DEJAVU 15

1.2K 136 30
                                    

Samudra mendekat anak nya dan membuat Kana semakin menjauh, jarak dekat itu seakan membuat tembok tinggi antara ayah dan anak.

Kana benci dengan kemarahan nya yang menjadi air mata. Dia tidak ingin lagi menangis di depan papa nya, tapi kenapa semua nya kacau, kenapa Kana tetap sakit dengan sikap papa nya.

"Kana kau salah nak, kau adalah anak kandung papa, darah daging papa yang sangat papa sayang dan nantikan kelahirannya dulu. Papa hanya reflek melemparkan itu, untuk menghentikan perkataan tidak sopan mu. Papa datang kesini dengan baik dan meminta Lion agar tinggal bersama mu, kenapa kamu sangat keras kepala tidak mau menerima saudara mu sendiri?" Jelas Samudra dan karna perkataan itu semakin membuat nya jauh dari sang anak.

"Jika memang anak yang selalu kau bangga kan ingin tinggal di negara ini, carikan dia tempat lain. Aku tidak mau berbagi denga nya, bahkan bernafas di satu ruangan bersama nya sangat menjijikkan! Carilah tempat lain dan jangan menginjakkan kaki di rumah ku!" Tekan Kana.

Adaline yang hendak menimpali di kaget kan dengan bantingan pintu, mereka melihat ke arah pintu mendapati seorang pria dengan nafas yang memburu dan mata tajam nya.

Lion berdebar melihat pria yang sangat dia sukai berada disini, perasaan nya semakin besar untuk pria tampan itu.

"Kana... " Lirih Mew langsung mendekap tubuh ramping itu erat dan mengucap kan kata maaf karna datang terlambat.

"Hiks Mew bawa aku pergi... " Isak Kana dalam pelukan Mew.

Mew melepaskan pelukan itu dan menangkup pipi tembam Kana, tangan dingin nya bergetar melihat dahi itu berdarah.

Kedua kali nya Mew kembali menahan tangis nya karna seorang pria.

"Maaf Kana. Maafkan aku... " Bisik nya pelan.

"Aku tidak ingin disini hiks." Seru Kana terisak.

Mew menganggukkan kepala dan membawa Kana pergi namun langkah nya terhenti karna suara dari seseorang yang menjadi papa dari Kana.

"Lepaskan anak saya." Tekan Samudra.

Mew menatap pria itu tanpa rasa takut dan mendesis tajam. "Urusan ini akan di bereskan oleh pengacara ku, aku akan membawa ini ke meja sidang." Mew kembali membawa Kana pergi dari sana.

Mereka berjalan ke rumah Mew yang dekat dengan rumah Kana.

Davikah yang melihat anak nya datang dengan seseorang yang mirip dengan Gulf segera mendekat.

"Mew kenapa dengan Kana?" Ah Davikah memang sudah mengetahui nama pria ini dari Namtan.

"Ma tolong obati dahi Kana aku mempunyai urusan yang harus di selesai kan." Pinta Mew.

"Iya iya ayo masuk dulu." Davikah mengambil kotak p3k dan duduk di dekat Kana.

Perlahan dan lembut Davikah mengobati luka di dahi Kana, "Apakah sakit?" Tanya Davikah membuka suara.

Kana menggeleng karna memang ini tidak sakit tapi luka di hati nya sangat sakit.

Kana memejamkan mata agar tidak kembali menetes kan air matanya, dia malu jika harus menangis di depan orang lain.

"Keluarkan jika memang ingin menangis tidak perlu malu. Jika di tahan itu bisa sangat sesak, aku tidak akan memberitahu orang jika kamu menangis." Ujar Davikah lembut.

"Aku sudah menangis sejak tadi tapi rasanya juga masih menyakitkan."

"Kamu ingin menceritakan sesuatu? Tante akan mendengarkan dengan baik." Tawar Davikah.

Kana menatap wajah ibu dari Mew yang masih sangat cantik dan mata dari ibu Mew mirip dengan milik nya, coklat madu.

Melihat Kana yang tetap diam Davikah kembali berucap.

"Tidak apa jika tidak ingin menceritakan sesuatu tapi jika butuh pelukan dan tempat untuk keluh kesah, tante siap mendengarkan semua nya. Kana jangan merasa sendiri okey?" Tangan Davikah mengusap rambut Kana penuh kasih.

Kana menggigit bibir dalam nya merasakan usapan di kepalanya.

"Boleh tante peluk kamu?" Tanya Davikah kembali.

Kana mengangguk cepat dan tubuh nya langsung merasakan pelukan hangat dari Davikah.

Hati Kana di selimuti kehangatan.

Sudah sangat lama dia tidak merasakan pelukan dari seorang ibu, ini sangat menghangatkan.

Davikah memeluk tubuh Kana dengan sayang dan mengelus punggung Kana pelan.

*****

Mew kembali masuk ke dalam rumah Kana yang sudah terdapat pengacara nya dan dia duduk di dekat pengacara nya.

Off mendekat kan bibirnya pada Mew dan membisikkan sesuatu.

"Mew gila lo mau nuntut keluarga Willson?" Bisik Off.

Mew mengabaikan itu dan menatap datar pada Samudra.

Samudra tidak takut dan menatap lebih datar pada Mew dengan tangan mengepal di bawah meja. "Apa hubungan mu dengan anak ku?!" Dingin nya.

"Aku kekasihnya." Lugas Mew tanpa ragu.

Lion terkejut dengan pernyataan itu dan menatap papa nya dengan sendu karna pria yang dia cintai di rebut oleh adik nya.

"Lepaskan anak ku." Samudra tidak tega jika melihat anak nya menatap dengan sedih.

"Apa hak mu?"

"Aku papa nya."

"Papa yang gagal menjadi pelindung untuk anak nya?" Sarkas Mew tanpa takut.

Samudra menggertak kan gigi nya karna pemuda ini sangan berani padanya.

"Aku bisa membuat mu jatuh dengan kekuasaan ku---" Ucapanya terpotong karna tawa dari Mew yang terkesan mengejek.

"Bukan kah kekuasaan kita seimbang? Bahkan aku berada di tingkat nomor dua, keluarga ku berada di atas mu." Ejek Mew.

Off mengumpat dalam hati karna perkataan sombong dari teman nya, kepala Mew apakah terbentur sesuatu karna berani melawan Willson?

Dia masih bingung disini. Sebenarnya siapa yang sedang di bicarakan, apa yang dia lewatkan sampai tidak tahu jika Mew memiliki kekasih.

"Lepaskan Kana dan menikah lah dengan anak ku Lion." Tegas Samudra.

Alis Mew terangkat mendengar itu, apakah pria tua ini gila?

"Mengorbankan kebahagiaan putra kandung mu hanya untuk pria yang tidak memiliki hubungan darah dengan mu? Kau mempunyai otak kan?" Tanya Mew.

Samudra menatap tajam pada Mew. "Lion mencintaimu jadi tinggalkan Kana, dia bisa mencari orang lain tapi Lion hanya bahagia jika menikah dengan mu." Ucap nya tidak mau tidak bantah.

Off menatap aneh pada Samudra pria ini memang sepertinya tidak memiliki otak.

"Kana sedang hamil anak ku, bagaimana bisa aku meningalkan dia?" Bohong Mew.

Deg.

Lion menatap tidak percaya pada Mew dan rasa benci terbesit di hati nya untuk Kana, adik tirinya selalu mendapatkan apapun kenapa dia tidak?!

Kenapa harus Kana yang mendapat kan kebahagiaan bukan dirinya?

Lion sekarang benar-benar membenci Kana dan akan membuat hidup Kana menderita, dia iri karna hidup Kana yang beruntung.

Terlahir dari keluarga kaya dan mendapatkan Mew yang sangat dia cintai.

Lion tamak dan di butakan dengan ke irian terhadap Kana, dia benci dengan Kana.

Tuhan tidak adil.

DEJAVU S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang