Ariana benar-benar ingin mengutuk Mahatma saat ini, cowok itu benar-benar sangat keras kepala. Ia sudah mengatakan bahwa akan pulang sendiri, namun Mahatma memaksa. Mau tidak mau, Mahatma tau dimana ia tinggal.
"Apartemen? Lo selama ini tinggal disini?" Tanya Mahatma ketika cowok itu berhasil memaksa Ariana untuk ia antarkan pulang. Ariana hanya mengangguk kemudian keluar dari mobil yang ia naiki bersama Mahatma sebagai pengemudinya.
Mahatma ikut keluar dari dalam mobilnya, menahan Ariana sebelum gadis itu pergi dari hadapannya.
"Lo gak mau bilang makasih?"
"Gue gak minta dianterin dari awal," balas Ariana dengan cueknya. Mahatma hanya diam.
Keduanya entah kenapa merasakan ada dinding penghalang sejak kejadian kemarin dimana mereka pulang dari berjalan-jalan. Mahatma bingung, ia hanya merasa dinding penghalang itu Ariana bangun terlebih dahulu, dan dia mengikuti nya. Tapi, sampai mereka kembali di Jakarta pun hanya ada percakapan seperlunya diantara mereka. Ariana lebih banyak diam.
"Lo tinggal sama siapa?"
"Kepo," balas Ariana lalu menghempaskan tangan Mahatma untuk segera pergi meninggalkan cowok itu.
Mahatma pun berucap kalimat yang mampu menghentikan langkah Ariana, "Gue salah sama lo? Kok gue ngerasa, lo lagi bangun jarak diantara kita."
Ariana membalikan badannya, menatap tajam Mahatma, "Bukannya lo duluan yang selalu bangun jarak diantara kita? Tiap gue tanya sesuatu, lo jawab 'kepo'. Gimana rasanya dibalikin itu semua? Dah ah capek gue, lo gak usah mikir gak jelas. Mending lo balik, tunjukkan kemenangan lo sama bokap lo." Ariana berucap dengan tegas.
"Ariana, jangan bangun jarak diantara kita. Gue bakal lakuin hal yang sama." Mahatma membalas kemudian pergi.
Sebuah kalimat yang membuat Ariana diam mematung. Ia benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi dengan Mahatma, cowok itu benar-benar aneh semenjak mereka menginjakkan kaki di Bandung. Perubahan sikap yang signifikan sungguh terlihat didalam diri Mahatma.
"Gak jelas banget bocah," ujar Ariana kemudian pergi dengan cepat menuju unit apartemen nya. Ia sudah merindukan kasurnya yang ia tinggal beberapa hari.
Ariana membuka pintu apartemen nya menggunakan kunci akses yang ia miliki,
"Gue pulang," ujar Ariana kemudian terkejut melihat sosok seseorang yang sedang berbincang bersama dengan Gantara dan Abelia diruang tengah."TANA!!!" Teriak Ariana lalu berlari untuk menghampiri cowok itu. Tana merentangkan kedua tangannya, bersiap menerima pelukan hangat dari Ariana yang dengan senang hati dilakukan gadis itu.
Arian masuk ke dalam pelukan Tana. Pelukan yang sudah sangat mereka rindukan satu sama lain.
"Yaelah bucin," komentar Abelia.
"Kamu kok kesini gak bilang-bilang?" Tanya Ariana dengan penasaran, "Bilang kok. Sama gue dan Abelia." Gantara membalas ucapan Ariana yang ditunjukkan pada Tana. Sementara Tana hanya tertawa.
"Kejutan!" Ujar Tana kepada sang kekasih. Cowok itu membelai rambut Ariana dengan sayang, "Pulang sama siapa? Kok gak minta Abelia dan Gantara jemput?" Tanya Tana.
"Mahatma," balas singkat Ariana. Terjadi keheningan diantara mereka, "Kok lo biarin dia anterin lo? Identitas kita terancam ketahuan dong." Sahutan Gantara membuat Ariana terdiam, "Gue usahain engga. Dia tadi anterin gue didepan loby." Jawaban Ariana membuat Gantara diam.
"Semoga aja ya enggak kepo lebih lanjut," jawab Abelia.
"Lo gak marah Ariana balik sama Mahatma? Kemarin juga nginep di Bandung berdua," ucap Gantara sengaja memancing. Ariana menatap sebal panther nya itu.
"Lo lupa? Tana tuh cowok yang tingkat cemburunya rendah." Abelia menenangkan situasi.
"Gue biasa aja. Karena disini, tetap gue pemenangnya. Iya kan?" Tanya Tana pada Ariana yang diangguki yakin gadis itu.
"Wlek! Gantara lo gagal bikin gue putus," ujar Ariana pada Gantara yang dihadiahkan tawa mereka semua.
Ariana kemudian memutuskan untuk membersihkan dirinya untuk kemudian berbincang bersama dengan Tana. Banyak hal yang ingin ia bicarakan pada cowok itu. Tentang tujuan Tana yang tiba-tiba datang menyusulnya atau bagaimana pekerjaan cowok itu di Amerika.
