Tujuh: Mencari Tahu

169 24 3
                                    

Ariana mengetikkan sebuah nama pada komputer yang dikamar tidurnya. Gadis itu lihai melihat banyaknya artikel terkait

'Vinara Agria Hadinata.'

Mata Ariana membaca satu persatu artikel yang memenuhi laman pencaharian nya, ia benar-benar penasaran dengan semua hal yang terjadi pada kematian Vinara.

'Fakta-fakta tentang Vinara Agria Hadinata, Siswi yang diduga bunuh diri dari lantai atas sekolah'

'Vinara Agria Hadinata ternyata anak Pengusaha Terkenal Hadinata dan Model Cantik Narava'

'Hadinata Berkata Bahwa Anaknya Dibunuh, Bukan Bunuh Diri'

Ariana terus membaca semua artikel yang menarik baginya, ia bahkan mencatat kronologis dari kejadian dimana terpapar pada artikel-artikel yang ia temukan.

"Vinara itu meninggal 2 minggu lalu, ditemukan di lapangan sekolah dengan darah yang sudah banyak. Diduga bunuh diri dari lantai atas sekolah," ujar Ariana membaca hasil pencaharian nya, "Kejadian nya diprediksi terjadi pada pukul 4 Pagi dan baru ditemukan pukul 6 Pagi oleh penjaga sekolah." Ariana melanjutkan hasil investigasi nya.

"Polisi tidak menemukan adanya bukti pembunuhan, tapi keluarga Vinara mengungkapkan bahwa ini pembunuhan. Hmm menarik. Ah, CCTV! Kenapa polisi gak lihat CCTV?" Ariana berfikir dengan logikanya. Anthurium High School memiliki banyak sekali CCTV pengawas, tidak mungkin jika hari kejadian itu tak ada yang tertangkap kamera, tidak masuk akal.

"Besok gue coba ulik deh," sambungnya lagi. Ariana lalu menutup buku catatannya, ia tak lupa mematikan komputer nya. Matanya sudah mengantuk, maklum jam menunjukkan pukul 10 malam. Tapi tiba-tiba terpikirkan oleh kejadian yang terjadi saat pulang sekolah tadi dimana Mahatma marah padanya karena ia sempat bertanya perihal kematian Vinara.

"Gue minta maaf langsung apa di chat ya?" Ariana menimang-nimang, sampai akhirnya memutuskan untuk mengirimkan pesan pada Mahatma.

"Anjir gue kan gak punya nomornya," Ariana berucap lagi pada dirinya sendiri, tapi tiba-tiba tersadar bahwa Rea pasti punya. Dengan cepat ia mengirimkan Rea pesan untuk meminta nomor Mahatma agar dirinya dapat mengatakan permintaan maaf nya.

 Dengan cepat ia mengirimkan Rea pesan untuk meminta nomor Mahatma agar dirinya dapat mengatakan permintaan maaf nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selepas mendapatkan nomor Mahatma, Ariana pun bergegas mengirimkan cowok itu pesan. Ia tidak ingin terlarut dengan pikirannya yang merasa bersalah sekali terhadap cowok itu.

 Ia tidak ingin terlarut dengan pikirannya yang merasa bersalah sekali terhadap cowok itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KAMUFLASE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang