Tiga Puluh Empat: Kenapa?

116 17 0
                                    

Selepas menyelesaikan masalahnya yang memasuki area sekolah secara diam-diam dan membobol sistem keamanan, Arina memutuskan untuk kembali ke kelasnya.

Selama perjalanan menuju kesana, banyak pasang mata yang menatapnya dengan tajam. Bahkan beberapa dari mereka terlihat berbisik seperti membicarakan dia. Ariana yang melihat itu acuh, ia hanya berfikir bahwa mereka semua pasti tengah membicarakan perihal masalahnya yang memasuki area sekolah secara diam-diam dan membobol sistem keamanan.

Sejujurnya, jika mereka semua membicarakan tentang itu, Ariana tidak perduli sama sekali. Toh juga masalah seperti itu akan hilang dengan cepat.

Sesampainya dikelas, Ariana langsung duduk di bangkunya. Rea yang melihat kedatangan Ariana langsung berjalan menghampiri.

"Lo kemana kemarin?"

"Males masuk, gue dirumah."

Rea tidak habis pikir dengan jawaban Ariana yang kelewat santai itu. Gadis itu kemudian menarik Ariana untuk menghadap ke arahnya.

"Lo tau ada berita tentang lo yang jadi pembicaraan hangat sekarang?" Ariana hanya mengangguk dengan wajah yang sama sekali tidak khawatir.

Ia juga sudah tau bahwa masalah tentang dia yang sedang dibicarakan pasti sama seperti yang Yosina katakan padanya kemarin ketika tidak masuk. Berita tentang Ariana yang menyelinap masuk ke kawasan sekolah secara diam-diam dan membobol sistem keamanan. Jika bukan itu, apalagi?

"Kok lo santai sih?"

"Ya emang gue harus apa? Masalah begituan doang, ntar juga ilang Re." Ariana menjawab dengan santai.

"Masalah lo ciuman sama cowok di club termasuk hal 'begituan' doang? Gila gue gak nyangka lo se-chill ini." Ucapan tidak percaya Rea membuat mata Ariana membulat.

Ariana menatap tajam Rea setelah mendengar apa yang teman sebangkunya itu ucapkan barusan padanya.

"Lo bilang apa tadi? Masalah ciuman di club?"

"Iya. Masalah yang lagi hangat dibicarakan tentang lo itu. Foto lo ciuman sama cowok di club udah nyebar di website anak-anak. Emang lo pikir masalah apaan?"

"Masalah gue diem-diem menyelinap ke sekolah dan bobol sistem keamanan."

"Oh kalau masalah itu emang sempet naik sih pas lo gak masuk, tapi semalem ada yang liat lo ke club Happy Sun terus ciuman sama cowok disana. Lo tau kan? Club Happy Sun tuh markasnya anak Anthurium selain club milik keluarga Mahatma yaitu Yourbee. Gue juga kebetulan ada disana semalem bareng sama Jerga, Yosina, Salman, Barraham dan lainnya. Tapi gak ketemu lo. Kok lo gak bilang sih mau kesana? Kan kita bisa bareng, sekalian lo kenalin cowok lo itu."

Ariana hanya terdiam dengan apa yang Rea katakan padanya. Ia bodoh sekali karena baru tahu tentang club yang didatanginya dengan Tana, Gantara dan Abelia. Ia benar-benar harus lebih banyak mencari tahu tempat berkumpul anak-anak Anthurium agar hal seperti ini tidak kembali terjadi.

"Gue boleh liat fotonya?"

Rea kemudian menyerahkan ponselnya yang menunjukkan potret Ariana yang sedang berciuman di club semalam. Ariana hanya bisa berdoa bahwa wajah Tana tidak tertangkap kamera. Kalau itu sampai terjadi, bisa-bisa identitas sebenarnya akan terungkap.

Ariana memperhatikan foto tersebut dengan tajam. Ia hanya melihat wajahnya saja yang terpampang nyata, sedangkan Tana hanya nampak punggungnya saja. Ia bersyukur untuk itu.

"Itu cowok lo? Anak Anthurium kah?" Ariana hanya diam tidak menjawab.

"Tapi itu club kebanyakan anak Anthurium. Jadi.... Siapa hayo!" Rea terus mendesaknya. Ariana hanya bisa membisu, bingung harus menjawab apa.

KAMUFLASE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang