak peka ya. Dia itu suka sama kamu. Dan pasti sakit banget ngelihat orang yang dia sukai ciuman sama orang lain. Kamu pernah ngerasain itu kan gimana sakitnya. Jangan bikin anak orang sakit hati."

"Terus aku harus gimana Cha. Harus nerima cintanya dia gitu. Enggak Cha. Aku itu sukanya sama kamu bukan dia."

"Ya kamu bisa kasih pengertian ke dia. Hibur dia. Atau apa gitu kek. Orang kalau lagi patah hati bisa ngelakuin apapun Revan."

"Ya udah kamu aja yang hibur dia."

"Oh gitu. Oke. Kalau kamu nggak mau nyamperin dia dan nggak mau hibur dia. Aku nggak bakal mau ngomong lagi sama kamu." Icha berniat pergi.

"Oke oke aku jelasin ke Lolly. Tapi setelah itu kamu harus mau jadi pacar aku. Dan aku nggak nerima penolakan." Revan beranjak pergi tanpa mendengar jawaban Icha.

***

"Lolly." kata Revan saat melihat Lolly. Revan lalu menghampiri Lolly dan duduk di samping Lolly. Lolly diam tak menjawab panggilan Revan. Karena Lolly masih marah sama Revan.

"Lolly marah ya sama kak Revan?" tanya Revan, namun tak mendapat jawabannya. Bahkan gadis itu juga membuang muka ke arah lain, tak ingin melihat ke arah Revan.

"Maafin kak Revan ya. Kak Revan nggak bermaksud marahin kamu tadi." Lolly masih mengabaikannya.

"Udah ya jangan marah lagi. Nanti cantiknya berkurang lho." kata Revan lagi.

"Bodo." Lolly akhirnya bersuara. "Lagian percuma cantik kalau kak Revan aja nggak suka sama aku." kata Lolly lagi. Dia masih marah sama Revan.

"Siapa bilang kalau kak Revan nggak suka sama kamu. Kak Revan suka kok sama kamu. Sayang malah. Tapi sayang kak Revan ke kamu itu hanya sebagai adik. Masa depan kamu itu masih panjang. Kamu bisa dapetin cowok yang jauh lebih keren daripada kak Revan. Percaya deh sama kak Revan."

"Tapi aku sukanya sama Kak Revan. Kenapa sih kak Revan nggak mau jadi pacar aku aja." Lolly membalikkan tubuhnya, menghadap ke arah laki-laki yang dicintainya itu.

"Lolly. Perasaan itu nggak bisa dipaksain. Kakak sangat berterimakasih karena kamu suka sama kakak. Tapi maaf kakak nggak bisa bales cinta kamu. Kamu itu cantik, baik, pinter, pasti banyak cowok diluar sana yang suka sama kamu."

"Udah ya jangan sedih lagi." kata Revan lagi lalu menghapus sisa-sisa air mata di pipi Lolly. Revan juga memeluk Lolly agar Lolly tidak sedih lagi.

***

Rabu, 08 November 2023

Ketika Playboy Jatuh Cinta (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang