Anne menyelinap keluar dari mansion megah itu dengan menggandeng seorang pria di belakangnya.
Saat berhasil menyelinap dia sedikit kasar menarik tangan Lion dan memegang bahunya.
"Jika kau ingin ku anggap sebagai keponakan, pergilah dari sini." Anne mengeluarkan sebuah paspor dan tiket pesawat serta dua kartu hitam.
"Bersembunyi dan kau harus melakukan operasi wajah!" Anne mengkode anak buah nya untuk membuka kan pintu mobil.
"Tapi Aunty bagaimana dengan mama?" Cemas Lion menatap pada mansion yang menjulang tinggi itu.
"Berhenti memikirkan wanita itu! Selamatkan dirimu dulu, jika keadaan sudah membaik kau bisa kembali kemari." Sentak Anne dengan suara yang tertahan.
Hendak menjawab tapi harus terhenti kala mendengar langkah beberapa orang mulai mendekati area belakang mansion.
"Cepat pergi." Anne mendorong keras Lion sampai masuk ke dalam mobil.
Lion dari kaca mobilnya memandang nanar pada mansion besar itu, dia berjanji akan kembali kemari dan mengambil hak nya.
Mobil van hitam itu berjalan melaju cepat meninggalkan Anne seorang diri yang langsung bersembunyi di balik pohon besar.
Sesaat dia menahan nafas kala langkah itu dekat dengan nya. Anne memejamkan mata memanjatkan doa agar tidak ketahuan secepat itu.
"Keluarlah." Nafasnya tercekat mendengar suara yang begitu dingin itu.
Badannya bercucuran keringat karna ketakutan yang tidak bisa dia tahan.
"Keluar sebelum anak buah ku menarikmu secara paksa!" Suara bentakan itu terdengar.
Anne perlahan keluar dari persembunyian nya matanya terarah menatap pada seorang pria tua yang memakai kaca mata sedang menatap nya.
Anthony menggertak kan giginya dia menatap tajam pada anak buah nya.
"Bodoh."
Bugh.
Pukulan tongkat terdengar berulang kali, "Aku benci seseorang yang lalai!" Bentak nya memburu.
"Seret wanita jalang itu." Anthony berlalu dari sana.
"LEPASKAN AKU!" Anne memberontak sekuat tenaga nya bahkan teriakan nya terdengar nyaring tapi di abaikan oleh mereka.
.
.
.Dari lantai atas Kana melihat nya menatap dingin pada kejadian yang dia lihat sejak tadi, matanya hanya datar sedikitpun tidak gentar dengan pemandangan yang dia lihat.
"Bii ayo turun kita harus pamit untuk berangkat ke hawai." Mew menghampiri istrinya dan mencium pelipis Kana.
Kana melepaskan tangan Mew yang memeluk nya membalikan badanya guna menatap sang suami.
"Bisakah kita tunda liburannya?"
Mew mengernyitkan dahinya, "Why?" Lembut Mew mengesampingkan rambut yang menutupi dahi Kana.
"Ada hama yang harus ku bunuh."
Pergerakan Mew terhenti dia menatap Kana dalam seolah mengatakan tidak suka dengan perkataan Kana barusan lewat tatapan.
"Biii--"
"Jangan menghalangi ku Mew!"
Mew dengan cepat mengambil tangan Kana mencium berulang kali tangan berkulit lembut tersebut.
"Calm down honey. Kau sedang membawa baby hm, biarkan hama itu dibereskan oleh kakek dan ayah." Ucap Mew.
Kana menyentak tangan Mew bahkan tanpa sadar dia mendorong bahu suaminya untuk menyingkir.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEJAVU S2
Fiksi Penggemarpria tampan yang masih tertaut dengan masa lalu nya dan begitu mencintai kekasih yang sudah lama pergi dengan membawa seluruh penyesal bagi nya. S2 DARI THIRTY DAYS FOR YOU!!