Ariana menatap ke arah sekitar yang ramai berisi beberapa orang yang juga akan ikut berlomba, namun ada juga beberapa panitia acara yang berlalu lalang menggunakan jas almamater inisial atau tanda sebagai penghuni asli kampus tempat diadakannya lomba.
Lomba yang diikuti oleh Ariana dan Mahatma memang diadakan pada salah satu kampus di Bandung. Namun, yang ikut tidak hanya dari kalangan mahasiswa, melainkan umum.
Tiap-tiap peserta lomba diberikan satu buah stand untuk mendirikan gambar yang diambilnya, dengan sebuah story dibalik pengambilan gambar tersebut. Jujur, Ariana belum tau foto apa yang akan Mahatma ajukan sebagai bahan lomba hari itu.
"Lo pake foto apaan? Gue belum dikasih unjuk," ujar Ariana kepada Mahatma yang sibuk mengeluarkan sebuah figura dari dalam tasnya yang masih tertutup sebuah kain hitam.
"Liat aja nanti," balas Mahatma cuek.
Ariana pun tidak banyak komentar. Gadis itu memilih mengedarkan pandangannya ke arah lain, melihat beberapa hasil foto peserta lainnya yang sungguh cantik dan indah.
Sampai akhirnya ada seorang pembawa acara yang berbicara melalui microphone bahwa acara sudah mulai. Pembawa acara menjelaskan skema penilaian yang akan dipakai saat perlombaan. Juri terdiri dari tiga orang yang akan berkeliling untuk menilai hasil foto peserta, tiap-tiap peserta nantinya akan diberikan pertanyaan terkait dengan foto yang dilombakan.
Ariana jujur tidak mengerti, tapi ia hanya akan menyerahkan semuanya pada Mahatma. Toh lomba ini juga memang tidak direncanakan terlebih dahulu, jadi Ariana tidak tau harus berbuat apa.
Ariana dan Mahatma berada di barisan 12. Maka dari itu cukup lama untuk menunggu waktu penilaian, "Gue pegel berdiri." Ariana mengeluh. Mahatma menatap gadis itu sebentar, kemudian mengedarkan pandangannya ke arah sekitar. Mencari apakah ada benda yang dapat dipakai untuk Ariana duduki.
"Gak ada kursi," balas Mahatma kepada Ariana. Gadis itu hanya menatapnya lemas, "Gue belum makan jadi lemes juga. Kalau gue pingsan, gotong ya." Ariana berucap sembarangan. Mahatma yang melihat itu jadi tidak tega, "duduk di paha gue mau?" Tawar Mahatma yang dibalas pukulan keras dari Ariana tepat dilengan nya, "ANJIR MAKSUD LO?" ujar Ariana tidak sadar bahwa suaranya cukup kencang. Ia sempat malu saat menyadari semua orang menatap ke arah mereka.
Jantung Ariana berdebar, bukan karena perasaan malu. Tapi karena ucapan Mahatma, buru-buru iya tepis rasa aneh itu.
"Gue cuma nawarin," balas Mahatma cuek. Ia juga tidak ada pikiran mesum sama sekali. Dia niat membantu.
"Yang gila-gila aja lo nawarinnya," balas Ariana kesal. Mahatma kemudian berlari entah kemana. Meninggalkan Ariana yang sudah lemas bukan main.
5 menit kemudian Mahatma datang dengan sebuah kursi dan kantung plastik ditangannya, "Nih duduk. Gue tadi minta panitia, sama ini makanan gue beliin distand makanan depan." Mahatma berucap sambil menyerahkan semua bawaannya. Ariana sempat mematung, ia benar-benar bingung kenapa Mahatma mau melakukan semua itu untuknya? Bahkan cowok itu terlihat sekali buru-buru sampai peluh keluar dari dahinya.
"Lo keringetan banget, sebentar gue ada tissue." Ariana mengeluarkan sebuah tissue dari dalam tasnya dan menyerahkan kepada Mahatma. Cowok itu mengambil nya dan menggunakan untuk menghapus peluh yang keluar.
Ariana kemudian duduk pada kursi yang dibawa oleh Mahatma, mengambil tempat agak berjarak agar waktu penilaian Mahatma tidak terganggu. Ariana juga melihat makanan dan minuman apa saja yang dibeli oleh Mahatma, ternyata sebuah sandwich dan jus buah. Tanpa berlama-lama, Ariana pun melahapnya.
Saat sedang asik melahap, Ariana melihat bagian Mahatma yang dilakukan penilaian oleh juri. Mahatma membuka kain hitam yang menutupi figura berisi foto yang akan dilombakan. Dan ternyata itu foto Ariana saat lomba disekolah beberapa hari yang lalu. Ariana sempat mematung. Ia menebalkan pendengaran untuk menangkap pembicaraan Mahatma dan sang juri.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMUFLASE [COMPLETE]
Teen FictionKedatangan seorang murid baru pada Anturium High School membuat beberapa fakta dan kebenaran terkuak. Sekolah yang terkenal dengan segala hal elite nya menyimpan rahasia yang mengejutkan. Semua orang bertanya-tanya siapakah gadis bernama Ariana Kaia...