BAB 33 "Sedang Bingung"

27 4 0
                                    

Setelah selesai sholat Ashar, Revan pergi ke dapur untuk mengambil minuman. Ia merasa haus. Sesampainya di dapur ia melihat Icha yang sedang menggoreng sesuatu. Padahal setahu Revan, Icha tadi sedang mengobrol dengan mamanya. Namun saat ini Revan malah tidak melihat mamanya.

"Kamu lagi goreng apa Cha? Terus mama mana?" tanya Revan saat ia tak melihat keberadaan mamanya.

"Lagi goreng bakwan jagung. Mama kamu lagi sholat Ashar. Kamu udah sholat?" jawab Icha serambi bertanya. Ia masih fokus dengan aktivitas semulanya.

"Udah. Terus kamu mau aja gitu di suruh mama goreng bakwan."

"Ya udah kamu aja yang goreng." Icha lalu memberikan spatulanya pada Revan. Namun Revan malah mengabaikannya.

"Ogah." kata Revan menolak. Dan dia malah mengambil bakwan jagung yang sudah matang. Lalu memakannya.

"Nggak mau goreng. Tapi makan mau." Icha kembali menggoreng bakwan jagungnya sendiri. Membalik satu persatu bakwannya.

Sementara Revan hanya tertawa saat mendengar sindiran Icha padanya. Dia sibuk memakan bakwan jagung cemilan kesukaanya. Sangat nikmat saat di makan selagi masih panas.

"Cha." panggil Revan kemudian. Dia masih setia berada di samping Icha yang sedang menggoreng. Sambil terus memakan bakwan jagungnya.

"Hemm." Icha hanya berdehem menanggapi panggilan Revan padanya.

"Kamu sedih nggak Rasya mau nikah?"

Icha menoleh ke arah Revan sesaat. Menurutnya pertanyaan Revan sangat aneh. Namun di detik berikutnya, ia kembali ke arah penggorengan yang ada di depannya.

"Ya enggaklah. Aku sangat bahagia mendengar Rasya mau nikah. Apalagi Rasya kan mau nikahnya sama temen aku."

"Kamu kenal sama calon istrinya Rasya?"

"Iya. Dia itu temen kecil aku. Kita udah lama nggak ketemu. Ketemu lagi beberapa hari yang lalu. Lalu tadi dia ngenalin aku sama calon suaminya. Dan aku nggak nyangka kalau ternyata calon suami temen aku itu Rasya. Kalau aku tahu calon suami temen aku itu Rasya, aku nggak bakal minta kamu datang ke kafe buat kasih charger aku."

"Aku pikir tadi itu kamu emang janjian sama Rasya."

"Enggak."

"Kamu tahu nggak Cha? Kenapa aku sama Rasya udah nggak sahabatan lagi sekarang?"

"Kenapa emangnya?"

"Itu karena Rasya udah ngerebut orang yang aku suka. Padahal dia jelas-jelas tahu kalau aku suka sama orang itu."

"Siapa orangnya?"

Revan hanya menatap Icha tanpa memberi jawaban yang pasti pada Icha. Lalu ia pergi setelahnya. Meninggalkan rasa penasaran di benak Icha.

***

"Revan." panggil Icha dari luar pintu kamar Revan.

"Masuk aja Cha." kata Revan dari dalam kamarnya. "Kamu mau pulang sekarang?" tanya Revan. Icha mengangguk sebagai jawaban.

"Sini. Temenin aku main game dulu." kata Revan menyuruh Icha menghampirinya. Tanpa bertanya, Icha pun menuruti permintaan Revan.

Flashback On

"Aku nggak bisa maen game Revan." kata seorang gadis berkucir dua masih dengan memakai seragam SMA nya.

"Nanti aku ajarin." Revan mengajari gadis itu. "Udah bisa kan?" tanya Revan setelah beberapa saat. Bahkan mereka sudah melakukan permainan selama beberapa ronde.

"Bisa. Seru ya ternyata." Icha sangat bersemangat saat mengatakannya.

"Makanya jangan cuma belajar doang tahunya."

Ketika Playboy Jatuh Cinta (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang