DEJAVU 54

596 69 21
                                    

Senyum nya tidak pernah luntur dari wajah nya yang cantik nan manis bahkan binaran mata pria itu terlihat sangat bahagia.

Dia memilih banyak baju bayi dan membeli banyak mainan, "Tolong berikan aku model baju ini untuk anak usia 2 tahun." Kana menyerah kan model baju kepada pelayan.

"Baik tuan." Pelayan itu pergi.

Kana menunggu sambil mendorong stroller dan kembali memilih banyak mainan.

Tanpa sadar bahwa yang semua ia lakukan dilihat penuh iba oleh seseorang, Joss.

Joss melihat tak jauh pria manis yang dia incar sedang memilih pakaian anak dan mainan.

"Ini tuan." Pelayan itu kembali membawa baju yang di minta oleh Kana.

Kana mengambil nya dan mengucapkan terimakasih.

"Bisa tolong bantu aku memilih pakaian? Aku tidak terlalu paham.. " Senyum Kana kecil.

Pelayan itu dengan senang hati mengangguk kan kepalanya.

"Anak ku laki-laki seperti nya warna biru bisa di gunakan kan?" Tanya Kana.

"Tentu saja dan pasti akan sangat tampan." Respon pelayan itu.

"Ya pasti."

Setelah membeli banyak dia mulai membayar dan membawa belanjaan nya ke mobil.

Kana mengendarai mobil nya dan melihat dari kaca, matanya berubah memerah dia mulai terisak lagi.

****

Saat tiba dirumah di bantu oleh maid membawa belanjaan nya ke kamar atas samping kamar utama milik nya.

Maid meletakkan belanjaan sang tuan di meja.

"Tolong buatkan susu dan bawa biskuit ya." Ujar Kana membuat maid itu langsung mengangguk dan pergi.

Dia menutup pintu dengan pelan dan turun saat di dapur melihat kepala pelayan sedang membuat susu dan meletakkan biskuit di nampan.

"Biar aku saja yang membawa ke atas." Ujarnya.

Maid itu mengangguk dan menundukkan kepala dengan sedih. Mereka semua tau bagaimana sang tuan menderita selama ini tapi ini terlalu larut.

"Kalian sudah boleh istirahat dan jangan berada dirumah utama sampai aku memanggil."

Kepala pelayan segara berjalan dan menaiki tangga saat sampai disana dia terdiam di depan pintu mendengar suara tangisan di dalam.

Air matanya ikut menetes tangan nya meremat nampan yang dia bawa. Tuhan sampai kapan menghukum tuan muda nya.

Dia tundukan kepala nya dalam-dalam dan dia tahan isakan nya.

Kana menata semua pakaian sang anak di lemari dan menyusun banyak mainan. Dia lalu duduk di ranjang dan menatap ke seluruhan kamar.

Kana mengambil sebuah bingkai yang terdapat foto usg putra nya. Tangan nya dengan lembut mengelus foto itu, "Mama membelikan kamu mainan." Ujarnya lembut.

Matanya memejam membuat setetes air mata terjatuh di pipi nya, "Mama... Membelikan kamu banyak baju, mama harap kamu menyukai nya... Maafkan mama jika tidak sesuai dengan yang kamu sukai." Lirih nya dibarengi dengan isakan.

Kana beranjak mengambil sebuah baju bayi dan memeluk nya, "Aku belum memakaikan dia baju ini."

"Aku belum melihat dan menggendong nya... " Tubuh nya merosot ke lantai dan tangisan yang sejak tadi ia tahan pecah.

"Axel... Kamu belum menyapa mama nak.. " Jika bisa, jika bisa Kana lebih memilih menggantikan sang anak yang harus mati.

Ini sungguh neraka baginya, setiap hari Kana tidak leluasa untuk bernafas.

DEJAVU S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang