Awalnya Icha benar-benar bahagia, karena Revan mau datang ke nikahannya Rasya. Namun sesampainya di tempat acara, entah kenapa Icha malah merasa takut. Takut dengan masa lalu yang akan terulang lagi. Takut luka lama kembali terbuka.
"Kenapa berhenti? Berubah pikiran? Nggak jadi masuk? Ya udah pulang aja yuk." Revan yang mengetahui perubahan sikap Icha langsung mengajak Icha untuk pulang.
"Siapa bilang aku berubah pikiran? Aku mau masuk kok." kata Icha kembali melangkahkan kakinya.
Konsep pernikahan Rasya dan Mala benar-benar indah. Hampir sama dengan konsep pernikahan Icha. Pernikahan Rasya dan Mala diadakan diluar rumah, tepatnya di halaman samping rumah Mala. Ada banyak hiasan bunga di sana. Dari bunga yang asli dan bunga yang palsu, semua ada di sana. Semua dekorasi hampir dipenuhi dengan warna putih dan biru. Pesta pernikahannya pun berkonsep standing party. Tamu yang datang bisa langsung mengambil sendiri makanan yang mereka sukai. Tidak seperti kebanyakan pernikahan, yang duduk manis di tempat, lalu menunggu dilayani oleh pramusaji. Dari kejahuhan Icha melihat Mala yang sangat cantik dengan gaun pernikahannya. Sama halnya dengan Rasya yang terlihat ganteng dengan setelan jasnya.
"Hai Revan." sapa seseorang menghampiri Icha dan Revan. "Apa kabar? Udah lama ya kita nggak ketemu." katanya lagi.
"Baik." kata Revan singkat.
"Hai kamu Icha kan? Masih inget nggak sama aku? Dulu kita sekelas." katanya pada Icha.
Icha sangat ingat dengan laki-laki itu. Laki-laki itu bernama Sony. Anaknya sombong dan nyebelin banget. Icha ingat dia pernah meminta bantuan Sony untuk mengirimkan tugasnya lewat email. Tugas itu harus dikirimkan waktu itu juga. Dan saat itu Sony membawa laptopnya ke sekolah, Ichapun lalu meminta bantuan Sony. Namun laki-laki itu malah menolaknya. Dan giliran yang lain meminta tolong, dengan semangat Sony membantunya. Makanya sejak saat itu Icha tidak pernah meminta bantuan atau berbicara lagi dengan Sony.
Untung saja waktu ada Revan yang siap membantunya. laki-laki yang saat ini berdiri di samping Icha, dia adalah laki-laki terbaik versi Icha.
"Ingat." jawab Icha singkat. Karena Icha juga malas berbicara dengan Sony.
"Kamu apa kabar Cha? Makin cantik aja." puji Sony pada Icha. Sony tersenyum menatap Icha.
"Makasih." kata Icha tanpa membalas senyuman Sony padanya.
"Oh ya Son, kita cari makan dulu ya." pamit Revan pada Sony. Dia juga menggandeng tangan Icha agar ikut bersamanya.
"Kalian pacaran?" tanya Sony saat melihat Revan yang menggandeng tangan Icha. "Revan Revan. Terus kenapa dulu loe repot-repot buat nolak Icha, kalau pada akhirnya kalian juga pacaran." kata Sony lagi.
"Bukan urusan loe." kata Revan pada Sony.
"Ternyata kamu bodoh juga ya Cha. Masih aja mau sama Revan. Nggak inget, gimana dulu jahatnya Revan nolak kamu."
"Emang kamu juga nggak inget, gimana perlakuan buruk kamu ke aku dulu." kata Icha, dan mengajak Revan pergi setelahnya. Kali ini benar-benar pergi.
"Hai Revan, hai Icha." sapa Yudha, Juno dan Navy bergantian. Mereka akhirnya bertemu di tempat yang penuh dengan banyak orang itu.
"Katanya nggak mau dateng Van." kata Juno pada Revan.
"Terpaksa." kata Revan singkat.
"Revan, loe nggak ngajak Alysa ya ke sini?" tanya Navy saat tak menemukan Alysa bersama mereka.
"Revan aku paksa dateng ke sini. Makanya dia nggak ngajak Alysa." Icha menjawab pertanyaan Navy untuk Revan. Pertanyaan yang Icha sendiri memintanya pada Navy. Agar Revan tak curiga.
"Cha cari makanan yuk." ajak Navy pada Icha.
"Oke." jawab Icha melangkah pergi. Namun langkahnya terhenti karena seseorang menggenggam tangannya.
"Mau ke mana?" tanya Revan. Padahal sebelumnya Revan masih mengobrol dengan Juno dan Yudha. Tapi laki-laki itu masih menyadari kepergian Icha.
"Mau cari makanan sama Navy. Kamu mau aku ambilin sesuatu. Makanan atau minuman gitu." jawab Icha.
"Enggak usah. Jangan lama-lama, langsung balik lagi ke sini kalau udah selesai."
"Oke." Icha pergi setelahnya.
"Bisa juga ya loe ngajakin Revan ke sini." kata Navy setelah berada jauh dari Revan, Juno dan Yudha.
"Ini penuh perjuangan tahu." kata Icha yang malah sibuk dengan cemilan yang ada di depannya.
"Tapi ngomong-ngomong Revan perhatian juga ya sama loe."
"Itu mungkin karena Revan nggak mau ada yang ngebully gua lagi. Soalnya sebelum ketemu kalian. Tadi kita ketemu sama orang yang nyebelin."
"Oh kirain karena nggak mau jauh-jauh dari loe." Navy tertawa setelahnya. "Eh Al, Revan nggak curiga kan sama loe?"
"Enggak deh kayaknya. Lagian gua juga nggak pakai make up. Cuma pakai bedak sama lipstik doang nih."
"Tapi walaupun cuma bedakan dan lipstikan doang. Kamu tetep cantik kok Al."
"Ah bisa aja loe gombalnya. Ketularan Juno ya. Hahaha."
"Hahaha."
***
"Icha." kata seseorang memanggil nama Icha. Icha yang mendengar namanya dipanggil pun langsung menoleh ke sumber suara. Menampakkan sosok yang tak lagi asing baginya. Dia adalah Fara. Teman sekolah Icha yang dulu selalu membully Icha.
"Ya ampun Cha. Nggak nyangka ya kita bisa ketemu lagi di sini. Semenjak loe pindah sekolah, hidup gua itu berasa kurang menarik tahu." kata Fara.
"Iya karena nggak ada yang bisa loe bully lagi. Makanya hidup loe jadi membosankan tanpa gua." kata Icha dalam hati. Icha benar-benar kesal dengan tingkah Fara yang sok baik padanya. Namun Icha bisa apa selain hanya bisa berpura-pura tersenyum.
"Loe tahu nggak Cha, gua itu salut banget tahu sama loe. Loe berani nembak Revan. Gua aja nggak berani lho nembak Revan." kata Fara lagi.
"Revan bukannya siswa yang paling ganteng di sekolah itu ya?" tanya perempuan bernama Rere. Rere adalah sahabat baik Fara. Dia anak pindahan. Pindah ke sekolah Fara, sebulan setelah Icha pindah dari sekolah.
"Iya, loe pasti pernah denger ceritanya kan." jawab Fara.
"Oh jadi dia cewek yang pernah nembak Revan, terus ditolak itu ya. Aku pikir secantik apa sampai berani nembak Revan. Ternyata... " Rere tak lagi melanjutkan kata-katanya. Dia hanya memandang rendah Icha dengan tatapannya yang menyebalkan.
"Cha, loe nggak mau ketemu sama Revan. Revan juga ada di sini lho. Tadi gua ketemu sama Revan." kata Fara pada Icha.
"Astaga Fara mana berani dia ketemu sama Revan. Yang pasti malu lah. Mau ditolak untuk yang kedua kalinya lagi. Hahaha." Rere tertawa di akhir kalimatnya. Begitu juga dengan Fara yang juga ikut tertawa.
"Gua nolak Icha bukan karena gua nggak suka sama Icha." kata Revan yang entah darimana datangnya.
"Terus kenapa kamu nolak Icha kalau emang kamu suka sama Icha? Revan, aku inget banget kata-kata kamu yang menyakitkan waktu itu. Gimana kamu dengan jahatnya nolak Icha di depan orang banyak." kata Fara.
"Emang loe siapa? Harus gitu gua jelasin ke loe." kata Revan lagi, lalu mengajak Icha pergi dari tempat itu.
***
Jum'at, 01 September 2023
![](https://img.wattpad.com/cover/325672396-288-k164263.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Playboy Jatuh Cinta (TAMAT)
RomanceSekali lagi Revan melihat rumah kosong itu. Di mana pemiliknya sekarang. Rumahnya kotor dan tak ada yang membersihkannya. Banyak rumput liar tumbuh di sana. "Icha sebenarnya kamu di mana sih?" "Kenapa kamu pergi tanpa bilang apapun sama aku." "Apa n...