Dua Puluh: Aneh

125 16 0
                                    

"Na! Coba sini deh, liat ini." Gantara yang sedang sibuk dengan komputer nya memanggil Ariana yang kala itu asik berbincang bersama Abelia, membicarakan soal strategi mereka kedepannya.

"Lo lanjut dulu, ya Bel cari tahu sosial media mereka nya. Gue ke Gantara dulu," balas Ariana yang diangguki paham Abelia.

"Ada apa Gan?" Ariana bertanya kala telah menghampiri cowok itu, Gantara kemudian menunjuk ke arah layarnya, "Data siswa dan siswi Anthurium udah berhasil gue bobol. Tapi, lo liat deh ada beberapa nama yang ke kunci dan sistemnya bisa kebuka kalau kita bobol langsung dari sistem utamanya.

"Sistem utamanya dimana?" Tanya Ariana bingung, "perpustakaan Anthurium." Jawaban Gantara membuat Ariana diam.

"Kita kesana, sekarang." Jawaban Ariana diangguki Gantara, "tunggu, siapa aja yang ke kunci?"

"Disini sih cukup banyak ya ada 11 orang. Yang lo kenal sih kayaknya cuma Ralien sama Jerga. Tapi nanti kalau udah kebuka, gua bakal kirim soft file nya ke lo." Ariana pun mengacungkan ibu jari nya dengan maksud mengerti dan mengikuti saja apa yang akan Gantara lakukan.

Kemudian mereka bertiga pun bersiap untuk pergi menuju Anthurium High School. Jam menunjukkan pukul 12 malam, sengaja karena mereka semua akan mengendap-endap masuk ke dalam perpustakaan. Melewati beberapa keamanan. Untungnya, selama Gantara dan Abelia menyamar menjadi pekerja di Anthurium High School, mereka berdua sudah mempelajari beberapa celah yang bisa digunakan untuk masuk secara diam-diam tanpa ketahuan pihak keamanan.

"Gue hack CCTV nya dulu." Gantara berucap, sementara Ariana dan Abelia mulai memakai kain sebagai penutup mulut dan hidung mereka ditambahkan topi agar tidak terlihat dengan jelas wajah mereka. Gantara pun melakukan hal yang sama. Tak lupa juga ketiganya membawa beberapa peralatan yang dibutuhkan nantinya, termasuk senter sebagai pencahayaan pembantu.

"Lo ngapain bawa pistol?" Abelia bertanya kepada Ariana, diikuti pandangan Gantara yang juga tertuju pada gadis itu yang sudah bersiap memasukkan senjata api kedalam balik jaketnya.

"Jaga-jaga," balas Ariana. Abelia menepuk dahinya pusing, tidak habis pikir dengan kelakuan Ariana.

"Yang kita hadepin cuma satpam sekolah, bukan mafia astaga. Gak usah bawa pistol, bikin masalah nanti." Ariana yang menurut lalu mengembalikan pistol kesayangannya pada tempat yang seharusnya.

Gantara kemudian mengajak Ariana dan Abelia untuk langsung bersiap pergi menuju tujuan mereka.

Suasana Anthurium High School nampak tidak begitu gelap karena terdapat beberapa lampu luar ruangan yang dibiarkan menyala. Tanpa berniat pergi ke tempat lain, ketiganya langsung memutuskan untuk ke tujuan utama.

Gantara mulai membuka pintu perpustakaan yang dibuat menggunakan sistem keamanan canggih, dengan memakai sidik jari dan kode keamanan.

"Orang gila mana yang buat kode
12345 diruangan penuh data penting," ujar Gantara kala mengetahui bahwa kode keamanan pintu perpustakaan sangat mudah.

"Orang tua pasti tuh," sahut Abelia.

"Udah-udah ayo!" Ariana mulai mengajak keduanya masuk, tidak lupa menutup kembali pintu ruang perpustakaan agar pihak keamanan tidak mengetahui keberadaan mereka.

Gantara dan Ariana mulai berjalan menuju komputer yang biasa digunakan oleh penjaga perpustakaan. Sementara Abelia justru melihat jajaran buku kelulusan siswa dan siswi Anthurium High School, bahkan memotret nya ketika menurut dia itu diperlukan.

"Butuh berapa lama buat ambil datanya?" Tanya Ariana kepada Gantara, cowok itu melihat jam dipergelangan tangannya, "15 menit." Jawaban Gantara dijawab anggukan Ariana. Gadis itu membuka penutup mulut dan hidung nya karena merasa pengap. Sambil terus memperhatikan layar yang terlihat jumlah persen aliran data yang sudah berhasil diambil.

KAMUFLASE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang