Delapan Belas: Selidiki

119 17 0
                                    

Hari Sabtu adalah hari dimana Ariana akan menyatukan segala informasi yang dia dapat selama menyamar menjadi murid sekolah menengah atas di AHS dari hari senin hingga Jum'at. Seperti biasanya, Ariana akan berkumpul di apartemen milik dia. Bahkan Gantara dan Rabella pun rasanya sudah menjadikan apartemen itu sebagai tempat tinggal sementara mereka selama menjalani misi kali ini.

Ariana pun merasa senang-senang saja, karena ia tidak harus merasakan kesendirian pada apartemen yang ia beli dari dua tahun lalu itu. Apartemen itu dibeli Ariana dengan sengaja, untuk tempat tinggal sementara ketika sedang berlibur atau pulang ke negaranya.

"Udah dapet list rival Hadinata?" Ariana mendekati meja Gantara yang sedang fokus mengolah banyaknya data dan angka pada komputernya, berusaha membobol sistem AHS yang sangat sulit walau menggunakan alat canggih yang mereka punya.

"Kayaknya Pak Hadinata udah kirim ke email, gue belum cek." Abelia menyahut dari kejauhan. Gadis itu sedang mengecek beberapa website dan artikel yang memberitakan kematian Vinara. Menyatukan segala detail kecil yang tersebar di media. Rata-rata semua sama yang diberitakan.

Ariana kemudian membuat komputer miliknya, ia membuka sebuah email baru dan ternyata benar dari atasannya atau orang yang sangat berjasa dalam hidupnya, Hadinata. Satu-satunya orang yang bisa membawa Ariana kembali pada pekerjaan ini. Pekerjaan yang sebetulnya sangat ia sukai.

Ariana membuka sebuah dokumen yang dilampirkan disana. Terlihat pesan yang juga masuk dari pengirimnya.

DATA PESAING HADINATA CORP
Dari: hadinatawicaksana@gmail.com
Kepada: aga.agent@gmail.com

Saya selalu berterima kasih dengan kalian karena masih mau bekerja sama dengan saya. Saya tau kemampuan kalian sangat hebat, saya percaya dan saya serahkan ke kalian untuk menyelesaikan kasus ini. Jika butuh apapun, kabari saya.

📑 Data pesaing Hadinata corp
----------------------------------------------

Ariana melihat deretan nama yang tertera disana. Ada 20 orang yang semua memang pengusaha ternama. Mata Ariana memicing kala melihat beberapa nama yang tidak asing baginya.

"Gantara! Coba lo cari tau soal latar belakang keluarga dua nama ini." Ariana berucap kepada Gantara. Alih-alih menjawab, Gantara berjalan menghampiri Ariana. Disusul Abelia. Keduanya saat ini berada di sisi kanan kiri Ariana. Ikut memperhatikan deretan list nama yang dikirimkan oleh Hadinata.

"Atmaja dan Bahmani?" Tanya Gantara memastikan, "Iya mereka. Tapi, yang lain juga tetep dicari. Cuma, gue pengen kedua ini diutamakan. Sama cari, siapa saja keluarga atau anak mereka yang sekolah di AHS." Perintah Ariana diangguki keduanya.

"Lo kenapa nge highlight dua ini?" Abelia penasaran, "Bahmani nama keluarga Salman, salah satu murid di kelas gue yang juga akrab sama gue. Pacarnya Rea, temen sebangku gue. Kalau Atmaja, gue penasaran aja. Siapa keturunan dia," jelas Ariana.

"lo perlu tau nama-nama anak murid atau temen sekelas lo yang gak bermasalah sama Hadinata gak? Buat memperkecil kemungkinan pelakunya aja." Tawaran Gantara diangguki Ariana, "Boleh." Gantara mengangguk.

"Lo curiga sama siapa saat ini?" Tanya Abelia penasaran, Ariana terdiam dan berfikir sejenak, "Semua gue curiga. Kita gak pernah tau yang terlihat baik apakah benar-benar baik dan yang terlihat buruk nyatanya benar buruk. Saat ini semua di AHS adalah pelaku menurut gue," jelas Ariana yakin.

"Na! Gue nemu hasil pencarian yang buat lo pasti kaget," ujar Gantara kemudian berjalan kembali menuju meja komputer nya. Ariana dan Abelia mengikuti cowok itu.

"Lo nemu apaan?" Abelia bertanya penasaran, "Nih gue kemarin cari tau soal Yosina orang yang lo bilang beberapa hari lalu. Kalau gue gak salah, lo bilang dia sempet bully Vinara terus kan?" Gantara memastikan dan diangguki Ariana.

"Dia ternyata berasal dari keluarga yang punya hubungan baik dengan Hadinata. Bahkan Vinara dan dia sempat dekat waktu sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama. Tapi, mendadak berubah ketika masuk SMA." Gantara berucap sambil menunjukkan hasil pencarian nya. Disana terlihat foto keluarga Yosina, foto masa kecil dia dengan Vinara, latar belakang keluarga mereka yang dekat dengan Hadinata dan beberapa kerja sama bisnis diantara keduanya. Orang tua Yosina juga pemilik salah satu media berita ternama, dan media tersebut satu-satunya yang tidak meliput kematian Vinara. Mungkin karena  hubungan dekat dua keluarga dan menghargai kematian Vinara.

"Waduh makin gak ketebak siapa pelakunya." Abelia menjawab dengan pusing, "Tapi menurut kalian kecil kemungkinannya kalau dia yang bunuh Vinara?" Ariana bertanya, "Iyalah jelas! Kalau misalnya dia lakuin itu, secara otomatis dia seperti orang yang sengaja mengeluarkan diri dari keluarga besarnya. Hubungan bisnis antara keluarga dia dan Hadinata itu jelas membantu keluarga dia untuk berkembang. Dari pencarian yang gue cari, Hadinata itu membantu perusahaan keluarga Yosina supaya gak bangkrut 10 tahun yang lalu. So, gak mungkin dia lakuin hal nekat seperti bunuh Vinara." Penjelasan Gantara menurut Ariana masuk akal. Tapi, kita tidak pernah tahu perasaan manusia.

"Tapi, apa alasan dia bully Vinara? Itu menurut gue salah satu hal yang bisa jadi pemicu dia melakukan hal nekat seperti bunuh Vinara. Yosina masih jadi tersangka dimata gue," balas Ariana final.

"Nah itu adalah salah satu hal yang harus lo cari tau," balas Gantara. Ariana hanya mengangguk, "Gimana ya caranya, dia tuh tiap kali berhadapan sama gue kayak orang mau ngajak ribut."

"Ributin lah sekalian, berantem kalau perlu. Lo kan jago bela diri," sahut Abelia dengan asal. Gantara hanya tertawa, "Justru itu yang bahaya. Ariana bisa bunuh Yosina," balas Gantara.

"Gue emang mau bunuh dia banget. Gara-gara dia, gue habis jadi bahan gosip satu sekolah dan dibenci banyak orang. Hobi nya nyari masalah dia tuh," ujar Ariana tidak habis pikir.

Tidak berapa lama, ponsel Ariana berbunyi. Ada panggilan masuk berupa video dari Rea.

"Mampus gue Rea ngajak video call." Ariana berucap panik, "Diluar lo sono!" Usir Gantara yang sama paniknya.

"Ujan woi, basah gue." Balasan Ariana dibalas tatapan malas Gantara, "ruang tv bodoh!" Mendengar jawaban itu Ariana hanya bisa ber 'oh' ria, sementara Abelia tertawa.

Ariana berusaha mendapatkan posisi yang tepat lalu menerima panggilan video tersebut. Terlihat Rea yang tengah berada dalam mobil, disampingnya ada Salman.

"Na! Hangout yuk! Gue sama Salman mau ke Yourbee Club. Disana ada anak-anak lain juga termasuk Barraham juga." Ucapan Rea membuat Ariana berucap dalam hati, jamannya sekolah dulu mana pernah hangout ke club seperti itu. Palingan juga warkop atau cafe. Dan lagi, apakah boleh masuk club jika belum 22 tahun? Setau Ariana, tempat seperti itu ada minimal umurnya dan harus menunjukkan identitas.

"Emang lo semua bisa masuk?" Pertanyaan Ariana dibalas senyum Rea,"Bisa dong. Itu club punya Barraham." Mendengar jawaban Rea, Ariana hanya bisa mengangguk.

"Gue gak bisa minum alkohol dan ketempat begituan," balas Ariana bohong. Sebenarnya, bukan dia tidak bisa. Hanya saja, ia tidak mau. Toleransi alkohol milik Ariana cukup besar, namun ketika sudah dalam keadaan tidak sadar ia bisa saja melakukan hal aneh. Terakhir kali dia ke club bersama dengan Gantara, Rabella dan Tana. Ia diceritakan bahwa ia memaksa Tana untuk mencium nya secara terus menerus. Dan Ariana tidak ingin memaksa seperti itu ke orang lain selain Tana. Dengan Tana saja, ia malu walau sudah berstatus kekasihnya sejak lama.

"Yah, padahal seru loh. Yaudah deh, gue mau sampai nih. Lo kalau mau nyusul, gue kirim alamatnya sekarang." Mendengar kalimat yang Rea katakan, Ariana hanya mengangguk paham.

"Have a fun kalian!" Selepas kalimat itu terucap dari bibir Ariana, panggilan terputus.

Ariana menyandarkan dirinya pada sofa, ia benar-benar pusing dengan pergaulan anak jaman sekarang. Bisa-bisa nya bermain di club seperti itu.

To be continue....

KAMUFLASE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang