Dua Puluh Satu: Mengenal Lebih Jauh

127 17 0
                                    

Ariana menatap malas ke arah jendela apartemen nya. Hari ini tepat akhir pekan, dimana dia tidak perlu ke sekolah. Biasanya hari Sabtu selalu dipakai orang-orang untuk berjalan-jalan atau sekedar menghabiskan waktu ditempat umum bahkan rekreasi. Tapi, Ariana tidak ada minat sama sekali untuk melakukan semua itu. Dia benar-benar malas sekali beraktivitas. Bahkan untuk sekedar membersihkan diri dengan mandi saja tidak dia lakukan.

"Ya minimal mandi sih Na kalau males kemana-mana," ujar Abelia yang baru saja selesai bersiap. Gadis itu ingin pergi ke sebuah mall untuk membeli barang sekalian belanja keperluan sehari-hari mereka.

"Udah gue marahin tadi Bel, keras kepala anaknya." Gantara berucap ikut mengomeli. Ariana yang diomeli hanya bisa diam menerima. Tidak berniat membantah sama sekali.

"Gue males." Jawaban Ariana yang tanpa minat hanya dibalas gelengan Gantara. Sementara Abelia berkacak pinggang, menatap Ariana dengan penuh curiga. Ia sedikit bingung dengan sikap Ariana setelah pulang semalam, sehabis aksi mereka diperpustakaan Anthurium High School.

"Lo mikirin Mahatma?" Tebak Abelia membuat Ariana menatap pathner nya itu penuh tanda tanya, "ngapain gue mikirin dia?" Ariana bertanya balik.

"Jujur aja sih, sini cerita. Apa yang lo pikirin tentang Mahatma?"

"Gue kepikiran aja, dia semalem ketangkap apa enggak," jawab Ariana membuat Abelia mengangguk mengerti, "Gunanya handphone lo untuk apa kalau nggak buat komunikasi? Chat lah orangnya, tanyain langsung." Saran dari Abelia membuat Ariana tersadar, kenapa tidak dari semalam ia melakukan hal tersebut.

Semalam ia benar-benar pusing memikirkan Mahatma. Bukan karena apa-apa, ia hanya takut Mahatma ketangkap dan dirinya ikut terjerat masalah karena berkeliaran di luar jam peraturan. Ia tidak mau misi nya berantakan, tinggal beberapa langkah lagi dia akan menemukan pelaku dari kasus kematian Vinara.

"Udah deh gue pergi dulu, nanti kalau ada barang yang masih mau dibeli langsung chat gue aja." Ucapan Abelia dibalas jawaban 'iya' yang kompak dari Ariana dan Gantara.

Sepeninggal Abelia, Ariana kemudian melihat Gantara yang sibuk dengan komputer nya,
"File semalem udah berhasil lo dapet kan?" Tanya Ariana kepada cowok itu.

"Berhasil sih, tapi sialan banget itu komputer di setting ada virusnya. Jadi, siapapun yang mengcopy atau hack langsung kena virus yang ditanam." Penjelasan Gantara membuat Ariana lemas, ia benar-benar lelah sekali. Untuk mendapatkan sebuah informasi aja rasanya sulit.

"Berapa lama bisa kebuka?" Tanya Ariana penasaran, "paling lama seminggu, ini lumayan rumit." Jawaban Gantara membuat Ariana paham. Ia akan bersabar sedikit lagi, mereka pasti bisa memecahkan misteri yang selama ini menjadi tanda tanya.

Sedang asik bergelut dengan pikirannya, tiba-tiba ponselnya bergetar. Ariana melihat melalui notifikasi terdapat satu pesan masuk dari seseorang yang tadi sempat ia bicarakan dengan Abelia. Orang itu adalah Mahatma.

"Panjang umur nih orang," ujar Ariana pada dirinya sendiri. Gantara yang mendengar itu pun menyahuti, "Siapa? Mahatma?" Tebakan Gantara yang benar membuat Ariana takjub.

"Lo sama Abelia mending jadian deh, jodoh kayaknya. Dari tadi nebak nya pas terus, Mahatma." Ucapan Ariana membuat Gantara tertawa.

" Ucapan Ariana membuat Gantara tertawa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KAMUFLASE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang