BAB 3 "Pantang Menyerah"

120 8 0
                                    

Falshback On

"Revan, aku suka sama kamu. Kamu mau nggak jadi pacar aku?" tanya seorang gadis berkucir dua dengan kacamata kudanya. Orang menyebutnya gadis cupu, udik, dan kampungan. Penampilannya yang nggak banget membuatnya sering dibully oleh teman-temannya. Namun hanya satu orang yang baik padanya. Dia adalah Revan. Cowok terkeren di SMA nya. Sikap Revan yang terlau baik padanya, membuat gadis itu memberanikan diri untuk mengatakan perasaannya pada Revan. Gadis itu yakin kalau Revan juga punya perasaan padanya.

"Kamu mau jadi pacar aku? Nggak salah. Lihat diri kamu. Pantas nggak jadi pacar aku." ucap Revan.

"Bukannya kamu juga suka ya sama aku. Selama ini kan kamu selalu baik sama aku. Selalu nolongin aku kalau aku lagi di bully sama anak-anak lainnya."

"Aku baik sama kamu bukan berarti aku suka sama kamu. Kamu itu bukan tipe aku. Sadar diri dong. Masak seorang Revan yang ganteng gini mau sih sama cewek cupu, udik dan kampungan seperti kamu. Hei bangun, jangan mimpi terus."

"Kamu jahat Revan. Kalau kamu emang nggak suka sama aku, kamu nggak perlu ngehina aku seperti itu. Aku pikir kamu beda sama yang lainnya. Ternyata kamu sama aja." Gadis itu berlalu pergi setelahnya.

Gadis itu berlari entah ke mana. Banyak pasang mata sedang memperhatikannya. Mereka hanya melihat. Tak berniat untuk menghibur kesedihan gadis malang ini.

Flashback Off

***

"Hai boleh aku duduk di sini?" tanya Revan menghampiri Alysa yang sedang duduk sendirian di kantin kampus.

"Emm kalau diem berarti boleh dong." ucap Revan lalu duduk di sebelah Alysa.

"Oh ya nama kamu Alysa kan? Kamu sepupunya Navy?" tanya Revan.

"Kita kan satu kelompok nih. Kapan rencananya mau ngerjain tugas itu?" tanya Revan lagi.

"Saya mau ngerjain tugas itu sekarang di perpus. Kalau kamu mau ikut. Silakan. Tapi kalau enggak juga nggak apa-apa. Saya bisa ngerjain tugas itu sendiri tanpa bantuan kamu." jawab Alysa panjang lebar. Alysa lalu beranjak bangkit dari duduknya.

"Iya aku ikut." ucap Revan.

"Revan kamu mau ke mana?" tanya Dara saat melihat Revan keluar dari kantin. Dara lalu menarik tangan Revan. Menghentikan langkah kaki Revan.

"Aku mau ke perpus." jawab Revan.

"Sama itu cewek?" Pasalnya Dara melihat Revan berjalan berdampingan dengan Alysa. Membuat Dara curiga, ada hubungan apa Revan dan perempuan itu.

"Iyalah sama dia. Aku kan dapat tugas kelompok sama dia dari Bu Mila. Dan sekarang aku mau ngerjain tugasnya di perpus. Soalnya tugasnya dukumpulin besok. Udah dulu ya yank. Daa sayang."

"Tapi Van."

Tak ada jawaban lagi dari Revan. Karna Revan sudah berlalu pergi. Mengejar Alysa yang sudah berjalan jauh menuju ke perpus sedari tadi.

Tak terasa tugasnya pun selesai sudah. Alysa langsung berlalu pergi tanpa menghiraukan Revan yang sejak tadi memanggilnya.

Revan pergi ke tempat parkir untuk mengambil sepeda motornya. Revan berniat untuk mengejar Alysa dan mengantarkan Alysa pulang.

"Revan aku pulang bareng sama kamu ya." ucap Vita menghentikan laju sepeda motornya Revan.

"Sorry honey aku nggak bisa nganter kamu pulang. Soalnya tadi nyokap aku minta aku buat pulang cepet." ucap Revan berbohong.

"Tumben. Emang ada apa?"

"Emm itu ada acara keluarga. Ya udah ya honey aku pulang dulu. Kamu hati-hati ya. Daa." Revan pergi meninggalkan Vita dan pergi mengejar Alysa.

Alysa sedang menunggu bis di halte. Tapi bisnya tak kunjung datang.

"Hai Alysa. Aku anterin pulang ya?" tawar Revan yang sudah berada dihadapan Alysa saat ini.

"Makasih, nggak usah." jawab Alysa.

"Ayolah, daripada nungguin bisnya nggak dateng-dateng. Mending aku anterin pulang."

Belum sempat Revan membujuk Alysa lagi. Bisnya sudah keburu datang. Alysa lalu masuk ke dalam bis itu. Begitu juga dengan Revan. Revan meninggalkan motornya di halte demi ingin dekat dengan Alysa. Revan merasa kegerahan karna tak terbiasa naik bis. Alysa yang melihat ini hanya bisa tertawa didalam hatinya. Seorang Revan yang anak orang kaya. Fasilitas serba ada. Mau-maunya naik bis bersamanya.

Bis berhenti di perempatan jalan rumah Alysa. Alysa pun turun dari bis. Begitu juga dengan Revan. Tanpa mempedulikan Revan yang masih lemas di belakang. Alysa tetap berjalan menyusuri jalan menuju rumahnya.

"Hai tunggu." panggil Revan pada Alysa. Ia lalu mengejar Alysa yang sudah jauh didepannya.

"Ada apa lagi? Kenapa kamu selalu mengikuti saya? Apa mau kamu sebenarnya?" tanya Alysa berhenti tepat di depan Revan.

"Aku cuma mau berkenalan sama kamu. Mengenalmu lebih dekat. Apa enggak boleh?" jawab Revan.

"Enggak. Lagian kamu kan juga udah tahu nama saya. Kamu juga udah tahu siapa saya tanpa perlu saya beritahu. Apa masih perlu kamu berkenalan dengan saya lagi. Sementara kamu udah tahu banyak tentang saya melalui info-info yang kamu dapat sendiri."

"Iyalah masih perlu. Karna aku masih ingin jalan sama kamu. Ngobrol-ngobrol sama kamu."

"Tapi maaf saya nggak bisa. Saya lagi sibuk." Alysa kembali melangkah pergi meninggalkan Revan. Sementara Revan masih saja mengikutinya.

***

"Loe pulang sama Revan? Kok bisa?" tanya Navy saat melihat Alysa yang baru saja memasuki rumah. Pasalnya ia juga melihat Revan di depan rumah. Terlihat sekali dia sedang kelelahan.

"Dia maksa buat nganterin gua pulang. Tapi gua tolak. Terus dia malah ngikutin gua naik bis." jawab Alysa.

"Loe nggak ada niatan mau ngerebut Revan dari gua kan."

"Segitu cintanya ya loe sama Revan. Sampai takut banget gua bakal ngerebut dia dari loe. Kemarin kan gua udah pernah bilang sama loe. Revan itu bukan laki-laki yang baik. Dia itu playboy dan suka mainin hati perempuan. Bisa dilihat kan, dia udah punya loe. Tapi masih aja ngejar-ngejar gua. Buat apa coba? Jangan mau dibutakan karena cinta." Alysa pergi setelahnya.

"Gua tahu Al. Revan itu memang playboy. Gua juga tahu dia punya cewek lain selain gua. Tapi Revan bukan cowok jahat. Dia adalah laki-laki terbaik versi gua. Gua cuma berharap suatu saat nanti Revan bisa berubah. Dia hanya akan memilih gua suatu hari nanti." ucap Navy dalam hatinya.

"Hai Revan." sapa Navy yang sudah berada di luar rumah. Menghampiri Revan yang sedang duduk di halaman depan rumahnya.

"Navy. Kamu nggak kuliah hari ini?" tanya Revan merasa kaget karena ternyata Navy ada di rumah.

"Enggak ada. Oh ya tadi kamu ke sini naik apa? Kok motor kamu nggak ada." jawab Navy.

"Navy kita jalan-jalan yuk. Mau nggak?" ucap Revan mengalihkan pertanyaan Navy untuknya.

"Mau bangetlah. Aku siap-siap dulu ya." ucap Navy sangat bahagia.

"Oke. Tapi sebelumnya aku boleh nggak minta minum dulu. Haus soalnya."

"Oke. Kamu tunggu sini ya. Aku ambilin minum dulu buat kamu."

***

Selasa, 15 November 2022

Ketika Playboy Jatuh Cinta (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang