"Kak, kakak temannya kak Alysa ya?" tanya seorang anak kecil pada Revan. Kira-kira umurnya sekitar 13 tahun. Masih SMP.
"Iya. Kamu tinggal di sini?" jawab Revan serambi bertanya pada anak kecil itu.
"Iya kak. Masuk ke dalam yuk kak. Kebetulan di dalam lagi ada acara. Kak Alysa juga ada di sana."
"Acara apa ya? Emang boleh kakak masuk ke dalam? Nanti malah ganggu acara kalian lagi."
"Ulang tahun teman aku kak. Nggak bakal ganggu juga kok kak. Makin banyak orang, acaranya malah makin asyik kak. Masuk yuk."
Revan akhirnya mengikuti anak laki-laki itu masuk ke dalam rumah. Acaranya diadakan dibelakang rumah. Tidak terlalu mewah, cukup sederhana namun terlihat sangat bagus. Berbeda sekali dengan acara ulang tahun yang sering Revan adakan atau mungkin Revan hadirin.
"Kak, itu kak Alysa. Lagi nyanyi di atas panggung." ucap anak laki-laki itu memberitahu Revan keberadaan Alysa. Revan mengikuti arah yang ditujukan anak laki-laki itu padanya.
"Kakak tunggu di sini sendirian nggak apa-apa kan? Aku mau gabung sama teman-teman aku yang lain soalnya." ucap anak laki-laki itu lagi.
"Iya nggak apa-apa. Makasih ya." ucap Revan tersenyum. Diikuti anak laki-laki itu juga tersenyum pada Revan.
"Suara itu aku seperti mengenalnya. Mirip sekali dengan suara Icha." kata Revan di dalam hatinya. Karena saat mendengarkan Alysa bernyanyi, dia seperti pernah mendengar suara itu. Suara yang tak lagi asing di pendengarannya.
"Revan sadarlah. Itu Alysa yang sedang bernyanyi. Bukan Icha." Revan mencoba menyadarkan dirinya sendiri dari kenangan masa lalunya bersama Icha.
Flashback On
"Suara kamu bagus." ucap Revan pada Icha. Revan lalu duduk di samping Icha yang sedang menyendiri di halaman belakang sekolah. Tempat favorit Icha kalau lagi sedih habis dibully teman-teman sekolahnya.
"Revan. Sejak kapan kamu di situ?" tanya Icha yang sedikit malu karena Revan mempergokinya sedang bernyanyi.
"Cukup untuk mendengar kamu bernyanyi." jawab Revan tersenyum.
"Suara aku ganggu kamu ya? Pasti jelek benget ya."
"Tadi kan aku udah bilang kalau suara kamu bagus."
"Kamu pasti lagi ngeledekin aku ya." Icha menampakan muka yang cemberut. Tak percaya seorang Revan memuji suaranya.
"Aku serius Icha. Suara kamu bagus." Revan menatap Icha. Membuat Icha langsung mengalihkan pandangannya. Tak kuat ditatap seperti itu oleh Revan.
"Makasih lho. Baru kali ini ada yang bilang kalau suara aku bagus."
Flashback Off
***
"Alysa." panggil Revan setelah Alysa selesai bernyanyi.
Mendengar namanya di panggil pun, Alysa langsung menoleh ke sumber suara. Dan menampakan wajah Revan di sana. Alysa lalu menghampiri Revan dan berkata, "Loe kok bisa di sini?"
"Ya bisalah. Masuk lewat pintu. Tadi ada anak kecil katanya sih tinggal di sini. Terus dia ngajakin aku masuk."
"Oh terus loe ke sini mau ngapain?"
"Ya mau nyariin kamulah. Tadi aku ke rumahnya Navy. Tapi Navy bilang kamu ada di sini. Tadinya aku pengen ngajakin kamu jalan. Eh nggak tahunya di sini lagi ada acara. Tapi ngomong-ngomong suara kamu bagus lho."
"Cuma loe yang bilang kalau suara gua bagus." Alysa menghentikan kalimatnya sejenak, memberinya sedikit jeda. "Soalnya yang lain bilang suara gua bagus banget." ucap Alysa lagi dengan tingkat kepercayaan dirinya diatas rata-rata.
Kalimat Alysa pertama mengingatkan Revan dengan kejadian di masa lalunya. Saat di mana seorang gadis bilang padanya kalau hanya dia yang bilang suaranya bagus. Sama persis dengan yang dikatakan Alysa padanya. Namun di kalimat kedua yang Alysa katakan padanya menyadarkannya kalau yang dihadapannya saat ini bukan gadis itu, melainkan Alysa.
"Kenapa? Kok loe tiba-tiba diem." ucap Alysa menyadari perubahan sikap Revan yang tiba-tiba diam.
"Ternyata tingkat ke PD an loe diatas rata-rata juga ya." ucap Revan kemudian.
"Daripada minder." Dan detik berikutnya Alysa melangkah pergi.
"Eehh mau ke mana? Di sini aja nemenin aku." ucap Revan saat melihat Alysa yang hendak pergi meninggalkannya.
Alysa tersenyum terpaksa. Senyuman yang sama sekali tak ikhlas. "Kalau loe mau ngajakin gua keluar. Loe tahu kan kalau di sini lagi ada acara. Jadi lebih baik loe pulang aja. Oke? Gua banyak urusan."
"Kamu ngusir aku?"
"Iya."
"Nggak mau nawarin aku makan dulu apa. Di situ kan banyak makanan. Aku laper nih."
Alysa lalu mengajak Revan mengambil makanan yang tergeletak di meja. Dia sedang tidak mood berdebat dengan Revan. Jadinya dia hanya bisa mengiyakan permintaan Revan. Daripada nantinya malah membuat keributan dan menghancurkan acara ulang tahun Rere, salah satu anak yang tinggal di panti.
***
Banyak makanan di sana. Membuat Revan jadi bingung mau mengambil makanan yang mana. Lalu dia melihat sesuatu yang sudah tak asing lagi di penglihatannya. Kue brownies rasa coklat, kue yang pernah Icha kasih untuknya. Revan lalu mengambil kue itu dan memakannya. Rasanya sama dengan kue brownies buatan Icha.
"Kenapa rasanya sama ya?" tanya Revan pada dirinya sendiri, yang tak mendapatkan jawaban apapun.
"Kamu beli kue brownies ini di mana?" tanya Revan pada Alysa. Dia penasaran siapa yang membuat kue itu. Kenapa rasanya sama persis dengan kue buatan Icha.
"Nggak tahu. Bukan gua yang beli." jawab Alysa.
"Terus siapa yang beli? Bisa kamu tanyain?"
"Nggak tahu juga siapa yang beli. Kenapa emang? Teringat sama masa lalu. Belum bisa moveon."
"Ada yang cemburu kayaknya."
"Apaan sih?"
"Hahaha."
"Maafin aku Revan, aku harus berbohong sama kamu. Aku nggak mau kamu tahu siapa pembuat kue brownies itu, dan aku juga nggak mau kamu tahu siapa aku sebenarnya. Maafin aku." ucap Alysa di dalam hatinya.
"Rasa kue yang sama. Apa cuma kebetulan? Kenapa juga aku berharap kue ini adalah buatan dia? Kenapa aku selalu merasa bersalah karena udah menyakitinya? Padahal diapun juga menyakitiku. Ditambah lagi dia pergi tanpa bilang apapun sama aku." ucap Revan di dalam hatinya. Hatinya benar-benar kacau saat ini.
"Alysa, ini teman kamu?" tanya ibu panti menghampiri Alysa dan Revan.
"Bukan bu. Dia musuh Alysa." jawab Alysa asal.
"Ya Allah Alysa tega banget sih. Masak pacar dibilang musuh." ucap Revan juga asal. Dia sedang membalas ucapan asal Alysa. "Hallo bu, kenalin nama saya Revan. Saya pacarnya Alysa." ucap Revan pada ibu panti.
"Oh jadi laki-laki tampan ini pacar kamu Alysa. Semoga hubungan kalian awet-awet terus ya." ucap ibu panti lagi.
"Aamiin." ucap Revan mengaamiinkan doa dari ibu panti.
"Bukan bu. Revan bukan pacar saya. Jangan percaya sama dia." ucap Alysa menjelaskan kesalahapahaman yang terjadi.
"Begitu tu bu kalau lagi ngambek sama saya. Pacarnya nggak diakuin." ucap Revan lagi. Membuat Alysa semakin kesal.
"Ya udah kalian nikmatin pestanya. Ibu tinggal dulu ya." pamit ibu panti. Meninggalkan Alysa dan Revan berdua lagi.
"Apa-apaan sih loe ngaku-ngaku jadi pacar gua. Kan Bu Rosa jadi salah paham jadinya." ucap Alysa ngambek pada Revan.
"Hahaha." Revan hanya tertawa menanggapi kekesalan Alysa padanya.
***
Minggu, 29 Januari 2023
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Playboy Jatuh Cinta (TAMAT)
RomanceSekali lagi Revan melihat rumah kosong itu. Di mana pemiliknya sekarang. Rumahnya kotor dan tak ada yang membersihkannya. Banyak rumput liar tumbuh di sana. "Icha sebenarnya kamu di mana sih?" "Kenapa kamu pergi tanpa bilang apapun sama aku." "Apa n...