Tiga Puluh Delapan: Rencana

110 14 1
                                    

Suasana di apartemen milik Ariana benar-benar masih menunjukkan ketegangan. Pasalnya, Ariana masih saja menatap dengan sengit sosok Mahatma secara terus menerus, membuat Mahatma sedikit tidak nyaman. Walau sejujurnya, ia benar-benar tidak mempermasalahkan hal tersebut.

Jarak antara Ariana dan Mahatma sudah sengaja dipisahkan. Tana duduk bersama Ariana, sementara Gantara dan Mahatma bersebelahan. Hanya Abelia yang duduk sendirian pada sebuah sofa single.

Sedari tadi obrolan yang terjadi hanya sebatas Tana yang berbasa basi kepada Mahatma, serta Abelia dan Gantara yang ikut menyahut beberapa hal. Sedangkan Ariana masih belum membuka suara.

Mereka berlima tengah menunggu seseorang lainnya yang memang terlihat dalam proses investigasi mereka. Sosok yang sudah bekerja sama serta mengetahui identitas Ariana lebih dahulu dibandingkan Mahatma. Ariana tidak ingin menunda permasalahan yang belum jelas ini sampai besok sesuai dengan saran dari Tana.

Suara bel pintu tanda seseorang datang pun membuat Abelia yang berinisiatif membukanya. Tak berapa lama kemudian, gadis itu kembali dengan sosok seseorang yang memang mereka tunggu-tunggu.

"Lah lo?!" Mahatma yang terkejut melihat sosok seseorang yang dimaksudkan oleh Ariana, Abelia dan Gantara pun terkejut.

Sementara orang tersebut hanya menatap Mahatma acuh kemudian mengambil tempat disebelah Ariana yang memang masih muat.

"Kenapa emang?" Tanya Abelia penasaran dengan reaksi yang diberikan oleh Mahatma.

"Lo semua seharusnya mencurigai dia, bukan gue. Udah jelas-jelas yang bermasalah dengan Vinara selama ini adalah dia, bukan gue." Mahatma menjelaskan opininya.

"Dia lebih bantu banyak dibandingkan lo." Ariana membuka suara. Mahatma hanya memandang nya dengan tatapan yang sulit diartikan.

Sementara orang tersebut yang sedang menjadi tokoh utama pembicaraan hanya terus diam dan menatap tajam Mahatma diseberang nya.

"Gue cepet aja. Alasan kenapa gue mau ngumpulin lo berdua adalah untuk bertanya perihal buku yang ditinggalkan oleh Vinara. Dimana buku tersebut berisi beberapa informasi yang penting dan menarik menurut gue."

Ariana mengeluarkan buku yang ia temukan dikamar milik Vinara.

"Di buku ini Vinara meninggalkan sebuah inisial nama hanya dengan satu huruf yaitu 'M'. Dan kita serempak mikir bahwa itu adalah Mahatma. Maka dari itu, dia ada disini sekarang karena memang Mahatma menjadi tersangka utama kita. Menurut lo gimana, Yos?" Ariana bertanya kepada seseorang disebelahnya.

Ya, orang yang baru datang dan kehadirannya membuat Mahatma terkejut adalah Yosina. Seseorang yang sudah bekerja sama dengan Ariana beberapa hari ini.

Yosina menatap sekilas buku tersebut kemudian tertawa terbahak-bahak. Ia tidak menyangka dengan kesimpulan yang diberikan oleh Ariana. Menurutnya hal tersebut sangatlah lucu dan sebuah kesimpulan kilat yang dibuat seseorang. Ibaratnya, sebuah kesimpulan hanya berdasarkan apa yang dilihat tapi tidak dicari tahu lebih lanjut.

"Lo semua mikir bahwa 'M' ini adalah manusia itu? Mahatma?" Yosina menunjuk sosok Mahatma yang dibalas tatapan tajam cowok itu.

Abelia dan Gantara mengangguk mewakili Ariana juga. Lalu Yosina menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Udah berapa lama kalian cari tahu informasi Vinara? Mahatma itu bukan tokoh utama dalam cerita yang dituliskan Vinara disini. Gue juga udah bilang ke lo, Mahatma cinta sepihak." Yosina berucap dengan tegas sambil menunjuk buku peninggalan Vinara tersebut.

"Kenapa lo bisa yakin gitu?" Ariana bertanya penasaran dengan sudut pandang Yosina.

"Karena sosok yang dicintai oleh Vinara memang bukan Mahatma. Semua anak di Anthurium mikir bahwa mereka punya hubungan karena kedekatan mereka yang begitu intens. Terlebih Vinara juga deket sama cowok cuma dengan Mahatma aja."

KAMUFLASE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang