Ariana memandang ke arah jendela kamar apartemen nya dengan malas. Hari ini ia memutuskan untuk membolos. Panggilan dari sekolah sudah memenuhi ponselnya.
Kejadian Ariana ditangkap petugas keamanan pun sudah sampai ke telinga kepala sekolah dan guru konseling. Ariana malam itu dibebaskan oleh petugas keamanan dengan syarat bahwa ia harus datang bersama orang tua dan harus menerima hukuman keesokan harinya.
Abelia menelfon Hadinata untuk meminta bantuan. Kemudian laki-laki yang sudah seperti ayah bagi Ariana itu mengirimkan ajudannya sebagai wali dari Ariana. Karena Hadinata tidak bisa datang sebagai wali dari Ariana, itu membuat banyak pertanyaan nantinya.
Dan keesokan harinya setelah kejadian itu, Ariana memutuskan untuk tidak masuk ke sekolah. Ia juga mengabaikan beberapa pesan dari sekolah yang mengharuskan Ariana datang untuk menerima hukuman. Yosina mengirimkan pesan padanya terkait berita Ariana yang diam-diam memasuki sekolah saat malam hari sudah tersebar, banyak gosip simpang siur. Tapi, Yosina tidak menemukan hal-hal yang menyangkut identitas asli Ariana. Membuat gadis itu berterima kasih pada Yosina karena telah dengan sukarela memberikan informasi apapun selama ia tidak masuk.
Suara ketukan terdengar di pintu kamarnya, "masuk." Ariana menjawab pelan tanpa melihat ke arah orang yang melakukan hal tersebut.
Langkah kaki terdengar pada telinga Ariana, sampai akhirnya sebuah pelukan terasa pada tubuh gadis itu. Ariana sangat nyaman, harum tubuh seseorang yang beberapa hari tidak bersamanya itu menyeruak.
"I miss you so bad." Bisik orang itu tepat pada telinga Ariana. Membuat beberapa bulu kudu Ariana terbangun, "i miss you too." Ariana menjawab.
Wajah Tana terlihat dihadapan Ariana. Cowok itu membalikkan tubuh kekasihnya. Tana merapihkan anak-anak rambut milik Ariana, "aku udah denger kejadian kemarin dari Abelia dan Gantara. Dan hari ini juga kamu memutuskan gak masuk ke sekolah itu, kamu yakin gak apa-apa? Maaf, ya beberapa hari ini aku gak ada di samping kamu karena harus temuin keluarga aku disini."
Ariana tersenyum, "aku gak apa-apa. Dan kamu juga gak perlu minta maaf, keluarga kamu juga berhak atas diri kamu kan." Ariana menjawab dengan tatapan yang tenang. Tana mengecup bibir Ariana kilat.
"Mau ikut aku gak? Kita udah lama gak ke club, biasanya di US kita sering kesana bareng Abelia dan Gantara untuk hilangin penat." Tana menawarkan, membuat Ariana tersenyum.
"Boleh!" Balas Ariana semangat. Entah mengapa bertemu dengan Tana membuat suasana hatinya membaik.
Seharian, Ariana hanya menatap ke arah jendela sambil memikirkan bahwa ia benar-benar akan gagal dalam misi kali ini. Tapi, melihat wajah Tana semua sirna begitu saja. Tana memang sosok yang mampu membuat nya nyaman dan tenang.
"Apapun yang saat ini kamu khawatirkan, aku yakin itu cuma sebuah ketakutan dalam pikiran kamu. Ariana, aku yakin kamu bisa selesaikan semuanya." Tana berucap, seperti paham dengan apa yang saat ini sedang Ariana rasakan.
"Makasih, ya Tana. Aku beneran gak tau lagi harus apa kalau gak ada kamu. Kamu selalu berhasil buat ke khawatiran aku itu sirna gitu aja," ujar Ariana sambil memeluk tubuh Tana.
"Gak perlu makasih karena itu udah jadi bagian dari tugas aku sebagai pacar kamu," balas Tana dengan yakin sambil membelai rambut Ariana dengan sayang.
***
Abelia, Ariana, Gantara dan Tana sudah berada pada club ternama didekat kawasan apartemen mereka. Keempatnya membuka table.Ariana terus saja meneguk beberapa minuman dengan kadar alkohol yang cukup tinggi, "doyan apa stress bu?" Goda Abelia yang dihadiahi tawa semua.
Ariana tidak perduli, ia saat ini hanya ingin menghilangkan beban pikirannya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMUFLASE [COMPLETE]
Teen FictionKedatangan seorang murid baru pada Anturium High School membuat beberapa fakta dan kebenaran terkuak. Sekolah yang terkenal dengan segala hal elite nya menyimpan rahasia yang mengejutkan. Semua orang bertanya-tanya siapakah gadis bernama Ariana Kaia...