BAB 9 "Pernyataan Cinta"

67 7 0
                                    

"Navy kita putus." ucap Revan pada Navy.

Navy sangat syok saat mendengar Revan mengucapkan kata putus padanya. Dia tidak mau putus dengan Revan. Revan adalah laki-laki yang sangat dia cintai. Bahkan berkali-kali disakiti oleh Revan pun, Navy tetap masih bertahan di samping Revan.

"Aku nggak mau putus sama kamu." ucap Navy.

"Maafin aku Navy. Tapi kita harus putus."

"Apa ini gara-gara Alysa?"

Revan diam tak menjawab pertanyaan Navy padanya. Dia bingung harus menjawab apa. Karna yang dia pikirkan saat ini adalah bagaimana caranya dia bisa menang taruhan. Bagaimana caranya agar Alysa mau dengannya. Satu-satunya cara adalah dengan melepaskan Navy.

"Aku nggak masalah Revan kalau kamu emang suka sama Alysa. Aku juga nggak masalah kalau kamu emang mau pacaran sama Alysa. Bukankah selama ini juga begitu. Mau kamu deket sama cewek siapapun, mau kamu pacaran sama siapapun, aku nggak peduli. Karena aku cuma pengen tetap di samping kamu. Jadi pacar kamu Revan." ucap Navy lagi saat pertanyaannya hanya diabaikan oleh Revan.

"Navy kamu itu orang baik. Aku nggak pantas buat kamu. Kamu bisa dapetin seseorang yang jauh lebih baik dari aku. Seseorang yang bisa mencintaimu dengan tulus. Dan itu bukan aku Navy." ucap Revan.

"Tapi aku maunya sama kamu Revan." Navy tak lagi bisa menahan air matanya. Tangisannya pun mengalir di pipinya.

"Maafin aku Navy. Kita nggak bisa bersama lagi." Revan memeluk Navy untuk yang terakhir kalinya. Membuat tangis Navy semakin menjadi.

"Aku pulang ya." pamit Revan setelah melepaskan pelukannya dari Navy.

Hati Navy benar-benar hancur. Dia lalu masuk ke dalam rumah. Menemui seseorang yang dianggapnya sudah menghancurkan hubungannya dengan Revan.

"Loe pergi dari rumah gua sekarang juga." ucap Navy sesampainya di kamar Alysa.

"Maksud loe apaan sih?" tanya Alysa tak mengerti dengan kemarahan Navy yang tiba-tiba.

"Gara-gara loe Revan mutusin gua. Gara-gara loe hubungan gua sama Revan hancur. Dan sekarang gua nggak mau ngelihat muka loe lagi. Jadi lebih baik sekarang loe angkat kaki dari rumah gua. Gua muak lihat muka loe." jawab Navy emosi. Dia benar-benar marah sama Alysa. Karena menurutnya Alysa adalah orang yang sudah bikin hubungannya dengan Revan berakhir.

"Navy, Revan itu bukan orang yang baik. Seharusnya loe bersyukur karena udah bisa lepas dari cowok playboy kayak Revan. Gua punya buktinya kalau loe nggak percaya." Alysa memperlihatkan foto Revan yang lagi sama cewek lain pada Navy.

"Loe bisa lihat kan. Gimana brengseknya dia." ucap Alysa lagi.

"Alsya loe nggak perlu ngefitnah Revan seperti itu. Loe udah menang. Gua udah putus sama Revan. Dan loe bisa jadian sama Revan." ucap Navy masih marah.

"Navy loe salah paham. Bukan begitu."

"Udahlah Alysa. Nggak usah jadi cewek munafik. Gua benci sama orang munafik. Mending sekarang loe beres-beresin barang-barang loe, dan keluar dari rumah gua segera."

***

Alysa menghampiri Revan yang sedang berjalan sendiri di area kampus. "Revan." panggil Alysa menyamakan langkahnya dengan langkah kaki Revan.

"Pagi Alysa. Tumben banget kamu nyamperin aku. Ada apa? Kangen ya sama aku?" ucap Revan dengan semyumannya. Revan menghentikan langkah kakinya. Begitu juga dengan Alysa yang ikut menghentikan langkahnya.

"Loe kenapa mutusin Navy?" tanya Alysa mengabaikan semua pertanyaan Revan padanya.

"Bukannya ini mau kamu ya. Aku putus sama Navy." jawab Revan.

Alysa berpikir sejenak. Dia teringat dengan perkataanya kemarin pada Revan. Namun semudah itukah Revan mengiyakan permintaannya. Tidak seperti Revan yang dia kenal.

"Oh jadi selama ini loe nggak serius pacaran sama Navy?"

"Iya aku emang nggak serius pacaran sama Navy. Tapi aku serius sama kamu."

"Maksud loe?"

"Aku serius suka sama kamu Alysa. Dan aku mau kamu jadi pacar aku." Revan menatap Alysa saat mengucapkannya. Membuat Alysa jadi salah tingkah karena Revan menembaknya dengan tiba-tiba.

"Revan Revan. Bisa-bisanya ya loe nembak cewek lain. Padahal baru putus kemarin. Emang dasar playboy ya loe." ucap Alysa di saat ia sudah berhasil mengontrol perasaannya. Alysa lalu melangkah pergi setelah mengucapkan beberapa kalimat pada Revan.

Hatinya yang beberapa detik lalu sempat goyah karena pernyataan cinta Revan padanya. Kini sudah kembali normal. Mungkin dia akan menjawab iya jika ini dulu. Namun kini semua sudah berbeda.

***

"Jadi dugaan gua selama ini benar. Kalian memang ada hubungan. Kenapa sih loe nggak pernah ngaku kalau sebenarnya loe juga suka sama Revan? Kenapa Alysa loe jahat banget sama gua?" ucap Navy pada diri sendiri. Dia merasa terkhianati karena melihat Alysa sedang bersama Revan. Sepupu yang selama ini dia sayangi tega merebut orang yang paling dia cintai.

"Dan loe Revan, kenapa loe lebih milih Alysa daripada gua? Padahal gua jauh lebih mencintai loe daripada Alysa." Navy kembali berucap pada dirinya sendiri.

"Masih mau loe sama Revan setelah ngelihat ini semua?" ucap Juno membuyarkan segala lamunan Navy.

"Revan kan sahabat loe. Kenapa loe ngomong gitu?" ucap Navy.

"Revan emang sahabat gua. Tapi gua nggak bisa ngelihat orang yang gua sayangi disakitin sama dia."

"Maksud loe?"

"Gua suka sama loe Navy."

"Loe nggak perlu ngehibur gua dengan bilang loe suka sama gua. Gua baik-baik aja kok."

"Gua serius Navy gua suka sama loe."

Pernyataan cinta Juno padanya, membuat Navy bingung harus menjawab apa. Dia masih mencintai Revan. Tak ada cinta di hatinya untuk Juno. Namun sayang orang yang dia cintai malah menyakitinya. Mengkhianatinya dengan sepupunya sendiri. Dan sekarang sahabatnya dia malah menyatakan cinta padanya. Navy benar-benar bingung. Hatinya masih sakit karena cinta. Dia belum siap untuk menerima orang baru di hidupnya. Walaupun dia tahu Juno adalah orang yang baik.

"Gua nggak butuh jawaban loe sekarang. Gua tahu loe masih mencintai Revan. Dan gua juga nggak maksa loe buat nerima cinta gua. Gua cuma pengen loe tahu kalau di sini ada orang yang tulus sayang dan cinta sama loe. Jadi loe jangan sedih lagi ya karena Revan." ucap Juno lagi, menghapus air mata yang tadi sempat jatuh di pipi Navy.

Navy tersenyum menatap Juno, "Makasih ya Juno. Loe udah sayang sama gua. Tapi maaf gua belum bisa bales perasaan loe ke gua."

"Gua akan nunggu loe Nav. Sampai loe siap buat nerima cinta baru di hati loe." Juno tersenyum saat mengatakannya.

"Jadi sekarang loe nggak boleh sedih lagi ya. Lupain Revan. Karena ada gua di sini." ucap Juno lagi.

***

Kamis, 22 Desember 2022

Ketika Playboy Jatuh Cinta (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang