DEJAVU 16

1.1K 123 28
                                    

Namtan tidak sedikitpun mengalihkan tatapan nya dari Kana yang duduk di meja dekat sang mommy.

Di lihat dari mana pun pria ini sangat cantik dan manis. Pantas saja membuat kakak nya tergila-gila, Namtan menatap lekat ke wajah Kana dan menyadari luka di dahi pria manis itu.

"Namtan berhenti menatap Kana kamu membuat nya tidak nyaman." Ucap Davikah menyadari Kana yang risih dengan tatapan putri nya.

Namtan mengerucutkan bibirnya dan menelan makanan nya, "Kenapa dia bisa kesini? Apa kakak yang membawa nya?" Tanya Namtan bingung.

"Kana di bawa siang tadi kemari lanjutkan makan mu." Balas Davikah.

"Kana dahi mu terluka karna apa?" Tanya Namtan lagi mengabaikan Davikah.

Kana menyentuh dahi nya dan terpaksa tersenyum. "Aku jatuh dari tangga." Singkat nya.

Namtan menukik kan alis nya panik, "Harusnya di bawa di rumah sakit takut ada luka dalam di tubuh mu."

"Namtan kecilkan suara mu." Tegur Davikah yang kaget karena suara Namtan yang cempreng.

Dia meringis dan menyelipkan rambut nya di belakang telinga, "Maaf aku pasti mengagetkan mu." Sungkan Namtan.

Kana hanya mengangguk dan mereka kembali makan dengan ocehan Namtan yang mengadu kuliah nya membuat wanita itu sangat lelah dan pusing.

Malam ini mewah tidak pulang dan tadi memberikan kabar pada Davikah jika ada sesuatu yang harus dia urus.

Dan Mew meminta Kana untuk tetap tinggal di rumah bersama Davikah untui beberapa hari sampai urusan ini selesai.
.
.
.
.

Namtan duduk di dekat Kana yang sedang menatap langit malam dari balkon lantai satu. Dia juga membawa coklat hangat dan memberikan pada Kana.

Mereka berdua saling terdiam menikmati angin malam yang menerpa kulit mereka, langit malam membuat mereka terhanyut dalam keheningan.

Namtan meminum coklat hangatnya dan melirik pada Kana dan dia berdehem untuk membuka percakapan.

"Kamu ada hubungan dengan kakak ku? Dia tumben sekali membawa seseorang untuk datang ke rumah." Ujar Namtan tanpa basa-basi karna rasa penasaran nya sudah sangat besar.

Kana menyilang kan kaki nya dengan anggun dan itu semua tidak luput dari penglihatan Namtan.

"Aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Mew, kami hanya sebatas teman?" Bukan jawaban tapi malah pertanyaan sebagai balasan dari pertanyaan Namtan tadi.

"Kana aku hanya ingin memberi mu nasihat." Jeda Namtan melihat wajah Kana dari samping, "Jangan mudau jatuh cinta dengan kakak ku, aku tidak mau kamu tersakiti karna masa lalu nya yang belum usai. Aku tidak masalah kalian menjalin hubungan tapi setelah kakak ku benar-benar mencintaimu.." Sambung nya membuat Kana juga ikut menatap nya dan mata mereka bersibobrok dengan tatapan yang berbeda.

Jelas sekali di mata Namtan ada binar kagum untuk Kana, terlihat dari sinar bulan yang membuat arti tatapan mereka terlihat jelas.

"Apakah terlihat jelas jika aku mulai menaruh rasa kepada Mew?"

Namtan mengangguk tanpa ragu. "Aku bahagia jika dia memutuskan untuk menata masa depan nya, aku sangat bahagia dengan perkataan kakak ku. Tapi kenapa setelah kehadiran mu? Kenapa dulu dia tidak seperti itu, dia menolak dengan keras bahkan pernah membentak mommy karna di suruh melupakan Gulf, kenapa setelah kehadiran mu prinsipnya berubah?" Bingung Namtan.

Kana dengan tenang dan berwajah santai menyicip coklat hangat dari Namtan dan bibirnya menyunggingkan senyum yang menyimpan banyak arti.

"Karna aku mirip dengan kekasihnya di masa lalu." Entah kenapa Kana seakan enggan menyebutkan nama Gulf ada rasa aneh yang menjalar di hatinya setiap mendengar nama itu.

DEJAVU S2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang