Lima Puluh Dua: Backingan

119 16 0
                                    

"Jairama berhenti!" Teriak seseoranng dengan nada tegas dan mengintimidasi siapapun yang mendengar.

Hadinata.
Pria itu hadir untuk menolong Ariana dan yang lain serta menangkap dengan langsung pelaku atas kematian putrinya.

"Hadinata sialan!" Jairama berteriak kala ia mulai melihat banyak orang bersenjata mendekati mereka.

Jairama buru-buru menarik Rea untuk ditahan olehnya.

"Berhenti Hadinata, atau anda melihat satu nyawa ini hilang."

Hadinata mendadak berhenti. Ia dengan hati-hati memperhatikan Jairama yang tengah mengancam akan membunuh Rea karena sebuah pistol sudah bertengger pada kepala Rea. Gadis itu gemetar ketakutan.

Hadinata kemudian beralih melihat Ariana, Abelia, Mahatma, dan Gantara yang sudah berhasil dibebaskan oleh Yosina, Jerga, Tana dan Salman.

Mahatma, Abelia, Gantara, Yosina, Jerga, Tana dan Salman sudah baku hantam dengan para penjaga serta Kaalana. Abelia serta Yosina bertugas menghadapi Kaalana yang membabi buta.

Sementara Ariana menghampiri Hadinata yang juga sudah bersiap dengan senjata apinya yang diarahkan kepada Jairama.

"Kamu aman?" Hadinata memastikan keadaan Ariana yang diangguki gadis itu, "Aku aman."

"Ariana tolong gue!" Teriak Rea dengan air mata yang sudah membanjiri wajah nya.

Ariana berusaha menenangkan Rea, "Re lo tenang, gue akan bantu lo." Ariana terus berulang mengucapkan hal tersebut.

"Berhenti Jairama! Apa yang anda lakukan?" Hadinata gantian berbicara berusaha bernegosiasi dengan Jairama.

"Apa yang saya lakukan? Saya sedang melakukan pembalasan atas perbuatan anda!" Hadinata yang bingung pun menatap Jairama bingung.

"Apa maksud anda?!"

Jairama tertawa remeh, "Anda selalu tidak menyadari tiap kesalahan yang diperbuat, tipekal keluarga Hadinata."

"Darmis Guinio, ingat?" Jairama berucap. Hadinata terdiam, berusaha mengingat namun nihil. Ia sama sekali tidak mengerti dan mengenal nama itu.

"Brengsek anda, Hadinata! Darmis Guinio yang anda pecat dengan tanpa terhormat akibat tuduhan yang tidak dia lakukan 10 tahun lalu! Darmis Guinio suami saya! Suami yang bunuh diri akibat ulah anda! Dia depresi akibat dipecat dengan semena-mena!"

Hadinata seketika mengingat. Ia kemudian tersadar dengan fakta baru yang mengejutkannya itu. Jairama adalah istri dari Darmis. Sekretaris yang ia pecat akibat tuduhan penggelapan dana dan penghilangan dokumen penting.

"Bahkan anda tidak memberikan uang pesangon serta gaji terakhir untuknya! Anda buta dan tidak memperdulikan ucapan suami saya bahwa bukan dia pelakunya!" Jairama berucap histeris dengan tangis yang tak bisa ditahan lagi.

Ariana menyimak semuanya sambil melihat situasi agar dapat menarik Rea supaya dalam kondisi aman.

"Saya benar-benar membenci Anda dan keluarga Anda, Hadinata! Lepas anda tau pelaku aslinya pun, anda tidak meminta maaf kepada kami!" Bentak Jairama.

Hadinata diam. Ia mengakui semuanya adalah kesalahan yang memang akibat perbuatannya dimasa lalu. Dulu dia memang sangat angkuh dan buta akibat emosi memuncak. Bayangkan ketika kalian mendengar sekretaris yang kalian percaya berkhianat.

"Kaalana adalah anak saya dan Darmis. Bahkan putri saya pun juga membenci anak anda! Seluruh anggota keluarga Hadinata memang patut dibenci! Meninggalnya anak anda pantas, untuk menebus kesalahan anda dimasa lalu dengan keluarga saya."

Hadinata menatap Jairama tidak percaya, "Anak mu yang membunuh anak ku?"

"IYAA! BAGAIMANA RASANYA DITINGGAL ORANG TERKASIH?" Jairama berteriak.

KAMUFLASE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang