Empat Puluh Sembilan: Maje

101 10 0
                                    

Ini tentang bagaimana kisah Jerga dan Vinara yang dari awal sudah salah.
___
Mahijerga namanya. Siapa yang tidak mengagumi cowok itu? Seluruh gadis di Anthurium hampir semua mendambakan sosok cowok dengan perawakan tinggi dan tampan tersebut.

Tapi, semua orang juga tahu bahwa pemenang nya adalah Yosina. Seorang gadis yang juga sangat pantas jika bersama dengan Jerga. Hal tersebut juga yang menjadikan keduanya pasangan paling di impikan hampir semua murid di Anthurium.

"Jer! Cabut gak?" Jerga menatap temannya kemudian mengangguk, "Duluan. Gue ada urusan bentar."

Jerga mengucapkan tanda perpisahan dengan temannya. Saat ini ia baru saja menyelesaikan jam olahraga dan hendak pergi tidak mengikuti pelajaran. Jerga tidak peduli jika nilainya akan buruk, toh ia masuk ke sekolah unggulan seperti Anthurium juga karena ayahnya. Dari awal, masa depan Jerga memang sudah diatur oleh ayahnya. Ia harus ini dan itu, tak pernah sekalipun berjalan sesuai keinginanya. Oh, tidak. Hanya satu yang sesuai keinginannya, menjalin hubungan bersama Yosina.

Seorang gadis tengah memberikan makan kucing liar yang memang selalu berada dikawasan sekolah. Jerga heran darimana kucing itu selalu datang karena penjaga sekolah kerap kali mengusirnya sebab dapat mengotori kawasan sekolah akibat feses yang dikeluarkan hewan tersebut.

"Lo tau? Dia bisa buang kotoran sembarangan kalau dikasih makan, jadi tuman juga gak akan pergi dan selalu balik. Sekolah ini punya peraturan untuk sterilkan kawasan sekolah dari hewan liar kayak gitu." Ucapan Jerga membuat gadis yang tengah berjongkok itu mendongkak.

Mata indah itu menerjap beberapa kali melihatnya. Jerga merasakan sesuatu yang aneh dalam hatinya. Ini salah, tapi ia menikmatinya.

"Kenapa emangnya? Dia kan punya hak juga buat hidup dan berada dimana aja kayak kamu." Gadis itu menjawab dengan santai kemudian berdiri dan langsung berhadapan dengan Jerga.

"Hah?" Jerga terpaku dengan ucapan sang gadis tersebut.

"Kamu dan kucing itu sama, berhak hidup dan berada dimana. Jadi, selagi gak merugikan satu sama lain aku rasa gak ada salahnya jika hidup berdampingan. Kucing ini juga udah aku kasih tau untuk buang kotoran diluar kawasan sekolah."

Jerga tersenyum, entah mengapa gadis dihadapannya saat ini sangat lucu, "lo ngobrol sama kucing? Emang ngerti?"

"Tiap makhluk itu punya perasaan, dia pasti paham aku yakin."

Jerga entah kenapa terus mengukir senyum, merasakan bahwa kehadiran gadis itu benar-benar bisa mengubah hidupnya.

"Vinara," panggil Jerga kala membaca sebuah nama didadanya. Gadis itu semakin menatap Jerga.

"Ya?"

"Salam kenal, Gue Mahijerga."

Dan ternyata tanpa Jerga sadari hal tersebut adalah permulaan yang sepatut nya segera diakhiri karena permulaan itu adalah sesuatu yang salah.

Semua berjalan begitu cepat, Jerga semakin membesarkan perasaannya kepada Vinara.

"Maje, aku bawa makan siang untuk kamu." Vinara berucap riang menghampiri Jerga yang berada di belakang sekolah seperti janji temu keduanya.

"Wah, makasih." Jerga menjawab dengan riang.

Maje adalah nama yang dibuat khusus oleh Vinara untuk Jerga. Sebuah panggilan baru yang sangat Jerga suka.

"Enak gak?" Vinara bertanya dengan antusias, "enak dong cantik." Balasan Jerga membuat Vinara tersenyum malu.

Vinara tahu, ia tidak bodoh. Dia mengetahui bahwa Jerga milik orang lain sejak awal, hatinya penuh dengan orang lain. Tapi, Vinara tak bisa menahan bahwa perasaannya juga besar kepada cowok itu. Vinara ingin memiliki Jerga.

KAMUFLASE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang