Revan mengajak Icha pergi ke taman dekat rumah Navy. Mereka duduk di salah satu bangku yang ada di sana. Revan sedang berpikir bagaimana caranya memutuskan Alysa tanpa harus menyakiti hatinya. Sudah hampir 10 menit berlalu, keheningan masih saja terjadi.
"Revan, kok loe diem aja sih dari tadi? Nggak kayak Revan yang biasanya. Loe kenapa sih? Lagi ada masalah?" kata Alysa memulai percakapan.
"Sebenarnya ada yang pengen aku omongin sama kamu." kata Revan.
"Apa?"
"Aku... " Revan menghentikan kalimatnya. Berdiam sejenak. "Aku mau tahu keadaan kamu sekarang. Kemarin kan katanya kamu sakit. Sekarang apa udah sembuh?" kata Revan kemudian.
"Revan. Bisa dilihat kan. Gua udah sehat. Kalau gua masih sakit, gua nggak bakal mau loe ajakin keluar. Mending juga gua di rumah istirahat."
"Hehe iya juga sih."
"Loe ngajakin gua ke sini cuma mau bilang itu doang?"
"Enggak sih. Sebenarnya aku mau... " Revan menghentikan kalimatnya lagi. "Aku mau minta maaf sama kamu." Revan kembali melanjutkan kalimatnya.
"Minta maaf soal apa?"
"Maaf karena kemarin aku nggak bisa jenguk kamu. Padahal aku udah janji mau ke rumah kamu."
"Oh soal itu. Nggak apa-apa kok."
"Kenapa sih Revan berbelit-belit? Mau bilang putus aja ribet banget. Keburu lupa ntar aku. Padahal aku udah semalaman ngapalinnya." kata Alysa dalam hati. Semalaman Alysa berlatih apa yang harus dia ucapkan pada Revan. Namun hari ini Revan malah belum juga mengatakannya.
"Kemarin loe ke mana emangnya?" tanya Alysa.
"Ada urusan." jawab Revan.
Setelah itu keheningan kembali menyelimuti mereka.
"Revan kenapa sih? Apa dia berubah pikiran? Kenapa dari tadi nggak ngomong-ngomong? Dia masih cinta kali ya sama Alysa." kata Alysa dalam hati.
"Gua kenapa sih, mau bilang putus aja susah banget. Padahal sebelum-sebelumnya selalu lancar. Kenapa gua jadi nggak tega buat mutusin Alysa." batin Revan.
"Es krim es krim." teriak penjual es krim.
"Van." panggil Alysa.
"Al" panggil Revan.
Mereka memanggil dalam waktu bersamaan.
"Loe duluan aja." kata Alysa.
"Kamu aja Al. Ladies first." kata Revan tersenyum.
"Gua cuma mau bilang. Gua mau beli es krim. Loe mau nggak?"
"Boleh."
Setelah itu Alysa pergi menghampiri penjual es krimnya. Dan setelah beberapa menit, Alysa kembali dengan membawa 2 es krim di tangannya.
"Ini buat loe." kata Alysa memberikan satu es krimnya pada Revan.
"Vanila. Ini kan rasa kesukaan aku. Kamu tahu kesukaan aku?"
"Enggak. Gua cuma asal ambil aja. Bagus deh kalau loe suka." kata Alysa asal. Alysa lupa kalau saat ini, dia lagi menjadi Alysa bukan Icha yang tahu segala hal tentang Revan. Hampir saja penyamarannya kebongkar.
Flashback On
"Makasih ya Cha. Udah bantuin aku bikin makalah." kata Revan setelah menyelesaikan makalahnya. "Kalau nggak ada kamu, makalah aku nggak bakal kelar-kelar deh."
"Aku kan nggak bantuin kamu apa-apa. Kamu lho ngerjain sendiri. Sebenarnya kan kamu bisa ngerjain tanpa aku. Tapi kenapa minta bantuan aku."
"Buat sharing. Kalau ngerjain sendiri itu bawaannya ngantuk. Tapi kalau ada temennya kan jadi semangat. Dan cepet kelar tugasnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Playboy Jatuh Cinta (TAMAT)
RomanceSekali lagi Revan melihat rumah kosong itu. Di mana pemiliknya sekarang. Rumahnya kotor dan tak ada yang membersihkannya. Banyak rumput liar tumbuh di sana. "Icha sebenarnya kamu di mana sih?" "Kenapa kamu pergi tanpa bilang apapun sama aku." "Apa n...