"Guys gua masih curiga kalau Mala itu hamil." kata Yudha kepada sahabat-sahabatnya. Mereka saat ini sedang berada di kantin kampus. Menunggu jam kuliah berikutnya.
"Jangan bikin gosip." kata Juno.
"Mala siapa?" tanya Revan yang merasa tidak mengenal nama Mala.
"Calon istrinya Rasya." jawab Yudha. "Kalau nggak hamil, ngapain coba nikah buru-buru. Kuliah aja belum lulus." kata Yudha lagi.
"Rasya udah lulus kuliah. Lupa." kata Juno.
"Maksud aku si Malanya." kata Yudha.
"Mau nikah sekarang apa nanti, itu kan terserah mereka. Kenapa jadi loe yang ribet sih. Kalaupun emang beneran hamil. Apa masalahnya? Lagian mereka juga udah mau nikah. Nggak ada yang rugi juga kan." kata Juno. Dia mulai kesal karena Yudha terus-terusan membahas soal Rasya dan Mala.
"Bukannya gitu. Maksud aku itu, kita kan sahabat. Kenapa nggak jujur aja gitu sama kita."
"Kayak loe nggak tahu temen loe aja. Berantem sama Revan aja, nggak pernah cerita masalahnya apa ke kita. Nggak usah Rasya deh. Tuh lihat cowok di samping loe, apa pernah dia cerita soal masalahnya dia sama Rasya ke kita."
"Kenapa jadi bawa-bawa gua sih?" tanya Revan kesal karena dikait-kaitkan dengan perbincangan mereka tentang Rasya dan Mala.
"Jadi sekarang loe udah mau cerita masalah loe sama Rasya." kata Yudha.
"Gua cabut." kata Revan kemudian. Dia mengabaikan ucapan Yudha padanya.
"Mau ke mana loe?" tanya Juno.
"Mau cari Alysa. Kalian ada yang lihat Alysa?" jawab Revan.
"Kata Navy, Alysa lagi sakit." kata Juno memberitahu.
***
Revan sudah sampai di rumah Alysa. Namun tak ada siapapun di sana. Nomer handphonenya Alysa juga tidak bisa dihubungi sejak tadi.
"Kamu ke mana sih Al? Katanya lagi sakit. Tapi kok nggak ada di rumah. Apa kamu lagi di rumah sakit? Ayo Al angkat telepon aku. Jangan bikin aku khawatir gini." kata Revan pada dirinya sendiri. Dia terus mencoba untuk menghubungi Alysa. Dia benar-benar khawatir dengan keadaan Alysa saat ini.
"Hallo Alysa. Kamu di mana?" ucap Revan tanpa melihat siapa yang meneleponnya.
"Alysa siapa?" tanya seseorang itu yang ternyata adalah mamanya Revan.
Revan lalu melihat layar ponselnya. Tertera nama mama di sana. Revan menyalahkan kebodohannya sendiri. Bisa-bisanya dia mengira kalau yang meneleponnya tadi adalah Alysa.
"Eee Mama. Ada apa Ma?" tanya Revan mengabaikan pertanyaan mamanya.
"Mama boleh minta tolong." jawab mamanya.
"Minta tolong apa ma?"
"Bisa nggak kamu ke apotik. Beli obat penurun panas."
"Mama sakit?"
"Bukan mama yang sakit. Tapi Icha. Sekarang mama lagi ada di rumahnya Icha. Nanti habis dari apotik, sekalian kamu beli bubur ya. Habis itu tolong anterin ke rumahnya Icha."
"Oke ma." Revan menutup teleponnya.
***
"Makasih ya Revan buat obat dan buburnya." kata Icha.
"Itu juga karena mama." kata Revan. Dia masih sibuk dengan ponselnya.
"Kamu nggak kuliah?"
Revan melirik jam yang ada di pergelangan tangannya. Sudah pukul 2 siang. Dia sudah sangat sangat terlambat untuk masuk kuliah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Playboy Jatuh Cinta (TAMAT)
RomanceSekali lagi Revan melihat rumah kosong itu. Di mana pemiliknya sekarang. Rumahnya kotor dan tak ada yang membersihkannya. Banyak rumput liar tumbuh di sana. "Icha sebenarnya kamu di mana sih?" "Kenapa kamu pergi tanpa bilang apapun sama aku." "Apa n...