"Mau ikutan lomba lukis itu Van?" tanya Icha saat melihat Revan yang terus memperhatikan brosur yang tertempel di mading kampus.
"Pengen sih. Tapi aku nggak yakin bisa apa enggak." jawab Revan.
"Kenapa nggak yakin? Lukisan kamu bagus kok. Dan aku yakin kamu bisa juara satu kalau ikutan."
"Itu karena kamu pacar aku, makanya bilang gitu. Coba kalau bukan pacar aku, kamu pasti bilang kalau lukisan aku jelek."
"Ya udah gini aja. Kalau kamu ikutan dan juara satu aku bakal ngabulin satu permintaan kamu. Gimana?"
"Serius? Apa aja?"
"Iya apa aja. Tapi jangan yang aneh-aneh mintanya."
"Kamu bilang gini karena lukisan yang aku buat nggak bakal menang ya."
"Kenapa mikir gitu sih? Aku itu cuma nyemangatin kamu biar kamu berusaha lebih keras untuk bisa dapet juara satu."
"Yakin karena itu, bukan karena lukisanku jelek."
"Sejak kapan sih seorang Revan jadi pesimis kayak gini. Ya udah kalau kamu nggak mau ikutan, berarti kamu kalah. Kamu harus ngabulin permintaan aku."
"Enak aja. Aku kan belum bilang setuju." Revan melangkah pergi setelahnya.
Icha mengejar Revan. "Nggak mau tahu. Pokoknya kamu harus ngabulin permintaan aku."
Revan menghentikan langkahnya, menghadap ke arah Icha yang ada di sampingnga. "Ya udah permintaan kamu apa?"
Icha tersenyum, dia sedang mencari ide. Sesuatu yang tidak mungkin dilakuin oleh Revan. "Aku pengen lihat kamu pakai pakaian wanita lagi."
"Nggak mau. Udah cukup sekali aja kamu nyuruh aku pakai pakaian perempuan. Nggak mau lagi. Nggak ada permintaan yang lain."
"Enggak ada."
"Kayaknya kamu emang mau ngerjain aku ya."
"Iya. Hahaha."
"Kalau gitu aku setuju."
"Setuju ngabulin permintaan aku."
"Setuju buat ikutan lomba."
"Nah gitu dong, itu baru pacar aku. Nggak pantang menyerah."
***
Revan sedang berlatih melukis ditemani oleh Icha. Revan terlalu fokus ingin menang. Karena dia tidak mau memakai pakaian wanita lagi seperti permintaan Icha. Karena terlalu sibuk melukis, Revan jadi mengabaikan Icha. Dia jarang punya waktu lagi untuk menemani Icha. Yang ada sekarang Icha yang terus setia menemani kekasihnya itu.
"Revan kita jalan-jalan yuk." ajak Icha pada Revan. Namun Revan menolaknya. "Pengen banget menang ya. Emang permintaan kamu apa sih?"
"Aku cuma nggak mau disuruh pakai pakaian wanita sama kamu."
"Waktu sama Alysa kamu oke oke aja pakai pakaian wanita. Kenapa sekarang waktu aku yang minta kamu nggak mau."
"Waktu itu aku terpaksa Cha karena nggak mau kalah taruhan aja."
"Masak? Bukan karena kamu suka sama Alysa.
"Aku emang suka Alysa."
"Dasar cowok sukanya sama yang cantik doang."
"Hei hei aku belum selesai ngomong Icha. Aku emang suka Alysa. Alysa Meilani. Masak kamu cemburu sih sama diri kamu sendiri."
Icha menahan senyum saat Revan menyebut nama lengkapnya.
"Kalau mau senyum, senyum aja. Pakai ditahan-tahan segala."
Icha semakin kesal karena Revan menggodanya. Hanya kesal diluar, karena dalam hatinya sedang berbunga-bunga.
![](https://img.wattpad.com/cover/325672396-288-k164263.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Playboy Jatuh Cinta (TAMAT)
RomanceSekali lagi Revan melihat rumah kosong itu. Di mana pemiliknya sekarang. Rumahnya kotor dan tak ada yang membersihkannya. Banyak rumput liar tumbuh di sana. "Icha sebenarnya kamu di mana sih?" "Kenapa kamu pergi tanpa bilang apapun sama aku." "Apa n...