DEJAVU 39

1.1K 151 39
                                    

Pecahan kaca itu berserakan di ruang tamu yang membuat semua orang disana terpekik dan dengan cepat menyingkir.

"Win!" Bright membentak kekasih nya yang hampir melukai seorang gadis dalam pelukan nya.

Win menatap bengis pada Bright yang memeluk kakak nya, hatinya di siram kembali oleh luka baru.

Tu yang berada dalam pelukan Bright bergetar hebat karna rasa kaget akibat bantingan vas bunga.

"Dimana sopan santun kamu?!" Bentak Andre pada anak bungsu nya.

Win tersenyum miring. "Sopan santun?" Matanya bergulir menatap pada pria yang pernah menjadi cinta pertama untuk nya.

"Papa pernah ngajarin apa soal sopan santun buat aku?" Sarkas Win tak kenal takut lagi.

"Win.. " Sarah menggeleng kan kepalanya pada Win agar tidak kembali membantah.

"Kamu...!!" Andre seakan kehilangan kata untuk membalas putra nya.

"Apa?! Mau pukul aku lagi? Pukul pa! Pukul aku, sampe aku mati!" Teriak Win.

Tanpa sadar setitik air matanya jatuh. Win benci diri nya sendiri karna setiap rasa emosi nya muncul, maka air matanya pun akan turut muncul. Win tidak mau di anggap lemah.

"Bunuh aku pa... Buat apa aku hidup kalo alasan aku bertahan di ambil sama orang lain? Alasan apalagi buat aku bertahan? Kebahagiaan aku direbut. Apa yang harus aku jadiin alasan?" Win kehilangan semuanya. Tuhan seakan mengambil semua orang yang menjadi alasan nya untuk bertahan, apakah sebenci itu tuhan padanya.

Win tahu Tuhan memberi cobaan padanya karna tuhan tahu dia kuat, tapi cobaan ini sudah dibatas kemampuannya. Hatinya sudah remuk tak tersisa, bahkan untuk di rakit kembali terlalu mustahil.

Sehancur itu hatinya sekarang.

Semua orang mematung melihat pemuda yang biasanya membangkang itu menangis penuh kesakitan.

Bright bahkan tergugu di tempat nya berdiri melihat kekasihnya menangis dan tidak bisa dia beri sebuah pelukan.

"Aku itu anak kalian kan? Kenapa papa sama mama perlakuin aku beda? Sebenarnya kalian tuh sayang gak sih sama aku? Ma, apa gak pernah sedikitpun mama anggap aku anak mama? Apa mama sekali pun gak punya rasa sayang buat aku?" Tanya Win menatap wanita yang telah menjadi ibu nya selama bertahun-tahun. Ibu yang dia dambakan kehadiran nya, berharap dapat dia temukan di dalam diri Sarah tapi ternyata salah.

Win tidak menemukan sosok itu yang dia temui adalah sosok manusia tanpa hati.

"Papa tau kan Bright itu kebahagiaan aku? Papa pasti sudah dengar bagaimana cintanya aku sama Bright, tapi kenapa? Kenapa.... Papa suruh Bright nikah sama kakak? Aku anak papa juga... Hati aku sakit pah... " Win melangkah mundur meremat dadanya sendiri yang terasa begitu sakit seperti tertusuk oleh ribuan anak panah.

Andre menggeleng lemah, "Apa salah nya buat mengalah sama kakak mu, Win? Diluar sana masih banyak pria yang bakal kamu temui, banyak yang suka sama kamu. Kamu bakal ketemu sama orang yang jauh lebih baik dari Bright kan? Kenapa kamu gak pernah mau ngalah sama kakak mu?" Andre hanya ingin memberi putri nya kebahagiaan, apa salah nya? Andre hanya ingin menjadi sosok cinta pertama untuk anak gadis nya, tapi kenapa salah?

"Mengalah? Sampai kapan? Sampai kapan aku harus ngalah sama kakak? Sampai aku mati, iya?! Kalian selalu utamain dia karna punya fisik yang lemah? Kalian mikir soal aku engga? Mental aku rusak dan itu karna kalian, yang sakit disini bukan cuma kakak, tapi aku juga!" Win menunjuk dirinya sendiri, matanya memerah namun terlihat berang akan perkataan papa nya.

"Bright itu punya aku! Dia kebahagiaan aku, kakak juga bisa cari pria lain diluar sana yang jauh lebih baik dari Bright. Tapi aku gak bisa pah... Cuma Bright yang aku mau, aku sudah melabuhkan semua kehidupan ku buat dia, cinta ku habis buat Bright dan gak tersisa buat pria lain lagi." Ucap Win secara jelas agar papa nya mengerti seberapa penting nya Bright untuk dia.

DEJAVU S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang