Dua Belas: Mencari Tahu 2

134 23 3
                                    

Kantin adalah salah satu tempat yang cukup ramai dan sering dikunjungi oleh murid Anthurium High School selain perpustakaan.

Apalagi saat jam istirahat seperti saat ini, Ariana dengan cepat mengambil nampan berisi makan siangnya kemudian berjalan untuk menyusul seseorang yang akan menjadi target utamanya hari ini untuk mencari tahu tentang  Vinara lebih lanjut.

"Gue boleh gabung?" Ariana bertanya dengan sopan, dan yang ditanya pun mengangguk, "silahkan."

Ariana pun makan dengan posisi berhadapan dengan orang tersebut. Ia beberapa kali menyuapkan makan siangnya sambil berfikir bagaimana cara memulai pembicaraan tanpa terlihat mencurigakan.

"Gua tau kok lo mau ngomong hal penting ke gue, jadi langsung aja. Ada apa?"

Ariana meletakkan alat makan nya kala mendengar kalimat yang mengisyaratkan dirinya untuk bebas berbicara.

"Lin, sebelum kepergian Vinara apa lo sempet ketemu sama dia? Maaf kalau gue kesannya kepo banget. Tapi, jujur gue penasaran. Menurut gue ada sesuatu yang aneh dengan kematian Vinara." Ucapan Ariana membuat Ralien yang bingung pun menatap gadis dihadapannya dengan serius.

"Lo ngerasa bahwa kematian Vinara aneh? Jujur gue juga sih, mangkanya setiap malem gue selalu memohon ke Vinara untuk bicara sama gue lewat mimpi. Setidaknya kasih tau gue petunjuk apapun." Ariana menatap Ralien dengan sendu, ia tidak menyangka bahwa Vinara-nya memiliki sahabat yang sangat baik seperti Ralien.

"Iya gue ngerasa aneh. Jadi, lo dan dia sempet ada pertemuan terakhir?" Tanya Ariana dan dibalas Ralien dengan wajah yang berfikir, gadis itu mengingat beberapa kejadian sebelum kematian Vinara tiba.

"Gue ketemu dia tiga hari sebelum kematiannya. Disitu dia cuma minta sama gue buat habisin waktu berdua dengan melakukan hal yang kita suka. Gue bahkan gak nemuin hal aneh di dirinya," balas Ralien dengan tatapan sedih. Ariana jadi tidak enak hati. Gadis itu langsung menepuk telapak tangan Ralien dengan pelan.

"Kalau lo gak mau lanjutin cerita, gak apa-apa. Maaf, ya gue udah buat lo sedih." Permintaan maaf Ariana diangguki paham Ralien, "gak apa-apa. Kata Oma gue setiap manusia itu akan mengalami yang namanya perpisahan. Dan kita harus terbiasa dengan itu."

"Lo pernah bilang Vinara deket sama satu cowok yang lo gak setuju, gue boleh tau siapa?" Ariana bertanya dengan perlahan, dalam hati berdoa semoga Ralien mau mengatakan padanya.

"Jerga. Gak banyak yang tahu soal kedekatan mereka." Ariana mengangguk paham. Ia mulai bisa mencocokan segala informasi yang ia tau. Sebenernya, ia sudah tahu perihal Jerga dan Vinara dekat dari hasil menguping nya beberapa hari yang lalu dan awal mula masalah yang buat Ariana sampai diskorsing. Tapi, dengan bertanya pada Ralien itu sama saja seperti memastikan bahwa yang ia dengar dari sisi Jerga itu adalah kebenaran. Kebenaran bahwa Vinara dan Jerga sempat dekat.

Ariana tersenyum, ia senang sekali melihat Ralien yang begitu baik selama menjadi sahabat Vinara semasa hidupnya. Setidaknya, Ariana senang bahwa selama masa sekolah ada alasan yang buat Vinara bahagia menjalani hidup. Dan membuat dia yakin bahwa kematian Vinara bukan karena bunuh diri. Vinara bukan tipe anak yang mudah menyerah.

--
Selepas makan siang bersama Ralien, Ariana pergi menuju perpustakaan dimana Rea dan Salman berada. Ariana heran, keduanya memutuskan untuk menyembunyikan hubungan tapi dengan terang-terangan pergi ke perpustakaan berduaan.

"Lo kenapa bengong dari tadi?" Rea bertanya pada Ariana yang duduk pada salah satu sofa yang ada sambil wajahnya seperti seseorang yang berfikir. Sementara Rea yang baru saja menemukan buku bacaan menarik pun bergabung disebelah Ariana.

"Seberapa kalian tau dan kenal sama Vinara?" Pertanyaan tiba-tiba Ariana membuat Rea dan Salman saling pandang, bingung dengan tingkat keingintahuan Ariana perihal kematian Vinara yang tak kunjung habis.

"Lo kenapa tertarik banget sama Vinara?" Salman bertanya. Posisi cowok itu berdiri sambil bersandar pada rak buku, "Ya gue penasaran aja pengen tahu. Biar gue gak bego-bego banget soal berita yang ada di Anthurium. Kadang, gue penasaran aja kalau ada yang lagi ngerumpi soal Vinara. Biar paham aja gue nya," jelas Ariana berbohong.

Ia benar-benar berusaha menutupi segala macam penyamaran nya dengan apapun termasuk berbohong. Lagipula, berbohong demi kebaikan itu tidak apa-apa kan?

"Ohh... Sebenarnya gue gak deket sama Vinara. Cuma tau orangnya aja. Kalau yang gue tau sih, dia tuh punya hubungan yang gak baik sama Yosina. Terus, sebelum ke publish bahwa Vinara adalah anak dari pengusaha Hadinata dan model terkenal Navara, semua orang tuh bully dia. Dan bilang kalau Vinara itu pasti murid beasiswa." Penjelasan Rea membuat Ariana kembali berfikir. Sebuah fakta baru kembali ia dengar.

"Jadi, semua baru tahu dia anak pengusaha Hadinata dan model terkenal Navara pas meninggal?" Ariana memastikan, "Bener. Tapi, ada beberapa yang udah tau sebelumnya." Salman ikut menambahkan.

"Siapa aja? Kalian termasuk?" Ariana bertanya lagi, Salman saling pandang dengan Rea lalu mengangguk.

"Gue, Rea, Yosina, Barraham, Mahatma, Jerga, dan Ralien tau kalau Vinara anak dari Hadinata dan Narava. Karena beberapa kali saat pesta atau makan malam khusus pengusaha, kita gak sengaja ketemu. Disitu, Vinara sendiri yang mohon ke kita supaya gak cerita perihal itu." Salman menjelaskan dengan detail. Ariana berfikir keras, ada satu hal yang mengganjal dipikirannya setelah mendengarkan Salman bercerita.

Kenapa Yosina menurut dengan permintaan Vinara padahal menurut beberapa orang hubungan keduanya tidak berjalan baik?

"Ahh i see, makasih infonya ya," ujar Ariana dan diangguki keduanya. Mereka bertiga kemudian kembali melanjutkan aktivitasnya yaitu membaca. Tidak-tidak, hal itu hanya dilakukan oleh Rea dan Salman.

Sementara Ariana kembali menyambungkan beberapa fakta yang baru ia dengar. Semakin mencaritahu, semakin membuat nya bingung siapa pelaku sebenernya. 

"Eh iya, Na. Gue baru sadar, bukannya masa skorsing lo belum selesai?" Pertanyaan Rea membuat Salman juga tersadar, "lah iya, lo ngapain masuk? Gue baru sadar lagi jam pelajaran sebelum istirahat gak ada lo," timpal Salman.

"Hahahah... Emang kalau diskorsing gak boleh ke sekolah? Gue mau makan gratis dikantin." Penjelasan Ariana dihadiahi tawa oleh Salman dan Rea.

Di Anthurium High School memang ada hari spesial dimana makan siang semua murid gratis dan dibuatkan oleh chef  terbaik dengan proses yang juga memerlukan ahli gizi dalam pembuatannya. Hari spesial itu hanya berlangsung dua kali dalam seminggu. Pada hari Jum'at dan Rabu.

"Lagian lo bener-bener dah bisa gak sadar gitu kalau difoto," ucap Salman.

"Ya gimana, ya gue kan emang posisinya lagi gak sadarkan diri," bela Ariana pada dirinya sendiri.

"Tapi ya gue gak nyangka kalau Mahatma akan kasih lo nafas buatan. Kenapa dia gak langsung bawa lo aja ke ruang kesehatan? Jaraknya juga gak jauh, sebelahan malah." Ucapan Rea membuat Ariana jadi berfikir, benar juga yang dikatakan Rea.

"Nyari kesempatan dalam kesempitan dia, suka kali sama lo." Tuduhan secara langsung dari Salman membuat Rea menjentikkan jari tanda menyetujui, "Bisa jadi."

"Ngaco lo semua! Mahatma cuma panik kali jadi dia ambil tindakan langsung kasih nafas buatan. Lagi pula, kalaupun gue dibawa ke ruang kesehatan belum tentu nyawa gue selamat. Karena 0,01 detik tuh berharga banget ketika ada yang tenggelem gak sadar diri." Penjelasan Ariana dipahami oleh kedua temannya.

Suara bel masuk tanda jam istirahat telah habis membuat Rea dan Salman mengeluarkan keluhan nya. Ia masih ingin bersantai-santai di perpustakaan.

"Bye kalian! Belajar yang rajin, hahahahah .." Ariana tertawa puas melihat reaksi masam wajah kedua teman sekelasnya.

"Sialan lo! Pengen bolos gue, tapi Anthurium kayak neraka kalau ngasih hukuman," ujar Rea sementara Ariana tertawa terbahak-bahak.

"Yaudah, kita kelas dulu. Lo balik kapan?" Salman melemparkan pertanyaan pada Ariana, "Sama seperti kalian." Jawaban Ariana diangguki keduanya.

Setelah kepergian Rea dan Salman, Ariana langsung memberikan informasi yang ia dapat kepada grup yang berisi ia serta dua pathner nya dalam misi pencarian kebenaran atas kematian Vinara.

To be continue....

KAMUFLASE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang