"Hai Revan." sapa teman-teman Revan pada Revan. Beberapa laki-laki yang terasa asing dibenak Icha.
Revan tersenyum membalas sapaan teman-temannya. Mereka juga saling bertukar kabar.
"Tumben loe dateng ke reuni sekolah Van." kata Gery salah satu teman Revan.
"Iya nggak biasanya. Dan sekalinya dateng langsung bawa cewek lagi." tambah Danang.
"Kenalin dong sama kita-kita." pinta Radit.
"Dia Icha. Pacar gua." Revan mengenalkan Icha pada teman-temannya.
"Namanya nggak asing. Namanya sama kayak cewek yang pernah loe tolak di SMA. Iya kan?" kata Radit.
"Apa jangan-jangan dia cewek yang sama Van?" tanya Danang.
"Ya nggak mungkinlah Nang. Icha yang itu kan jelek, cupu lagi. Kalau Icha yang ini kan cantik. Jadi nggak mungkin mereka orang yang sama. Iya kan Van?" jawab Gery, dan bertanya di akhir kalimatnya.
"Kalian benar kok. Icha pacar gua ini adalah Icha yang sama dengan Icha yang pernah gua tolak dulu. Dan perlu kalian tahu, dulu gua nolak Icha bukan karena gua nggak suka sama Icha. Tapi ada kesalahpahaman diantara kita. Dan satu hal jangan pernah menilai orang hanya dari penampilannya saja." Revan pergi setelahnya. Menggandeng tangan Icha untuk ikut bersamanya.
"Loe sih Ger. Jadi marah kan Revan." kata Danang pada Gery.
"Loe juga yang mancing-mancing." kata Gery tak mau disalahkan.
"Tapi perkataan loe tadi emang keterlaluan tahu Ger. Menghina fisik orang." kata Radit yang juga menyalahakn Gery.
"Kenapa pada malah nyalahin gua sih?" tanya Gery tak terima.
"Karena emang loe yang salah." jawab Danang.
***
"Revan. Seharusnya kamu nggak bicara kayak gitu sama teman-teman kamu. Lagian yang mereka bicarakan memang benar kok. Dulu itu aku jelek, cupu, dan nggak menarik."
"Tapi aku nggak suka kalau ada yang menghina pacar aku." kata Revan yang sontak langsung membuat Icha tersenyum.
"Inget ini tempat umum." kata Yudha yang tiba-tiba muncul, dan menghentikan kemesraan Revan dan Icha.
"Bilang aja syirik." kata Revan.
"Heran gua padahal kan gua juga nggak kalah ganteng dari loe. Tapi kenapa nggak ada yang mau jadi pacar gua ya." kata Yudha yang malah curhat.
"Loe terlalu milih-milih sih." kata Revan.
"Juno belum dateng?" tanya Yudha kemudian.
"Belum. Tadi sih udah gua tanyain, katanya masih dijalan. Soalnya nunggu Navy dulu, Navy baru selesai ngerjain tugas sama teman-temannya." jawab Revan.
"Icha?" kata Sarah memastikan kalau yang disapanya benar-benar Icha. Perempuan yang dia kenal.
"Iya." Icha menoleh saat namanya dipanggil. "Sarah." kata Icha kemudian.
"Ya ampun ternyata beneran kamu Cha. Tadinya itu aku ragu-ragu mau nyapa kamu. Takutnya aku salah orang." Kangen banget aku sama kamu Cha. Lama banget kita nggak ketemu." Sarah lalu memeluk Icha.
"Sejak kapan kalian deket?" tanya Revan saat melihat kedekatan sarah dan Icha.
Sarah melepas pelukannya pada Icha. "Sejak sebelum Icha deket sama loe. Icha udah lebih dulu deket sama gua tahu." jawab Sarah.
"Masak sih? Kok gua nggak tahu ya."
"Loenya aja yang nggak tahu. Gua aja tahu kok. Gua pernah beberapa kali lihat mereka ke kantin bareng." kata Yudha.
"Terus kenapa loe nggak belain Icha waktu dia di bully Sar?" tanya Revan.
"Ya karena udah ada loe. Kalau gua juga ikut nimbrung di saat itu juga, yang ada malah bikin tambah masalah." jawab Sarah.
"Bilang aja loe nggak tulus sahabatan sama Icha."
"Revan. Sarah itu sahabat aku yang paling tulus. Mungkin dia emang nggak ngebela aku diwaktu aku di bully. Tapi setelah kamu bantuin aku, dan kamu pergi. Sarah selalu datang menghampiri aku dan nenangin aku juga." kata Icha.
"Tuh denger kata Icha." kata Sarah pada Revan. Namun hanya dijawab "Oh" oleh Revan.
"Icha, ikut aku bentar yuk. Aku mau ngomong sesuatu sama kamu." kata Sarah pada Icha. Dan Icha mengiyakan ajakan Sarah.
"Nggak bisa apa ngomong di sini aja." kata Revan.
"Enggak." kata Sarah.
"Ya udah gua ikut." kata Revan.
"Ya ampun Revan, gua cuma pinjem Icha sebentar aja kok. Ntar gua balikin. Nggak bakal kenapa-kenapa juga." kata Sarah.
"Oke kalau gitu, tapi awas aja kalau pacar gua kenapa-kenapa ntar." kata Revan yang membuat Icha jadi malu.
"Van." kata Icha karena menurutnya Revan benar-benar lebay saat ini. Dan Icha benar-benar malu dengan tingkah kekasihnya itu. Sementara Revan hanya tersenyum menanggapi kekesalan dari kekasihnya itu.
"Yuk Sar." kata Icha pada Sarah. Icha melangkah pergi. Namun Revan tak melepaskan tangannya dari jemari tangan Icha.
Icha menoleh ke Revan. Memberi isyarat untuk segera melepaskan tangannya. Revan tersenyum dan lalu melepaskan tangannya setelah mendapat tatapan horor dari kekasihnya.
"Lebay banget sih loe. Kayak mau ditinggal ke mana aja." kata Yudha yang risih melihat kelebaian sahabatnya itu.
"Padahal lagi iri tuh. Haha." ejek Revan dan tertawa di akhir kalimatnya.
***
"Mau ngomong apa Sar?" tanya Icha kemudian.
"Aku mau minta maaf sama kamu." jawab Sarah.
"Minta maaf soal apa?"
"Gara-gara aku kamu patah hati dan pindah dari sekolah. Seharusnya waktu itu aku nggak minta kamu buat nembak Revan. Aku benar-benar nyesel Cha. Tapi beneran deh aku nggak ada maksud apa-apa waktu itu. Aku cuma pengen kamu bahagia bersama Revan. Karena menurut pandangan aku, Revan juga sama kamu. Tapi ternyata aku salah. Revan nolak kamu. Maafin aku ya. Maaf banget Cha."
"Kamu nggak salah kok Sar. Mungkin ini memang takdir hidup aku. Memang begini jalannya. Tapi sekarang aku udah bahagia kok sama Revan."
"Jadi kalian udah benar-benar pacaran. Aku pikir tadi Revan cuma asal ngomong aja waktu bilang kamu pacarnya."
"Iya kita baru beberapa bulan jadian. Dan yang terjadi di masa lalu itu cuma kesalahpahaman aja."
"Jadi aku nggak salah dong. Revan emang beneran suka sama kamu dari dulu."
"Iya Sarah. Mungkin kalau aku nggak buru-buru pergi. Mungkin kesalahpahaman itu nggak bakal lama seperti saat ini. Sebenarnya ini semua salah aku sendiri sih Sar."
Sarah memeluk Icha setelahnya karena melihat Icha yang sepertinya hendak menangis. "Udah Cha yang lalu biarlah berlalu. Sekarang aku seneng bisa lihat kamu bahagia sama Revan. Ntar kalau nikah jangan lupa undangannya ya."
"Masih lama kali Sar. Belum juga lulus kuliah."
"Bukannya bentar lagi kamu lulus ya."
"Masih mau nyari kerja. Kayaknya kamu duluan deh yang bakal nikah. Pacar kamu sekarang siapa? Masih yang dulu atau udah ganti."
"Pacar gua ya. Sebenarnya mau aku kenalin sama kamu. Tapi kenapa lama banget ya di toiletnya. Aku WhatsApp bentar ya."
"Oke."
Icha mengecek ponselnya, "Lama banget sih. Buruan balik." Pesan WhatsApp dari Revan.
"Sar, kita balik ke tempat tadi yuk. Sambil nunggu pacar kamu." ajak Icha setelah membalas pesan WhatsApp dari Revan.
"Oke." jawab Sarah.
***
Rabu, 29 November 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Playboy Jatuh Cinta (TAMAT)
RomanceSekali lagi Revan melihat rumah kosong itu. Di mana pemiliknya sekarang. Rumahnya kotor dan tak ada yang membersihkannya. Banyak rumput liar tumbuh di sana. "Icha sebenarnya kamu di mana sih?" "Kenapa kamu pergi tanpa bilang apapun sama aku." "Apa n...