30 menit waktu yang Ariana gunakan untuk membersihkan diri dan mengeluarkan barang-barang nya dari dalam tas bawaan dia saat ke Bandung. Selepasnya itu, Ariana menghampiri Tana yang sedang duduk pada kursi yang terletak di balkon apartemen nya.
Sebelum kesana, Ariana sempat membuat sebuah coklat hangat terlebih dahulu, seperti rutinitas yang dahulu selalu ia lakukan ketika menghabiskan waktu bersama dengan Tana di unit apartemen milik cowok itu di Amerika.
"Coklat hangat buat kamu," ujar Ariana sambil menyerahkan satu gelas coklat hangat yang ada ditangannya. Tana yang melihat itu segera menerimanya, "Makasih sayang." Ariana hanya mengangguk sebagai ucapan dari kalimat yang Tana keluarkan.
Terjadi keheningan beberapa saat, sampai akhirnya Tana yang mulai membuka suara, "Seneng selama di Bandung?"
"Banget. Next kita harus kesana berdua," seru Ariana dengan mata yang berbinar. Tana hanya tersenyum, "Misi kamu udah sampai mana?"
"Masih stuck, misi kali ini beneran akan nguras waktu dan tenaga lebih banyak." Ariana berkeluh-kesah, Tana kemudian menggenggam tangan sang kekasih, menguatkan nya.
"Alasan aku dateng kesini, salah satunya buat bantu kamu selesaikan misi kali ini. Aku udah pernah bilang kan? Aku akan selalu ada di samping kamu, dalam keadaan kamu yang bagaimanapun." Ariana tersenyum, ia benar-benar senang sekali memiliki Tana disamping nya.
"Pekerjaan kamu?"
"Aku udah selesaikan semua bagian aku. Dan aku akan off sampai kita selesaikan misi ini," balas Tana dengan yakin.
"Makasih banyak sayang," ujar Ariana benar-benar terharu.
"Kalau kamu capek selama jalanin misi, kamu bilang aja sama aku. Nanti kita off dulu untuk sehari atau dua hari, kita jalan-jalan dan refresh pikiran. Kasian juga Gantara dan Abelia kalau non stop ngurusin kerjaan, kan? Kamu juga kasian, aku lihat kamu makin kurus. Dikantin sekolah misi kamu emang makanannya gak enak?" Tanya Tana yang dihadiahi tawa oleh Ariana.
"Bukan gak enak,lebih kayak aku nya yang gak makan aja. Soalnya, jam istirahat biasa aku pakai buat nyari tau sesuatu atau wawancara banyak orang untuk mendapatkan informasi." Jawaban Ariana dibalas senyum Tana, "Lain kali jangan gitu, mau aku bawain makan dari rumah?" Tawaran Tana membuat Ariana tersenyum,"Mau!!!" Ujarnya antusias.
"Oke, besok aku masakin buat kamu. Menu yang bergizi hahahaha..." Tana tertawa, membuat Ariana ikut terbawa suasana dan tertawa juga.
Tana memeluk bahu Ariana, membawanya agar kepala gadis itu bersandar pada dada bidang Tana. Keduanya menatap ke arah jalanan yang ramai dibawah, nampak kecil terlihat dari atas.
"Aku sayang banget sama kamu, Na." Tana berucap tiba-tiba. Ariana tersenyum menatap sang kekasih. Wajah Tana nampak sedikit lelah, mungkin karena sebelum menghampiri nya cowok itu menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat hingga seperti ini.
"Aku lebih sayang sama kamu, Tana. Kalau tiap orang hanya butuh sekali untuk jatuh cinta pada seseorang yang dia sayangi, aku ke kamu tiap hari ngerasain jatuh cinta nya. Semakin jatuh setiap detik," balas Ariana. Tana tersenyum.
Keduanya saling tatap dan kemudian merasakan bahwa jarak diantara mereka semakin dekat, Tana yang lebih dahulu menempelkan bibirnya pada bibir milik Ariana. Sebuah ciuman kerinduan yang terjadi, tidak ada nafsu sama sekali. Ciuman tersebut terjadi hanya 10 detik kemudian keduanya melepaskan.
Selama mereka berpacaran bertahun-tahun, Ariana selalu merasa bahwa Tana menjaganya. Tidak pernah berbuat yang lebih atau jauh. Bahkan ketika keduanya menginap satu sama lain pun ya seperti layaknya menginap saja. Keduanya tertidur dikamar yang berbeda. Hanya ciuman saja langkah lebih jauh keduanya selama berpacaran. Ariana benar-benar senang bisa menjadi kekasih Tana, begitupun cowok itu. Ada banyak mimpi yang disusun rapih dengan sang kekasih. Mimpi yang satu persatu baru akan dikejar bersama.
To be continue....
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMUFLASE [COMPLETE]
Teen FictionKedatangan seorang murid baru pada Anturium High School membuat beberapa fakta dan kebenaran terkuak. Sekolah yang terkenal dengan segala hal elite nya menyimpan rahasia yang mengejutkan. Semua orang bertanya-tanya siapakah gadis bernama Ariana Kaia...